29/09/23

REVIEW - DI AMBANG KEMATIAN

0 View

Di Ambang Kematian bakal banyak dibicarakan karena kebrutalannya, tapi ia lebih dari itu. Tidak sebatas mengumbar sadisme, bukan pula satu lagi adaptasi malas untuk cerita viral di media sosial. Berbekal modifikasi sederhana, ia membuktikan bahwa masih ada sudut pandang segar bagi formula "horor pesugihan" yang dirasa telah usang. 

Sumbernya adalah utas dari akun Twitter JeroPoint, yang mengisahkan upaya Nadia (Taskya Namya) melawan kutukan akibat pesugihan yang dilakukan sang ayah, Suyatno (Teuku Rifnu). Pada tahun 2002, ibu Nadia (Kinaryosih) tewas mengenaskan setelah mencelupkan wajahnya ke air mendidih. Satu dekade berselang giliran sang kakak, Yoga (Wafda Saifan Lubis), yang dikejar-kejar maut. 

Lompatan tiap 10 tahun itu menjauhkan Di Ambang Kematian dari pola penceritaan klise khas horor, terutama produksi Indonesia: teror di sekuen pembuka disusul oleh drama selaku prolog tak bernyawa, yang lebih seperti cara mengulur waktu ketimbang alat untuk membangun latar belakang. 

Di film ini pakem di atas dienyahkan. Karena setiap 10 tahun kematian mendatangi keluarga Nadia, teror pun hadir secara konsisten. Banyak penulis horor kita menyalahartikan "menjaga konsistensi teror" dengan "penampakan tanpa henti", tapi naskah buatan Erwanto Alphadullah tetap ingat pentingnya bercerita. 

Ceritanya pun membawa keunikan. Saya tidak bisa membahas detail lebih jauh, tapi alih-alih berpusat pada keserakahan, alurnya menyoroti penyesalan si pelaku pesugihan. Gelimang harta tak lagi membutakan. Matanya telah terbuka, dengan jelas melihat realita, hanya saja kegelapan terlanjur menyelimuti jalannya.  

Di bawah penanganan Azhar Kinoi Lubis selaku sutradara, Di Ambang Kematian tampil brutal, seolah menolak memberi ampun dalam menghukum para pelaku pesugihan, yang digawangi solidnya penampilan Teuku Rifnu menghidupkan ambiguitas moral, juga Taskya Namya yang memantapkan status sebagai scream queen modern Indonesia (dalam dua tahun terakhir, lima horornya menembus 800 ribu penonton, dan Di Ambang Kematian berpeluang memperpanjang catatan tersebut). 

Jump scare turut jadi amunisi, meski dengan inkonsistensi kualitas. Beberapa di antaranya efektif menggedor jantung berkat ketepatan timing serta kreativitas ide ("kepala jatuh" jadi contoh terbaik), walau ada pula yang cenderung medioker dan sudah tiap minggu kita temui di horor lokal lain. Pencahayaan temaram yang diharapkan membangun kesan mencekam pun tidak jarang menghadirkan dampak sebaliknya. Di beberapa titik, sulit mencerna teror apa yang tengah karakternya hadapi akibat pilihan visual tersebut. 

Di Ambang Kematian memang film yang gelap. Tidak hanya perihal visual, juga kandungan cerita. Babak ketiganya menegaskan itu, saat naskahnya berani mengambil pendekatan yang menjauhi aksi bertempo tinggi, lalu tampil lebih kontemplatif dibanding kebanyakan horor arus utama kita. Kekerasan tak asal dieksploitasi, tapi jadi cara menampilkan tragedi. Di ambang kematiannya, sang protagonis mesti berdamai dengan ketidakeberdayaan. 

37 komentar :

  1. Anonim4:55 AM

    yaqin ini naskah buatan Erwanto Alphadullah, bukannya buatan Lele Laila...wkwkwkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim1:38 AM

      Yakin bang saya orang ph nya

      Hapus
    2. Anonim9:23 PM

      Hi bang kalau mau ajukan deck sinopsis ke mvp kirim kemana ya?

