09/06/23

REVIEW - THE BOOGEYMAN

0 View

The Boogeyman mengingatkan pada Lights Out (2016). Sama-sama memberi entitas penebar terornya sebuah kelemahan, hanya untuk bersikap masa bodoh pada aturan yang dibuat sendiri. Ibarat Superman yang kehilangan kekuatan saat terpapar kryptonite, tapi dapat dengan mudah menghancurkan benda tersebut. Apa perlunya repot-repot membuat aturan?

Mengadaptasi cerita pendek berjudul sama karya Stephen King, The Boogeyman menyoroti Keluarga Harper yang tengah berduka selepas kematian mendadak sang ibu akibat kecelakaan. Sadie (Sophie Thatcher) si puteri bungsu kesulitan beradaptasi lagi di sekolah, sedangkan si bungsu, Sawyer (Vivien Lyra Blair), kerap bermimpi buruk soal sesosok monster. 

Ayah mereka, Will (Chris Messina), adalah psikiater. Mendengarkan curahan hati klien jadi rutinitasnya. Tapi jangankan membuka ruang bagi kedua puterinya untuk berkeluh kesah, Will pun masih menutup diri, enggan membicarakan duka yang ia alami. Sampai monster yang tadinya cuma ada dalam mimpi buruk Sawyer benar-benar hadir di realita.

The Boogeyman jadi satu lagi horor di mana teror mistis merupakan representasi duka karakternya. Duka pasca kehilangan orang tercinta memunculkan ketakutan akan kesendirian. Kesendirian menciptakan ruang kosong nan gelap di hati. Di ruang kosong itulah the boogeyman bersemayam, siap mendatangkan maut saat si calon korban berada dalam kondisi paling rapuh. 

Menurut mitologi yang dibangun naskah garapan Scott Beck, Bryan Woods, dan Mark Heyman, sosok the boogeyman takut pada cahaya. Dia cuma bisa muncul di kegelapan. Sebuah aturan sederhana yang tidak butuh waktu lama untuk filmnya curangi.

Si monster (The Boogeyman lebih dekat ke arah creature features ketimbang cerita hantu, terutama di paruh akhir) dapat dengan mudah merusak sumber cahaya, sehingga memunculkan pertanyaan soal esensi kelemahan tersebut. Kenapa pula karakternya begitu pelit menyalakan lampu jika telah mengetahui kelemahan si monster? Kemudian seiring waktu, terungkap kalau the boogeyman juga rentan terhadap api. Jadi apakah ia takut terang atau panas?

Di kursi penyutradaraan, Rob Savage (Host, Dashcam) cukup mumpuni menangani build-up guna membangun antisipasi penonton, yang beberapa di antaranya lumayan kreatif mengolah sumber cahaya (lampu bola, video game, dll.). Tapi saat tiba waktunya kengerian dimunculkan, Savage gagal menggedor jantung. Penampakannya tidak mengerikan, jumpscare-nya tanpa efek kejut akibat tampilan monster yang abstrak, sementara klimaks yang diisi kekacauan dalam gelap pun sukar dicerna.

Menariknya, The Boogeyman justru mumpuni menuturkan drama. Melihat karakter bocah seperti Sawyer berhadapan dengan gejolak psikisnya saat dikuasai rasa takut memberikan pemandangan segar untuk ukuran horor arus utama. Bahkan di paruh akhirnya, film ini mampu memanfaatkan elemen mistis untuk melahirkan momen drama keluarga hangat. 

Hanya ada satu masalah. The Boogeyman adalah film horor. Ketika tugas utama (menakut-nakuti) gagal dilakukan, nilai positif lainnya terasa percuma. 

17 komentar :

  1. Anonim8:19 PM

    entitas gelap main nya kasar banget nggak banyak bacot sat set sat set kasihan khan para bocil

    BalasHapus
  2. Anonim8:32 PM

    bagi yang nonton : hati-hati ada permainan cahaya yang bisa membuat khusus bagi penonton tidak bisa menonton film ini, perlu pendampingan jika menonton

    sekali lagi, pihak bioskop seharusnya membuat tanda pemberitahuan/peringatan

    BalasHapus
  3. Anonim5:06 AM

    Makhluknya klasik & keren ala guillermo de toro, wajib di tonton di layar bioskop

    BalasHapus
  4. Anonim3:50 AM

    bagus, skor film the boogeyman : 8/10

    BalasHapus
  5. Anonim3:51 AM

    awalnya bikin wtf, pertengahan biasa aja, jelang ending digeber sport jantung

    wajib di tonton

    BalasHapus
  6. Anonim4:02 AM

    Film bocil

    BalasHapus
  7. Anonim7:15 AM

    seru komedi menegangkan menyenangkan cocok untuk nonton di malam hari

    BalasHapus
  8. Anonim6:30 PM

    14 juni hilang ini film di gerus film flash

    BalasHapus
  9. Anonim6:31 PM

    monsternya ikonik, keren

    BalasHapus
  10. Anonim6:31 PM

    akhirnya di tunggu di layanan streaming : netflix

    BalasHapus
  11. Anonim5:15 AM

    Ending nya brutal parah

    BalasHapus
  12. Anonim10:01 AM

    salah satu cerita stephen king terbaik

    BalasHapus
  13. Anonim1:48 PM

    hilang di bioskop

    BalasHapus
  14. Anonim3:04 AM

    serem banget please

    BalasHapus
  15. Anonim3:05 AM

    thanks mr.rasyid

    BalasHapus
  16. Anonim3:05 AM

    Ulasan ok, terimakasih, mas rasyid

    BalasHapus
  17. Anonim3:06 AM

    makasih mas rasyid

    BalasHapus