REVIEW - URBAN MYTHS
Kalau menyukai Goedam, serial antologi Netflix yang tayang tahun 2020 lalu, kemungkinan anda bisa menikmati Urban Myths, yang berstatus sekuel meski ceritanya tak terkait sama sekali. Ataukah anda pecinta Kpop? Jika ya, berbahagialah. Sebab delapan dari sepuluh segmen film ini dibintangi oleh deretan idol Korea. Bukan termasuk dua golongan tadi? Maka pikir dua kali untuk melangkahkan kaki ke bioskop.
Urban Myths ibarat proyek latihan selaku batu loncatan. Baik bagi sang sutradara, Hong Woon-ki, yang sebelumnya juga mengarahkan Goedam, maupun para idol sebelum mereka siap melangkah ke peran-peran yang lebih "serius". Praktek ini wajar terjadi, termasuk di Hollywood. George Clooney (Return of the Killer Tomatoes), Leonardo DiCaprio (Critters 3), Tom Hanks (He Knows You're Alone), Paul Rudd (Halloween 6), Jennifer Aniston (Leprechaun), dan masih banyak lagi, mengawali karir di horor kelas b.
Tapi sekarang, mereka masih harus bersabar, dengan tampil dalam horor yang cuma tertarik memvisualisasikan premis ketimbang mengolahnya. Berjalan selama 123 menit, Urban Myths menampilkan sepuluh cerita, yang jika dihitung secara kasar, hanya memberi waktu sekitar 12 menit untuk tiap cerita, sehingga tiada ruang eksplorasi.
Itulah masalah utama Urban Myths. Goedam memang buruk, tapi format serial membuat penonton bisa berhenti kapan saja. Di sini, karena itu tidak bisa dilakukan, durasi dua jam pun terasa begitu lama. Tunnel dan The Woman in Red adalah pembuka klise, yang memaparkan formula "hantu wanita" dan "balas dendam" dengan apa adanya.
Tooth Worms jadi segmen pertama yang tampil apik. Choong-jae (Lee Ho-won, ex-Infinite), seorang dokter gigi, tak bisa menjelaskan alasan sakit gigi luar biasa yang pasiennya rasakan. Naskah buatan Kang Ji-yoon cukup cerdik menjadikan sakit gigi tersebut sebagai cara memberi twist ke formula salah satu subgenre horor. Suara bor gigi ditambah penampakan cacing-cacing yang berkeliaran dalam gusi melahirkan teror audiovisual yang disturbing.
Di Necromancy kita bertemu Ji-hyeon (Arin, Oh My Girl), siswi SMA yang berduka selepas meninggalnya sang sahabat, Hye-yeon (Lee Su-min). Ji-hyeon pun teringat pada janji untuk melakukan ritual "membangkitkan orang mati", yang keduanya buat jika salah satu dari mereka meninggal. Latar sekolah, persahabatan yang menyerempet elemen romansa lesbian, perundungan, bunuh diri, ada banyak elemen yang mengingatkan ke seri film Whispering Corridors. Akibat banyaknya elemen itu pula, Necromancy bakal lebih matang andai dijadikan film panjang. Harap hati-hati, sebab segmen ini memiliki sekuen flashy yang cukup panjang dan bisa mengakibatkan sakit kepala.
Ghost Marriage membawa ide unik tentang Jae-hoon (Lee Min-hyuk, BtoB), karyawan baru yang terjebak kontrak mematikan. Sedangkan The Closet berpeluang menghadirkan teror mengerikan yang berpijak pada realita, tatkala mengisahkan gadis bernama Ji-hye (Seola, WJSN) yang mendapati keanehan di lemari barunya (ada sedikit nuansa serupa komik Human Chair karya Junji Ito). Sayang, sebagaimana pendahulunya, dua segmen ini mengeksekusi gagasan potensial dengan hambar.
Ada kalanya saya merasa Hong Woon-ki terlalu bergantung pada paras cantik dan rupawan para pemerannya. Close-up banyak digunakan oleh sang sutradara. Tentu keputusan itu efektif memancing antusiasme para penggemar, tapi lain cerita untuk penonton umum.
Memasuki paruh kedua, baru saya menyadari, Urban Myths dapat tampil jauh lebih bagus apabila memperbaiki urutan segmennya. Merupakan hal biasa saat film antologi baru tancap gas jelang akhir, tapi Urban Myths tak cuma berisi 4-5 segmen dengan total durasi 90 menit. Alhasil, perjalanan yang mesti penonton tempuh untuk sampai di "titik terbaik" jadi terlampau lama.
The Girl in the Mirror memecahkan kebosanan lewat satir sederhana namun relevan nan memuaskan, dalam kisah Hyeon-joo (Jisoo, Lovelyz), yang terobsesi pada ketenaran media sosial. A Mannequin yang dibintangi Shownu (Monsta X) melahirkan tontonan paling creepy berkat pemakaian efek stop motion. The Wall yang mempertemukan pria (Jeong Won-chang) dan wanita (Exy, WJSN) di suatu apartemen, menghembuskan kesegaran melalui sentuhan ala komedi romantis quirky.
Sebagai penutup, Escape Games menampilkan tiga jagoan escape room, Se-ri (AleXa), Nu-ri (Ju Hak-nyeon, The Boyz), dan Young-min (Bong Jae-hyun, Golden Child), yang ditantang guna memecahkan teka-teki dalam sebuah ruangan spesial, dengan iming-iming hadiah besar. Teka-teki sarat misteri jadi keunggulan segmen ini.
Hampir seluruh segmen ditutup oleh taktik yang sama: cliffhanger, nasib buruk protagonis, peristiwa yang datang mendadak tanpa kejelasan. Mungkin terkesan mengganggu, tapi memang itulah pola khas urban legend. Kisah-kisah misterius penuh kemustahilan yang tak memedulikan logika penceritaan demi kengerian. Urban Myths memang rutin menggedor jantung, sayangnya, mayoritas terjadi karena paras jajaran cast, bukan rasa takut.
6 komentar :
Comment Page:Bang pemeran jihye bukan exy, tp seola namanya. Doi jg yg main di geodam sih
Lha iya Seola. Di situ juga ditulis Seola. Exy kan nggak ada nama karakternya
jadi ooppung eh oppa rasyid apakah penggemar kepop?
1000% true
baru kali ini nonton film korea jelek banget.. lebih baik nonton film horror indonesia....ampun kakak
Serius tanya Grup idol favorit Mas Rasyid apa?
Posting Komentar