      Hapus
  2. Anonim4:56 AM

    Lompatan tiap 10 tahun terus, apa nggak bosen, semua film pasti 10 tahun, ada apa dan kenapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim10:59 PM

      Tapi mangkujiwo gak terlalu jelek bahkan bisa dibilang lumayan

      Hapus
  3. Anonim4:57 AM

    Azhar Kinoi Lubis biasanya jelek, tumben bagus nih

    BalasHapus
  4. Anonim4:59 AM

    Nadia (Taskya Namya) kasihan banget, mati mengenaskan dengan damai dan mimpi ternyata...

    BalasHapus
  5. Anonim5:00 AM

    skip, terlalu horny dan brutal nggak cocok untuk bocil kena trigger

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu anonim goblok ya5:44 AM

      Memang kamu harus skip film ini karena anonim goblok seperti kamu nanti bisa gangguan jiwa sehabis nonton ini

      Gak capek2 ya caper Mulu di tiap postingan begitu effortnya sampe komen dari subuh

      Hapus
  6. Petualangan Sherina 2 mas rasyid

    BalasHapus
  7. Anonim7:21 AM

    Suyatno (Teuku Rifnu) dan ibu Nadia (Kinaryosih) akting terbaik

    BalasHapus
  8. Anonim7:22 AM

    Lele Laila emang keren

    BalasHapus
  9. Anonim7:22 AM

    film horror dikalahkan film drama musikal

    BalasHapus
  10. Anonim7:23 AM

    minggu ini adalah kejayaan film indonesia di layar bioskop

    BalasHapus
  11. Anonim7:24 AM

    terlalu keren untuk di lewatkan

    BalasHapus
  12. Anonim7:59 AM

    tembus 1 juta penonton di bioskop

    BalasHapus
  13. Anonim8:33 AM

    gue sudah nonton, komentarnya OK Bagus

    BalasHapus
  14. Anonim12:18 PM

    bagus skor : 9/10

    BalasHapus
  15. Anonim2:02 PM

    CGI burik

    BalasHapus
  16. Anonim2:02 PM

    biasa aja ini film

    BalasHapus
  17. Anonim2:04 PM

    Badan Suyatno (Teuku Rifnu) macho banget, fitness di mana itu

    BalasHapus
  18. Anonim2:50 PM

    it's all about mental Illness

    BalasHapus
  19. Anonim7:12 PM

    kisah seorang anak yang mengalami gangguan jiwa delusion, mengorbankan ibu dan kakaknya serta dirinya sendiri membuat ayahnya juga bunuh diri

    mantap ini film, keren

    BalasHapus
  20. Anonim8:03 PM

    kena prank nonton ini film, ngabisin uang aja

    BalasHapus
  21. Anonim1:01 AM

    very bad movie

    BalasHapus
  22. Anonim1:01 AM

    film drama psikologi

    BalasHapus
  23. Anonim1:02 AM

    dikira bagus beneran, beneran iya jelek

    BalasHapus
  24. Anonim4:23 AM

    buzzer berbayar

    BalasHapus
  25. Anonim4:24 AM

    Azhar Kinoi Lubis sekali lagi membuktikan kualitasnya...rendahan

    BalasHapus
  26. Anonim4:24 AM

    nonton harus pakai lensa mikroskop, gelap nggak jelas

    BalasHapus
  27. Anonim4:25 AM

    nggak jadi nonton, mendingan nonton gundul 3x

    BalasHapus
  28. Anonim7:54 AM

    Aku nonton karena ada bisik-bisik katanya kenak banget dibagian drama keluarganya. Dan ternyata benar, nyawa keluarganya ada.

    BalasHapus
  29. Anonim1:47 PM

    bagus jelek

    BalasHapus
  30. Anonim1:48 PM

    bad movie

    BalasHapus
  31. Anonim1:49 PM

    serem kocak

    BalasHapus
  32. aku ga terlalu suka film horor, mending film anime atau animation lebih bikin happy!
    mampir ya
    https://sweet-photograph.blogspot.com/

    BalasHapus