REVIEW - #ALIVE

Tidak ada komentar

Tanpa basa-basi, #Alive langsung menggeber zombie outbreak-nya tak sampai lima menit setelah film dimulai. Tapi ini bukan aksi melawan zombie semata. Sutradara Cho Il-hyung, yang juga menulis naskahbersama Matt Naylor, ingin lebih. Serupa judulnya, ada usaha memaknai “hidup”, namun keterbatasan dalam penulisan menghalangi tercapainya tujuan, meski besar kemungkinan, kepuasan bakal didapat oleh mayoritas pecinta zombie flick.

Oh Joon-woo (Yoo Ah-in) terbangun seorang diri di apartemennya. Sang ayah bekerja di kantor, sementara ibu dan kakaknya sedang berbelanja. Seperti saya singgung di atas, tidak butuh waktu lama sampai Joon-woo menyadari terjadinya serangan zombie. Berada di daerah padat penduduk, penyebaran virus pun makin menggila. Joon-woo terjebak, dituntut bertahan seorang diri dengan persediaan makanan terbatas.

Bertahan hidup bukan perkara gampang baginya yang terbiasan dengan kenyamanan. Sekilas bisa disimpulkan bahwa Joon-woo adalah bocah rumahan. Seorang gamer dengan fasilitas yang terpenuhi, dan terbiasa “dilayani”. Ketika penghematan makan dan minum mestinya dilakukan, Joon-woo tergoda menyantap sisa ramyeon terakhir setelah melihat iklan di televisi, pun begitu ceroboh sampai membuang persediaan air.

Nantinya, #Alive bakal memperlihatkan perubahan Joon-woo di mana dia belajar beradaptasi, pula menemukan alasan agar terus hidup. Sayangnya, proses sang protagonis kurang meyakinkan, akibat minimnya pendalaman naskah. Praktis tidak banyak yang terjadi di tengah kesendirian Joon-woo. Hingga akhirnya ia “menyerah, sebelum kedatangan Kim Yoo-bin (Park Shin-hye) mengubah segalanya.

Yoo-bin tinggal di apartemen seberang. Berbeda dengan Joon-woo, gadis ini tampak lebih siap, dengan berbagai peralatan, senjata, bahkan perangkap mematikan yang dipasang sebagai pertahanan andai ada zombie berhasil menerobos masuk apartemennya. Keduanya mulai berkomunikasi menggunakan handy talky, saling berbagi makanan, dan terpenting, sama-sama menemukan manusia yang membantu mengenyahkan kesepian.

Dinamika meningkat sejak Yoo-bin hadir. Filmnya lebih hidup berkat interaksi kedua tokoh utama yang sanggup sesekali memancing senyum. Apalagi, baik Ah-in maupun Shin-hye sama-sama menampilkan akting natural, yang membuat tiap interaksi terasa berharga, tidak hanya bagi mereka, juga penonton. Pertemuan dua manusia ini semestinya membuka peluang #Alive menggali tema besarnya tentang, well, alive”, jika bukan karena ketidakmampuan naskah bereksplorasi.

Sejatinya banyak pokok pembicaraan. Ini adalah perenungan soal hidup dari berbagai sisi. Apakah zombie masih pantas disebut manusia? Apakah “membunuh zombie” serupa dengan “membunuh manusia”? Apa arti hidup di era digital? Dan terpenting, apa yang medorong keinginan manusia terus hidup? Secara (agak) tersirat, kita tahu bahwa seperti Joon-woo, Yoo-bin pun sempat menyerah. Tapi apa yang menyulut semangatnya lagi? Semua cuma numpang lewat dalam presentasi ala kadarnya. Padahal, menilik konklusi khususnya shot penutupnya, andai tuturan diperkuat, #Alive bisa menjadi zombie flick emosional.

Alih-alih demikian, presentasi formulaik tetap mendominasi. Karakternya mengatur persediaan makanan, keluar dari tempat persembunyian lama guna mencari tempat baru dengan harapan hidup lebih besar sembari melawan zombie, bertemu manusia lain yang rupanya berbahaya, dan sebagainya. Diceritakan, beberapa zombie masih menyimpan memori sebagai manusia, bahkan mengingat pekerjaan mereka. Tapi selain satu momen ketika sesosok zombie pemadam kebakaran memanjat apartemen dengan seutas tali, zombie lain tak menunjukkan perbedaan tingkah secara signifikan.

Walau gagal menjadi spesial, sebagai hiburan, sebagai zombie flick yang familiar, #Alive masih pantas diberi kesempatan. Karakternya beberapa kali muncul dengan metode kreatif dalam melawan zombie, khususnya kala melibatkan pemakaian teknologi. Penyutradaraan Il-hyung pun menunjang pembangunan intensitas, lewat satu-dua jump scare yang cukup efektif, hingga sebuah sekuen menegangkan yang menjembatani pertemuan perdana kedua tokoh utama, di mana Shin-hye membuktikan kapasitas memerankan figur jagoan tangguh nan keren. Andai saja #Alive menambahkan satu spektakel tambahan di penghujung durasi sebagai puncak.....


Available on NETFLIX

Tidak ada komentar :

Comment Page: