REVIEW - THE FALLS
Ketika serangan COVID-19 mencapai puncaknya, semua terkena dampak. Timbul perasaan senasib. Benarkah demikian? Banyak dari kita dihadang cobaan akibat pandemi, namun tidak sedikit yang sudah dilanda masalah jauh sebelumnya. Semua orang punya luka, dan satu-satunya pembeda adalah seberapa besar luka tersebut.
Chung Mong-hong mungkin sineas Taiwan "terpanas" saat ini. Setidaknya di kancah internasional. Selepas A Sun pada 2021, awal tahun ini giliran The Falls jadi perwakilan Taiwan di perhelatan Academy Awards. Berlatar pandemi, kisahnya berpusat pada Lo Pin-wen (Alyssa Chia), yang tinggal berdua bersama puterinya, Xiao Jing (Gingle Wang), pasca bercerai dari sang suami, Qi-wen (Lee Lee-zen) tiga tahun lalu.
Xiao Jing berumur 18 tahun, dan segera lulus dari SMA. Ketika teman sekelasnya positif COVID, ia diharuskan menjalani karantina. Demikian pula Pin-wen, yang oleh kantornya diminta tetap di rumah karena menjemput sang puteri. Xiao Jing berkali-kali menyuruh ibunya menjaga jarak sesuai protokol kesehatan, walau tanpa itu pun, hubungan mereka sudah berjarak.
Xiao Jing senantiasa bersikap ketus kepada Pin-wen, bahkan menulis "bitch" di piringnya. Sekilas The Falls adalah kisah familiar mengenai susah payahnya seorang ibu menghadapi anak bermasalah. Hingga badai di suatu malam menutup first act-nya lewat titik balik, yang mengubah arah filmnya menjadi lebih pelik.
The Falls bukan cerita satu arah tentang "ibu menangani anak", melainkan dua arah. Cerita soal tumpukan luka, soal memudarnya semua warna dalam hidup seseorang, kecuali warna biru (perlambang kesedihan). Biru memegang peranan penting di sini. Lukisan yang dahulu kaya warna kini tinggal menyisakan biru layaknya kebahagiaan hidup yang mulai lenyap, apartemen yang ditutupi terpal biru hingga tak memungkinkan sinar matahari masuk pun mewakili kelamnya hati karakter.
Chung Mong-hong memang mengedepankan visual storytelling, di antara penuturan bertempo lambat yang mengalir seperti air. Salah satu elemen visual paling cerdik melibatkan sebuah baju. Sekilas tak spesial, namun selain karena muncul beberapa kali, satu sentuhan subtil tapi spesifik, memberi pembeda dibanding baju-baju lain, yang membuat otak kita otomatis merekamnya.
Baju tersebut, yang punya kontribusi penting di ending, jadi salah satu metode sang sutradara mengolah emosi, yang mengutamakan pendekatan lembut. Kelembutan itu turut diperkuat oleh musik buatan Lu Lu-ming. Akting kedua aktris utama pun berada di area serupa. Kadang ada letupan tak terduga, tapi secara keseluruhan sarat ketersiratan. Gingle Wang lewat kemampuannya mencuri hati sebagai figur puteri mengagumkan, Alyssa Chia dengan tatapan kosong nan perih miliknya.
Saya takkan mengungkap detail titik balik yang terjadi pada akhir first act, tapi intinya, The Falls turut memantik kesadaran penting perihal kesehatan mental, terutama dalam urusan menentang stigma. Semisal, tidak semua hal yang dilihat dan/atau didengar penderita skizofrenia merupakan bentuk halusinasi. Adanya gangguan bukan berarti mereka boleh dianggap remeh. Sama halnya dengan bagaimana kita memandang seorang bocah, jika membicarakan hal di luar konteks kesehatan mental. Beberapa hal mungkin tak mampu dilakukan bocah, entah disebabkan alasan legalitas terkait usia atau minimnya pengalaman, namun ia bukannya selalu tak berdaya.
The Falls punya judul Cina Pùbù, yang bisa dimaknai sebagai "air terjun" dan "jatuh". Kalau tadi saya menyebut penceritannya mengalir bak air, sebab itulah kondisi kehidupan yang film ini gambarkan. Hidup ibarat air. Terkadang riuh, berisik, apalagi tatkala jatuh bersama derasnya aliran air terjun. Manusia mungkin terhanyut olehnya. Tetapi setelah perjalanan menyakitkan itu, kita akan sampai di aliran sungai yang tenang, tempat segala keindahan menanti.
(Netflix)
1 komentar :
Comment Page:Baru saja selesai nonton. Langsung lari ke blog. Memang tahu film ini awalnya dari Movfreak.
Dan.. memang filmnya seindah itu.
Tanpa blog ini, arti film ini mungkin seperti larut saja dalam air.
Sekarang.. jadi melarut dalam hati.
Tksh banyak Mas Rasyid.🙏
Sy pengagum lawas blog ini..😅
Posting Komentar