30/09/23

REVIEW - FLORA AND SON

0 View

Membicarakan betapa musik tak mengenal jarak, dan bagaimana harmoni nada mampu menciptakan harmoni kehidupan, Flora and Son memang cenderung formulaik. Menjadi spesial karena di tiap momen, di tiap baris dialog, hingga tiap gerak kameranya, John Carney (Once, Begin Again, Sing Street) mengekspresikan kecintaan mendalam terhadap musik. 

Flora (Eve Hewson) adalah ibu tunggal yang tinggal di Dublin, Irlandia, bersama puteranya, Max (Orén Kinlan). Max makin sering memberontak. Tidak heran, sebab ia telah memasuki usia remaja. Tiada hari tanpa pertengkaran antara ibu-anak ini. Saling melempar umpatan adalah bagian rutinitas. 

Ayah Max, Ian (Jack Reynor), pernah merintis karir sebagai anggota band. Berasumsi bahwa DNA musisi menurun ke sang putera, Flora pun memberi gitar bekas sebagai hadiah ulang tahun. Max menolak. Dia lebih suka mengulik musik elektronik di perangkat lunak GarageBand. Akhirnya gitar itu justru Flora pakai untuk belajar gitar secara daring di bawah arahan tutor asal Los Angeles bernama Jeff (Joseph Gordon-Levitt). 

"Bermusik memakai gitar ibarat menjalin hubungan seumur hidup", ucap Jeff di sesi kelas perdananya. Flora terkejut sekaligus terpukau. Tidak pernah ia sangka perspektif semacam itu eksis. Respon saya pun demikian. Bagaimana Carney meromantisasi hal sesederhana bermain gitar adalah wujud cintanya akan musik. 

Kecintaan tersebut coba ditularkan kepada penonton. Reaction shot yang menyoroti ekspresi emosional Flora kala mendengar nyanyian Jeff, kamera yang pelan-pelan bergerak mendekati sumber suara ketika sebuah lagu tengah mengalun, semua mewakili isi hati Carney yang seolah ingin berteriak, "Bukankah musik begitu magis?!". 

Karakter Jeff seperti personifikasi sang sutradara. Seorang geek yang betah berjam-jam membicarakan musik, tanpa pernah kehabisan sudut pandang beraroma filosofis mengenai cabang seni tersebut. Seorang idealis yang memandang penyuka You're Beautiful milik James Blunt sebagai orang berselera rendah. 

Tapi seiring waktu, ia belajar menerima hal baru. Belajar bahwa ada berbagai bentuk keindahan, yang selain dapat eksis secara bersamaan, bisa saja melahirkan keindahan yang lebih besar apabila disatukan. Flora and Son adalah cerita soal harmoni. Jeff menyukai "lagu berbobot", Flora gemar mendengarkan musik dansa dan pop. Max bahkan dengan tegas sempat menyatakan ketidaksukaan terhadap format akustik. Baginya, dentuman bas elektronik lebih mengesankan. 

Nyatanya semua itu mungkin bersatu. Sama halnya dengan manusia. Eve Hewson tampil membara bersenjatakan sarkasme dan tindak tanduk vulgar, bak enggan menaruh kepedulian atas apa pun, yang sebenarnya merupakan perwujudan hasratnya untuk bebas, melepaskan diri dari kekangan realita yang berat. Sebaliknya, Joseph Gordon-Levitt membawa kehangatan yang menenangkan. 

Sekilas keduanya mustahil berpadu, namun serupa proses berkarya lewat musik, dengan komposisi yang tepat, kebersamaan mereka dapat menciptakan keindahan. Barisan lagu Flora and Son memang belum sekuat Begin Again atau Once (masih karya terbaik Carney), tapi High Life selaku nomor pamungkas di babak ketiga sempurna mewakili pesan filmnya tentang harmoni di tengah perbedaan. Karena keseragaman, di mana tiada ruang bagi hal-hal baru, sungguh membosankan. 

25 komentar :

  1. Anonim1:03 AM

    film pelangi itu memang sekeren itu

    BalasHapus
  2. Anonim4:22 AM

    biasa aja, tidak ada yang istimewa

    BalasHapus
  3. Anonim9:47 AM

    Mending nonton di bioskop atau di apple tv aja ya kak?

    BalasHapus
  4. Bolak balik kesini nunggu review petualangan sherina. Sampe sekarang lagi di bioskop belum keluar juga review-nya.

    BalasHapus
  5. Review ICE COLD bang, dokumenter soal kasus kopi sianida di netflix

    BalasHapus
  6. Kayaknya lebih enak nonton dibioskop tapi lagi langganan apple tv sungguh dilema

    BalasHapus
  7. Anonim2:33 PM

    nonton aja di bioskop sambil ngemil kopi dan pop corn terus bisa komentar deh

    BalasHapus
  8. Anonim2:34 PM

    streaming netflix

    BalasHapus
  9. Anonim2:34 PM

    film jelek banget nggak bikin fly

    BalasHapus
  10. Anonim2:35 PM

    abisin kuota aja gabut bad movie

    BalasHapus
  11. Anonim5:02 PM

    lagu Flora and Son cocok untuk clubbing

    BalasHapus
  12. Anonim5:03 PM

    Joseph Gordon-Levitt jobless

    BalasHapus
  13. Anonim5:08 PM

    males gue nonton

    BalasHapus
  14. Anonim1:56 AM

    bagus film Gen V

    BalasHapus
  15. Anonim1:57 AM

    bagus skor film : 7/10

    BalasHapus
  16. Anonim12:49 PM

    nggak dulu

    BalasHapus
  17. Anonim3:21 PM

    review REPTILE bang rasyid hehehe seruu

    BalasHapus
  18. Anonim8:05 PM

    Sing Street masih karya terbaik John Carney gilakkk. Ini jg ga kalah bagus

    BalasHapus
  19. Anonim5:34 PM

    film bodor

    BalasHapus
  20. Anonim6:18 AM

    Ugly Movie

    BalasHapus
  21. Anonim6:18 AM

    film nggak baik

    BalasHapus
  22. Anonim10:15 PM

    so far not good

    BalasHapus