Novel Life of Pi yang ditulis oleh Yann Martel dan terbit pada tahun 2001 ini memang mendapat sambutan luar biasa dari para pembaca dan menjadi sebuah best seller. Novel inipun tidak lepas dari perhatian Presidn Amerika Serikat, Barrack Obama yang mendeskripsikan Life of Pi sebagai "an elegant proof of God, and the power of storytelling". Walaupun novelnya mendapat respon luar biasa, tetap saja banyak yang beranggapan bahwa untuk mengangkatnya kedalam media film sebagai hal yang nyaris mustahil. Beberapa nama sempat dikaitkan sebagai sutradara film ini mulai dari M. Night Shyamalan, Alfonso Cuaron sampai Jean-Pierre Jeunet. Semuanya berakhir dengan kegagalan dan makin menguatkan kesan novel ini sebagai sebuah kisah yang unfilmable. Sampai pada akhirnya datanglah Ang Lee sebagai sutradara. Lee sendiri sedang mencari momen kebangkitannya setelah Taking Woodstock gagal di pasaran dan tidak mendapat respon yang bagus dari para kritikus. Maka dimulailah proses pembuatan film yang berasal dari kisah yang katanya tidak mungkin difilmkan, dan filmnya sendiri akan muncul dalam format 3D!
Seperti yang kita tahu bahwa Life of Pi akan mengajak kita mengikuti petualangan Piscine Molitor atau yang dipanggil Pi (Suraj Sharma), seorang pemuda berusia 16 tahun yang harus berjuang hidup selama 227 hari diatas sekoci setelah perahu yang ia tumpangi tenggelam dan menewaskan semua anggota keluarganya. Selama terombang-ambing ditengah laut itu Pi tidak sendiri, karena ia juga bersama dengan Richard Parker, seekor Harimau Benggala yang sebelumnya adalah salah satu hewan di kebun binatang milik ayahnya. Tapi kisah yang akan disampaikan pada kita bukan hanya itu, karena diawal kita sudah diperkenalkan pada Pi yang sudah dewasa (diperankan Irfan Khan) dimana saat itu Pi sedang menceritakan kisahnya kepada seorang penulis (Rafe Spall). Kemudian kita akan dibawa melihat kisah hidup Pi sedari kecil yang penuh dengan warna-warni kehidupan. Sampai pada akhirnya setelah remaja Pi dan seluruh anggota keluarganya terpaksa pindah ke Kanada dengan menaiki perahu yang pada akhirnya akan membawa Pi pada sebuah petualangan luar biasa tersebut.
Paruh awal Life of Pi adalah sebuah kisah penuh makna yang dibalut dengan ringan. Mengikuti bagaimana sosok Pi kecil tumbuh dengan segala cara pandangnya tentang kehidupan, Tuhan dan agama tentu bukan sebuah konten yang ringan, namun Lee sanggup mengemasnya dengan balutan komedi yang membuatnya tetap terasa mudah diikuti. Kita akan dibuat tertawa dengan segala kepolosan dan tingkah polah Pi serta beberapa bumbu komedi lainnya. Namun dibalik itu ada berbagai makna yang muncul khususnya tentang makna dari sebuah agama, kepercayaan dan yang tentunya keberadaan Tuhan. Pi adalah seorang penganut Hindu, tapi ia juga menemukan sebuah kekaguman pada Yesus Kristus dan disisi lain ia juga melaksanakan Solat seperti umat Islam. Sekilas memang terlihat seperti sebuah kelucuan dan kepolosan seorang anak, namun dibalik itu kita akan diajak mmerenungi makna agama dalam hidup. Bagaimana nama Piscine (yang sering diplesetkan menjadi pissing) punya panggilan Pi juga punya makna didalamnya. Pi seperti yang kita tahu adalah sebuah angka tanpa batas, hal ini memperlihatkan bagaimana sosok Pi yang punya cara pandang yang tidak kaku dan bebas dalam semua hal termasuk tentang Tuhan dan agama.
