Setelah sukses dengan debut penulisan naskahnya dalam Another Earth yang bagi saya sendiri termasuk salah satu film terbaik di 2011 lalu, nama Brit Marling mulai diperhitungkan baik sebagai penulis naskah ataupun sebagai aktris baru yang berbakat. Tahun ini selain membintangi Arbitrage bersama Richard gere dan membintangi The Company You Keep yang disutradarai Robert Redford, Marling juga kembali terlibat dalam penulisan naskah film yang disutradarai oleh Zal Batmanglij ini. Sound of my Voice sendiri cukup berprestasi diajang festival dimana film ini berhasil memenangkan Strasbourg European Fantastic Film Festival sebagai film terbaik. Layaknya Another Earth, Sound of My Voice juga punya nuansa indie yang kental dengan jalinan cerita unik dan masih sedikit menyinggung ranah science-fiction meski tidak menjadi sorotan utama. Setelah menulis tentang kembaran Bumi, kali ini Brit Marling akan mengangkat kisah tentang sebuah perkumpulan cult dan misteri yang menyelimuti perkumpulan tersebut.
Misteri tentang kebenaran dibalik identitas Maggie pastinya akan selalu berputar-putar di pikiran penonton sepanjang film ini berakhir. Saya sendiri selalu berpikir akan hal itu hingga akhirnya film berakhir dan saya sadar bahwa Sound of My Voice bukan mengenai itu. Tidak penting apakah segala hal yang dikatakan oleh Maggie benar atau tidak, karena Sound of My Voice pada akhirnya tidak akan menjawab itu semua. Menonton film ini bagaikan mengikuti berita tentang fenomena kemunculan UFO dimana kita sebagai penonton yang tidak langsung mengalami fenomena tersebut tidak akan tahu kebenaran yang sesungguhnya. Yah, karena pada akhirnya yang paling penting bukan "Apakah Maggie benar-benar berasal dari masa depan?", tapi lebih kepada rasa percaya yang dimiliki oleh masing-masing individu. Masing-masing individu pastilah punya rasa percaya yang mereka pegang teguh, dan tidak ada yang salah dalam kepercayaan seseorang karena itu menyangkut keyakinannya sendiri. Bagi saya film ini justru menyindir orang-orang yang menghujat para pengikut perkumpulan cult yang dianggap punya kepercayaan menyimpang, namun justru para penghujat tersebut tidak mempunyai sebuah kepercayaan dan keyakinan yang kuat dimana mereka selalu terombang-ambing tanpa satu pegangan yang pasti.
Di awal kita akan diajak melihat sepasang kekasih, yaitu Peter (Christopher Denham) dan Lorna (Nicole Vicius) yang sedang dibawa ke sebuah tempat. Mereka ternyata dibawa ke sebuah tempat rahasia dimana sebuah perkumpulan misterius berada. Peter dan Lorna ternyata sedang dalam proyek membuat dokumenter secara sembunyi-sembunyi. Mereka tertarik untuk membongkar rahasia dibalik perkumpulan cult tersebut. Salah satu rahasia dan misteri terbesar yang menyelimuti perkumpulan tersebut adalah keberadaan Maggie (Brit Marling), pimpinan perkumpulan tersebut yang mengaku berasal dari masa depan tepatnya tahun 2054. Maggie sendiri menjanjikan keselamatan bagi para anggotanya yang percaya akan kebenaran dirinya. Peter dan Lorna yang tidak percaya begitu saja akan kebenaran hal tersebut terus melanjutkan proyek mereka untuk menyelidiki kebenaran yang ada, sampai pada suatu momen dimana misteri makin rumit dan kepercayaan mereka mulai dipertanyakan.
Sound of My Voice masih punya aura dan semangat yang sama dengan Another Earth. Kesederhanaan dan nuansa indie yang kental serta alur yang berjalan lambat namun begitu mengikat dan penuh misteri menghiasi sepanjang film. Namun sekali lagi yang paling menonjol dalam film ini adalah kekuatan naskah yang ditulis oleh Brit Marling. Ceritanya punya segala kompleksitas mengenai kebenaran dan kepercayaan yang dibungkus dalam konteks misteri dan sci-fi. Tentu saja dengan jalinan cerita yang kompleks apalagi ditungjang dengan bujet yang minim Sound of My Voice berpotensi punya plot hole yang menganga lebar dan jalinan cerita yang beraksa dipaksakan. Namun berkat kekuatan naskahnya, film ini terhindar dari masalah tersebut dan tetap berjalan lancar dengan cerita yang enak untuk diikuti tanpa adanya permasalahan lubang yang besar pada ceritanya. Alurnya yang lambat perlahan akan mencengkeram penontonnya untuk ikut terlarut pada jalinan kisahnya. Kita akan diajak merasakan ketegangan yang intens dan juga diajak untuk ikut berpikir dan menyelami kisahnya.
Akan ada banyak kejutan yang dimiliki oleh Sound of My Voice. Selain itu banyak juga perenungan bagi para penontonnya yang disimpan oleh film ini. Mungkin akan terasa sedikit membosankan di pertengahan khususnya bagi anda yang tidak terbiasa dengan sebuah film beralur lambat dan low budget yang berarti akan terasa begitu sederhana dan mungkin akan disebut murahan. Tapi jika anda mampu bersabar maka film ini akan memberikan pengalaman yang memuaskan dan tidak jauh berbeda dari apa yang saya rasakan setelah menonton Another Earth. Brit Marling sendiri berakting bagus disini meskipun karakternya memang tidak menuntut sebanyak karakter di Another Earth tapi sudah membuat saya penasaran akan karya-karya berikutnya dari wanita 29 tahun ini. Karya Brit Marling berikutnya adalah naskah untuk The East, sebuah action-mystery yang kembali disutradarai Zal Batmanglij dan akan dibintangi Ellen Page, Alexander Skarsgard dan tentunya Brit Marling sendiri.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar