KNIVES OUT (2019)
Rasyidharry
Desember 01, 2019
Ana de Armas
,
Chris Evans
,
Christopher Plummer
,
Daniel Craig
,
Jamie Lee Curtis
,
Michael Shannon
,
Mystery
,
REVIEW
,
Rian Johnson
,
Sangat Bagus
,
Toni Collette
29 komentar
Knives Out yang ditulis sekaligus disutradarai oleh
Rian Johnson (Looper, Star Wars: The Last
Jedi) menunjukkan mengapa acara kumpul keluarga adalah latar sempurna bagi
sajian whodunit. Serupa seorang tersangka
dalam kisah misteri pembunuhan yang berlagak polos agar tak mengungkap
identitasnya sebagai pembunuh, anggota keluarga senantiasa bertingkah ramah,
mengeluarkan tutur kata manis, padahal diam-diam memendam kebencian bahkan
saling menusuk dari belakang.
Di rumah mewah yang didekorasi sedemikian menawan sampai ke
detail terkecil oleh tim artistic filmnya, termasuk singgasana berhiaskan
puluhan pisau dan belati ala Game of
Thrones, seorang penulis novel kriminal
ternama, Harlan Thrombey (Christopher Plummer) merayakan ulang tahunnya yang
ke-85. Anak-anak, menantu, cucu, hingga sang ibu yang sudah pikun karena
dimakan usia, berkumpul. Mereka tampak berbahagia. Masalahnya, seperti diungkap
di adegan pembuka, Harlan ditemukan tewas akibat luka sayatan pisau di leher.
Para keluarga
serta pihak kepolisian meyakini itu adalah kasus bunuh diri, lalu hadirlah
Benoit Blanc (Daniel Craig), seorang detektif swasta yang disewa oleh orang tak
dikenal guna menyelidiki kasus tersebut. Blanc mencium ketidakberesan di sana. Selepas
dilakukan interogasi, rupanya hampir tiap anggota keluarga mempunyai masalah
dengan Harlan, sehingga punya cukup motif untuk menghabisi nyawa kepala
Keluarga Thrombey.
Di luar internal
keluarga, ada juga Marta Cabrera (Ana de Armas), perawat sekaligus sosok yang
punya hubungan paling dekat dengan Harlan, lebih dekat dibanding anak-cucunya
sendiri. Semua orang memperlakukan Marta dengan baik, menganggapnya seperti
bagian keluarga. Marta punya sebuah kondisi aneh yang tidak bisa saya sebutkan,
tapi kondisi itu nantinya amat berguna, baik untuk proses investigasi maupun
memancing tawa. Marta sendiri merupakan puteri seorang imigran ilegal. Dari
mana ibunya berasal? Kita tidak pernah tahu pasti.
Sebab tiap
karakter melontarkan nama negara Amerika Latin yang berbeda. Ekuador pertama kali
disebut, menyusul Paraguay, Uruguay, sampai Brazil. Hal itu adalah cara menggelitik
dari Rian Johnson sebagai pemaparan subtil atas subteks filmnya. Di mata
karakter-karakternya, semua negara itu sama saja, sebagaimana stereotip banyak
pihak terhadap Asia atau Afrika, atau lebih tepatnya bagaimana orang Amerika
memandang negara asing.
Secara luas, Knives Out bicara tentang rasisme, tapi
di konteks lebih spesifik, filmnya menyentil isu tentang imigran. Begitu
alurnya melangkah jauh, dinamika Keluarga Thrombey mulai mencerminkan ketakutan
sebagian warga Amerika bahwa imigran datang guna mencuri kekayaan juga menjajah
tanah mereka, membentuk satir sosial di dalam misteri pembunuhan. Jangan
khawatir filmnya jadi terlalu politis, karena Johnson memastikan sentralnya
tetap whodunit. Dan naskah buatannya
benar-benar cerdik mengecoh apa pun ekspektasi penonton mengenai sesuatu dan seseorang.
Presentasi
misterinya berdaya kejut tinggi tanpa mencurangi, di mana tiap pengungkapan fakta, meski
berusaha tampil mencengangkan, selalu mengutamakan kerapian konstruksi cerita.
Semua benih sudah ditanam secara konsisten. Hanya saja, kita tidak menyadari
kalau suatu elemen yang muncul di layar adalah benih, atau menyadari tanpa tahu
maksud sesungguhnya. Satu-satunya kelemahan naskah Johnson yakni ketika
berusaha memperlebar cakupan, menghadirkan aksi-aksi lebih besar, menggiring
kisahnya keluar dari kediaman Harlan. Tensi di fase itu berkurang, membuat Knives Out sedikit membengkak
Tapi karena
Johnson hadir dengan penyutradaraan yang begitu bertenaga, Knives Out selalu bisa bangkit dari keterpurukan apa pun. Dia
memahami seni dramatisasi dalam whodunit,
menjadikan investigasi dan momen pengungkapan faktanya mengasyikkan. Ada
sekuen di pertengahan durasi tatkala salah seorang karakter menjelaskan runtut
semua kejadian di malam kematian Harlan. Di situ Johnson tahu cara memacu
adrenalin penonton, alhasil sulit rasanya menahan keinginan bertepuk tangan.
