04/07/22

REVIEW - HUSTLE

0 View

Hustle bergerak mengikuti pola drama olahraga bertema from-zero-to-hero, formulaik, tapi kuatnya kesan otentik membuat karya sutradara Jeremiah Zagar ini tampil menarik. Bukti bahwa secanggih apa pun teknologi industri perfilman, manusia-manusia di dalamnya tetaplah aspek terpenting.

Salah satu keotentikan dibawa oleh Adam Sandler, yang kembali melakoni peran dramatik setelah Uncut Gems (2019), dengan memerankan Stanley Sugerman, pencari bakat tim basket Philadelphia 76ers. Waktunya dipakai berkeliling dunia, berburu bakat terpendam di berbagai negara. 

Tentu kekecewaan kala mendapati seorang pemain ternyata tak sehebat yang dijanjikan lebih banyak ia dapat. Pekerjaan itu menuntut Stanley jauh dari sang istri, Teresa (Queen Latifah), serta puteri tunggalnya, Alex (Jordan Hull), yang tak pernah Stanley hadiri perayaan ulang tahunnya. Dia lelah dan frustrasi. 

Hanya Rex Merrick (Robert Duvall) selaku pemilik 76ers yang benar-benar memahami talenta Stanley, yang telah lama bermimpi menjadi "part of the game" sebagai pelatih. Rex memberi posisi asisten pelatih kepada Stanley, sebelum ia meninggal dan digantikan oleh puteranya, Vince (Ben Foster). Vince membenci Stanley, bahkan kembali mengirimnya pergi untuk mencari bakat. 

Sandler's good at being lifeless. Ketika gaya itu membuat penampilannya di beberapa film komedi belakangan dianggap malas, di Hustle justru itulah aset terbesarnya. Sandler meyakinkan sebagai pria yang akrab betul dengan kekecewaan, hingga mengubur segala impian. Otentik. Bisa saja beberapa penonton mengira sosok Stanley Sugerman benar-benar ada, dan Hustle merupakan biografi. 

Kunjungan Stanley ke Spanyol mengubah segalanya. Dia menemukan Bo Cruz (Juancho Hernangómez), yang memenuhi semua standar Stanley soal "mercurial talent". Bo bukan atlet profesional. Dia cuma pekerja konstruksi yang mengabdikan hidupnya bagi sang puteri. Tatkala ia menerima tawaran uji coba ke Amerika pun, itu dilakukan demi si buah hati. Bo adalah pria sederhana dengan alasan sederhana, yang malah menjadikannya protagonis likeable. 

Hernangómez adalah atlet NBA asli, sehingga kapasitas akting tentu bukan keunggulannya. Keotentikan akting sudah Sandler hadirkan, dan Juancho Hernangómez (juga banyak atlet NBA lain dari berbagai masa yang terlibat dalam beraneka peran di Hustle) membawa keotentikan lain, yakni kemampuan mengolah bola. 

Berkat mereka, sutradara Jeremiah Zagar terfasilitasi untuk melahirkan sekuen basket semeyakinkan mungkin, tanpa harus menerapkan terlalu banyak trik manipulatif. Dia pun mampu menciptakan training montage berkualitas, yang alih-alih terasa instan sebagai bentuk memenuhi kewajiban suatu drama olahraga, berhasil menggambarkan proses keras protagonisnya. Di montage tersebut, kita melihatnya berprogres. 

Naskah buatan Taylor Materne dan Will Fetters menggunakan formula klise "internet menyelesaikan semua masalah", tapi setidaknya, apa yang mereka sajikan tak senaif dan "seajaib" banyak film dengan pilihan narasi serupa, karena adanya uluran bantuan dari pihak lain. Lubang terbesar naskah justru terletak di third act.

Sebagai pemain, Bo nyaris sempurna. Hanya saja, ia terlalu sensitif. Fokusnya gampang dipecah oleh manipulasi lawan. Rivalnya, Kermit Wilts (Anthony Edwards), kerap menggunakan teknik tersebut, yang berujung pada kegagalan Bo. Tapi di uji coba terakhir, Kermit tiba-tiba membuang metode itu, bak berubah jadi sosok berbeda, yang melemahkan narasi perihal proses Bo menangani dinamika emosinya. Patut disayangkan mengingat Hustle begitu mengedepankan keotentikan, dan bagian-bagian lain filmnya pun tampil menghibur berkat tempo cepat dalam pengarahan bertenaga Jeremiah Zagar.   

(Netflix)

3 komentar :

  1. Anonim8:46 PM

    Semoga aja Oscar ngasih nominasi deh buat Sandler biar Sandler beneran niat main di film bagus lagi. Dulu kan janjinya kalo nggak dapat nominasi dari Uncut Gems doski mau balik main film komedi busuk lagi, semoga kali ini Oscar mewujudkan mimpi Sandler

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim11:39 AM

      Setuju bang....
      Masa kecil q banyak ditemani ama film komedi busuk dia, yang pas dewasa baru nyadar kalau plot ceritanya receh. Banyak terhibur ama aksi dia sih personally. Moga dia dapet paling ga nominasi lah...

      Hapus
  2. kalo yang main adam sandler mah udh pasti keren Cek Disini Deh

    BalasHapus