Kisah tentang Pi yang belajar tentang kehidupan hingga percintaan terus terasa menyenangkan dan berwarna, sampai akhirnya tiba momen dimana ia dan keluarganya mengalami kecelakaan setelah kapal barang yang mereka tumpangi dihantam badai besar. Lee mampu menyajikan sebuah adegan yang terasa begitu mengerikan dan epic disini. Kekuatan alam yang begitu hebat mampu disajikan secara nyata. Saya sendiri ikut dibuat merasakan ketidak berdayaan terhadap kehebatan kekuatan alam tersebut. Ombak raksasa yang menyapu semuanya membuat saya begitu merasa lemah dan dibuat merinding. Hingga akhirnya kita sampai pada momen spiritual disaat Pi harus bertahan hidup diatas sekoci selama hampir setahun bersama harimau yang sanggup memangsanya kapanpun. Disinilah berbagai perenungan dan keindahan mencapai puncaknya. Bagaimana Pi harus bertahan hidup hingga bagaimana Pi berusaha memaknai segala hal yang menimpa dirinya, dan mengenai "Tuhan yang bertindak lewat cara yang misterius dan kadang sulit dimengerti manusia". Banyak yang bisa dipetik dari Life of Pi, dan bagi saya yang paling terasa adalah tentang suatu kepercayaan, kepercayaan dalam konteks apapun termasuk Tuhan dan hal-hal lainnya dalam hidup.
Pencapaian yang diraih oleh Life of Pi tidak hanya unggul pada kedalaman ceritanya belaka, karena salah satu faktor yang menjadi kekuatan utama film ini adalah sisi visualnya yang begitu indah. Dibalut dengan efek 3D yang tidak hanya sekedar gimmick tanpa makna. Ang Lee sanggup menghadirkan keindahan yang bahkan mengungguli apa yang sudah ditampilkan James Cameron dalam Avatar tiga tahun lalu. Mulai dari keindahan laut lewat ikan warna-warni dimalam hari, sebuah pulau berisi begitu banyak meerkat juga mampu terlihat indah, sampai kemunculan sebuah paus raksasa yang terasa bagaikan sebuah kemunculan dewa laut yang memancarkan keindahan begitu hebat, semuanya mampu divisualisasikan dengan menawan. Bahkan gambar-gambar sederhana seperti sekoci yang terhampar sepi ditengah laut kosong saja mampu terlihat hebat dan menggambarkan bagaimana kesendirian yang dialami oleh Pi ditengah lautan hampa yang indah. Layaknya Martin Scorsese dalam Hugo, efek 3D disini benar-benar dimaksimalkan Ang Lee untuk memperindah dan menambah detail keindahan alam yang ada. Tentunya keindahan yang muncul dalam visualnya turut memperdalam makna tentang bagaimana kehebatan Tuhan.
Tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya juga memberikan penampilan yang menawan. Suraj Sharna yang baru menjalani debutnya disini mampu tampil bagus. Sebagai aktor yang sering tampil sendirian ia sanggup memperlihatkan bagaimana sendiri dan sedihnya tokoh Pi, dan tentunya ia berhasil menjalin chemistry dengan Richard Parker sang harimau dengan baik, padahal seperti yang kita tahu bahwa Richard Parker muncul mayoritas dalam bentuk CGI. Untuk visualisasi hewan-hewannya, efek CGI film ini lagi-lagi harus mendapat pujian. Semuanya terlihat detail, bahkan hewan-hewan yang ada di film ini begitu terasa emosinya dan terasa bukan sekedar makhluk buas biasa tapi sebuah makhluk hidup yang mempunyai perasaan. Pada akhirnya, visualisasi indah bagaikan sebuah surga dalam film dan kisah yang punya makna mendalam meski cerita pada paruh kedua terasa agak kepanjangan (untungnya visual yang indah masih bisa menolong) membuat Life of Pi menjadi salah satu film terbaik tahun ini bahkan salah satu film terindah yang pernah saya tonton. Sebuah kisah luar biasa tentang kepercayaan dan bagaimana alam merupakan sebuah kesatuan antara semua makhluk hidup didalamnya.
Best movie ever, Best original song, I love it, thanks atas sinopsisnya, film ini merupakan film yang bikin emosi saya naik turun sepanjang menonton filmnya.
BalasHapusThanks juga sudi mampir & komen :)
BalasHapusfilm na enak ditonton n banyak pesanmoral, tapi ga sebagus slumdog millioner (karena aku pikir film dengan aktor india bakal sebagus itu)
BalasHapus