Home for Rent berpotensi jadi sajian horor soal aliran sesat yang spesial. Ketika tema serupa cenderung memotret si penganut sebagai sosok gila yang kehilangan akal sehat, rilisan terbaru GDH ini melihatnya dari sudut pandang berbeda. Andai saja naskah yang ditulis sang sutradara, Sophon Sakdaphisit (Coming Soon, Laddaland, The Swimmers), bersama Tanida Hantaweewatana (Bad Genius), tahu cara mengontrol diri dalam urusan melempar twist.
Seperti judulnya, pasutri Ning (Nittha Jirayungyurn) dan Kwin (Sukollawat Kanarot) memutuskan menyewakan rumah mereka, untuk kemudian tinggal di sebuah apartemen bersama sang puteri, Ing (Thanyaphat Mayuraleela). Penyewanya adalah seorang dokter bernama Ratree (Penpak Sirikul). Tentu ia bukan dokter sungguhan, dan filmnya tak memaksa kita berpura-pura bodoh dengan menyembunyikan fakta itu terlalu lama.
Home for Rent bergerak cepat. Ratree terungkap sebagai pemimpin sebuah kultus, sedangkan Kwin merupakan salah satu pengikutnya. Ning mendapati sang suami melakukan ritual aneh tiap pukul 4 dinihari, dan sejak itu ia pun kerap mendapati gangguan mistis.
Mayoritas terornya berkutat di penampakan hantu berwujud anak perempuan, yang sayangnya, dieksekusi secara murahan oleh Sophon Sakdaphisit. Trik medioker (baca: hantu setor muka) hingga gebrakan efek suara berisik masih jadi andalan.
Satu poin penyelamat berasal dari iringan musik gubahan Vichaya Vatanasapt (One Day, Bad Genius, Friend Zone), yang muncul dengan beragam bunyi-bunyian janggal nan creepy, termasuk lantunan mantra milik aliran sesatnya. Sebuah pencapaian di bidang audio yang gagal ditandingi departemen visual.
Home for Rent sejatinya memunculkan harapan akan perbaikan kualitas, tatkala kompilasi jumpscare sejenak dikesampingkan untuk memberi ruang pada cerita. Bukan lewat cara yang "cantik", karena Home for Rent menerapkan gaya narasi yang menggantungkan seluruh pengungkapan fakta melalui flashback.
Paruh keduanya praktis didominasi flashback dari berbagai masa. Setidaknya di titik itu ia mau bercerita. Tiap cerita menyibak fakta baru mengenai tokoh-tokohnya, tiap fakta membawa kejutan. Di situlah perspektif segar Home for Rent timbul ke permukaan. Kegilaan karakter serta tindakan di luar nalarnya diposisikan selaku wujud coping manusiawi atas suatu tragedi. Bukan cuma dijustifikasi, keputusan mereka pun memancing simpati.
Muncul pula subteks mengenai "rumah" di konklusi. Bagaimana rumah (tidak melulu berupa bangunan) bisa jadi hanya persinggahan sementara, atau justru tempat menetap selamanya. Ada kalanya rumah itu dimiliki, ada kalanya sebatas sewaan. Tapi yang mana pun, pada akhirnya kita mesti beradaptasi, lalu belajar mencintai rumah yang jadi tempat kita berteduh itu.
Kalau saja Home for Rent menutup penceritaannya beberapa menit lebih awal. Sayangnya tidak. Tatkala naskahnya berambisi terus mengejutkan penonton menggunakan barisan kejutan tanpa akhir, filmnya pun terlempar keluar jalur, terjebak dalam kerumitan-kerumitan tak perlu yang memangkas dampak emosinya. Hanya ada twist, twist, dan twist.
duh, jelek banget ini film, nggak lucu blas,,,lebih lucu film komedi warkop daripada film home for rent, serba tanggung ini film bikin kita ngantuk
BalasHapusTumben beda ama Rangga sama Arya
BalasHapusini film pasti tayang terbatas, jam terbatas dan layar terbatas
BalasHapuskita nantikan tanggal 21 juni
minggu kemarin, udah nonton...biasa aja, gaya aksen bicara mengganggu di telinga nggak jelas blas seperti menggumam
BalasHapusskor nilai : 6 5/10
film alternatif yang selalu memberi warna bagi penonton yang suka nonton di bioskop agar tidak monoton
BalasHapusberisik banget ini film, nggak ada mutu banget abis recehan dikeluarkan
BalasHapusOMG WTF !!!
BalasHapusberasa nonton film komedi tahun 70an
BalasHapusabsurd slowburn
BalasHapusfilm jelek nggak wajib di tonton
BalasHapustrailer nya biasa aja ini nggak bikin bagaimana gi tu
BalasHapusnonton nggak ya ini film
BalasHapus21 juni tayang film ini di layar bioskop terbatas dengan jam tayang terbatas
BalasHapusmalas ah nonton film ini jadual jam tayang nya nggak jelas
BalasHapusskip, jelek
BalasHapusthanks mr.rasyid
BalasHapusterimakasih mas rasyid
BalasHapus