Mendengar nama Todd Phillips pasti yang terbayang adalah sebuah film komedi penuh kegilaan yang konyol sekaligus kejutan. Tentu saja hal tersebut disebabkan oleh The Hangover yang benar-benar telah melekat pada diri Todd Phillips. Setelah kesuksesan film pertama The Hangover, Phillips lanjut menyutradarai sebuah komedi yang penuh kejadian gila dan tak terduga lainnya lewat Due Date yang bagi saya tidak terlalu lucu meski duo Downey Jr. dan Galfianakis terlihat kompak. Kemudian ia melanjutkan franchise dari The Hangover lewat film kedua yang masih sedikit mengibur meskipun masih jauh dari film pertamanya. Maka dari itu saat dia memproduseri Project X ini semua pasti berharap akan ada kegilaan dan kejutan lagi meski kali ini kursi sutradara diserahkan kepada Nima Nourizadeh yang menjalani debut layar lebarnya lewat film ini. Apalagi film ini masih berada di seputaran pesta mabuk-mabukan liar yang menjanjikan sebuah pesta paling liar yang pernah ada. Pastinya banyak kejutan, apalagi judulnya sudah terdengar misterius.
Cerita awal filmnya standar saja, yaitu tentang empat sekawan yang termasuk golongan loser dikalangan teman SMA mereka. Untuk menaikkan popularitas, salah satu dari mereka yakni Costa (Oliver Cooper) membuat sebuah rencana yang diberi nama "Project X". Dalam rencana itu, mereka berniat mengadakan pesta besar-besaran yang bertempat dirumah milik Thomas (Thomas Mann) yang saat itu sedang berulang tahun dan kedua orang tuanya sedang pergi berlibur selama akhir pekan. Maka setelah mereka pergi, rencana pesta gila tersebut mulai dilakukan. Pesta yang direncanakan akan penuh minuman keras, gadis seksi telanjang, narkoba dan tentunya pesta seks dimana mereka berempat berharap bisa tidur dengan setidaknya seorang gadis pada malam itu. Pesta itu rencananya "hanya" akan dihadiri oleh maksimal 50an orang, tapi lama kelamaan akibat pengumuman yang besar-besaran dan heboh, jumlah yang datang makin banyak hingga mencapai ratusan bahkan mungkin ribuan yang berakibat pesta makin tidak terkendali.
Disajikan dalam teknik mockumentary, pada dasarnya Project X tidak pernah punya jalinan cerita yang berbobot. Bahkan kalau boleh dibilang tidak ada plot yang jelas disini kecuali penyajian pesta besar-besaran yang makin lama makin kacau itu. Durasi awal hingga pertengahan dimana film ini menampilkan momen pesta-pesta liar bagi saya terasa begitu membosankan karena saat itu tidak ada hal menarik yang coba dimunculkan kecuali orang-orang yang mabuk, menari secara liar dan gadis-gadis telanjang yang bertingkah bitchy. Beberapa selipan konflik sebenarnya mengiringi pesta tersebut dan cukuplah membuat kantuk saya menghilang beberapa saat sebelum berlanjut lagi ke adegan pesta super liar namun agak membosankan untuk ditonton sebagai film tersebut. Momen komedi yang ada juga tidak terlalu lucu dan lebih sering gagal meskipun menjelang akhir saat pesta makin liar kelucuan yang ada sedikit bertambah. Penyajian mockumentary dalam film ini juga terkesan mengganggu karena dengan hanya satu kamera saja tapi seolah bisa menangkap semua momen yang ada dan memberi kesan dalam satu waktu bisa berpindah tempat secara cepat.
Saya sempat merasa bahwa naskahnya kebingungan untuk melangkah kemana dengan hanya menyajikan rangkaian pesta liar yang diselingi beberapa konflik. Namun ternyata saya salah. Ternyata Project X punya sebuah kejutan liar menjelang akhir disaat pestanya makin tidak terkendali. Momen membosankan yang hadir mulai menarik saat semuanya sudah makin kacau dan pertikaian dengan pihak kepolisian mulai pecah. Saat itulah film ini makin menyenangkan dan makin gila. Kegilaan tidak menghibur yang muncul saat pesta berubah jadi berbagai kegilaan yang total gila saat itu. Sangat menyenangkan melihat bagaimana sebuah hal kecil bisa membesar hingga menjadi tak terkendali. Jadi pada akhirnya sangat jelas bahwa Project X tidaklah berusaha menjadi komedi dengan cerita yang berusaha cerdas layaknya The Hangover. Masih tentang pesta tak terkendali tapi lebih menyoroti kebodohan yang benar-benar bodoh. Leluconnya tidak terlalu lucu, kecauli saat mendekati bagian akhir yang ada satu atau dua momen yang mampu membuat saya tertawa dengan kebodohan yang liar itu. Sempat membosankan tapi kebosanan itu mampu dibayar lunas saat semuanya makin liar dan akan menyajikan momen kegilaan yang bisa membuat penontonnya ternganga.
RATING:
Wah, mank udah main ya dibioskop?? Kok w nggak liat??? Ini gw juga nunggu nich... :(
BalasHapusHaha rental dvd doang bro
BalasHapus