Tidak ada whodunit bagus tanpa jajaran ensemble cast memikat. Seluruh penampil
memerankan figur eksentrik, bahkan komedi, dan mereka mampu menarik perhatian
bak magnet berkekuatan tinggi pada semua kemunculan. Kita bisa menduga bahwa Jamie
Lee Curtis dan Michael Shannon bakal berakting kuat, masing-masing memainkan
pebisnis wanita tangguh dan penerbit buku yang putus asa (keduanya juga
mendapat momen komedik), dan kesenangan bertambah ketika pelakon lain tampil berlawanan
dengan karakter dari film lain yang sebelumnya melambungkan nama mereka di mata
publik.
Dari ibu dengan jiwa terguncang akibat gangguan iblis, Toni Collette di sini adalah influencer pencari perhatian; dari
pahlawan bangsa, Chris Evans menjadi pemuda pemberontak dengan mulut kasar;
Daniel Craig bertransformasi dari agen rahasia berkelas menjadi detektif jenius
nan aneh yang bak punya hubungan darah dengan Sherlock Holmes dan/atau Hercule
Poirot. Knives Out merupakan produk dari
sineas yang paham sekaligus mencintai misteri pembunuhan dan whodunit, lalu bersenang-senang membuatnya, sehingga melahirkan salah satu suguhan terbaik tahun ini yang turut
menyimpan nilai hiburan tinggi.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
29 komentar :
Comment Page:Teknik investigasi apakah mirip dengan Hercule Poirot?
Berarti lebih sukses johnson ya daripada branagh tahun lalu, apakah ad potensi sekuel juga bang?
Dan pelakunya adalah............
Mulai tayang di bioskop reguler kapan dah?
Bang, jujur aku nggak suka film "Murder on orient express" menurutku filmnya bikin aku ngantuk dan lambat banget, nggak sesuai harapan seperti di trailer.
Padahal aku suka film Detective misteri macam Zodiac, Silence of the Lambs, Shutter Island, Seven dll... tapi pengecualian untuk "Murder on orient express!" :(
Nah, kira2 film ini bikin aku ngantuk atau enggak yah???
Kyknya pecinta misteri kyk det conan,, sherlock holmes dkk bakalan suka banget dgn film ini??
Coba nonton Murder on.... Express yg lawas, bukan versi baru. Lebih keren
Ini film sbg tribute buat mystery mastermind Agatha Christie. Jd emg ceritanya Agatha Christie bangettttt. Dan saya sebagaj penggemar film detektif senenggggg banget seseneng2nya. Plotnya rapi.
Ini alurnya dari awal udah ngegas menurutku. Interogasinya menarik. Tp di tengah emg gasnya berkurang.
Ya. Tp detektif di sini lbh manusiawi (menurutku) krn yaudah dia manusia, bukan yanv jeniusnya berlebihan macem Sherlock. Bahkan ga sejenius Poirot jg.
Ada di tengah-tengah antarq Sherlock-Poirot klasik dan yang modern
Belum ada rencana sih tapi karena sukses finansial,jadi bukan mustahil
Antara tanggal 11/13
Beda sih ya, kalau Zodiac dkk itu misteri, tapi bukan whodunit klasik. Kalau MotOE, mau yang lama atau baru, pakai pakem whodunit klasik. Knives Out ini lebih modern
Ku ingin nonton tapi nunggunya cem sewindu... Lama kali perasaanπ tydack sabarπ£π£π£
Masih lama π
But thanks God aku buka blog ini jadi bisa dapet infonya. Setiap hari ngecek T*x.id,b**kMyShow, dan bahkan web bioskop, tetap tidak menemukan kepastian yang hakiki kecuali iming2 coming soon. Dan tganks to you jugaππ ini valid kan btw? πππ
Spoiler dong pelakunya siapa
bang, kira2 alur cerita mudah dipahami nggak sama orang awam yg nggak terlalu suka mikir kalau nonton film? wkwk
Gampang kok ini, fun
Itu tuh, yang itu tuh π
Gw binggung si Blanc tau pelakunya dari kertas pas keluarga ngumpul darimana ya dia bisa tau pas baca kertas itu?
CAPTAIN AMERICA GONE BAD ����
Kan disitu terbukti kalo dia gag overdosis morfin
Jadi pasti bukan marta
Tepuk tangan untuk endingnya yg bikin ngakakk....
My House, My Rules, My Coffee!!
Baru nonton. dua kata buat film ini, LUAR BIASA π π . udh lama gak nonton film misteri Pembunuhan model bgini, pokoknya mantep deh, ceritanya bagus banget. Btw nonton film ini serasa lg baca Novel Agatha Christie π , atau apa emang film ini salah satu adaptasi dr karyanya ???
Saya ada 1 pertanyaan nih buat film ini tapi maaf sebelumnya ini SPOILER jd yg blum nonton, jgn dibaca komen saya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pertanyaan saya, knp bisa ada darah di sepatu Martha ? Bukan kah saat Harlan bunuh diri, Martha tdk brda didekatnya tp Martha berada di depan pintu.
Kalau tidak terkena darah, si detektif juga kerja lebih sulit. Dia adalah orang yang mengetahui bercak darah di sepatu Martha. Hehe.
Posting Komentar