Pada tahun 2018, Timo Tjahjanto merilis Sebelum Iblis Menjemput. Ada kesan gahar berkat pemakaian "iblis" di judulnya. Popularitas kata "hantu" pun bergeser. Lima tahun berselang, iblis bak telah kehilangan wibawa akibat eksploitasi industri. Di bulan November saja bakal ada tiga film bertajuk "bla bla bla iblis", dengan Kultus Iblis selaku pembuka.
Naya (Yasamin Jasem) dan Raka (Fadi Alaydrus) adalah sepasang anak kembar. Sewaktu jenazah sang ayah yang tewas mengenaskan tiba-tiba menghilang, keduanya menemukan beberapa petunjuk yang mengarah ke kampung halaman ayah mereka. Di sanalah Naya dan Raka melakukan penyelidikan, sebelum dihadapkan pada ancaman sebuah kultus iblis.
Adakah poin yang membuat film ini menonjol dibanding barisan "kembarannya"? Ya dan tidak. Ya, karena skenario buatan Ilya Aktop dan Ami Murti sejatinya menyimpan faktor pembeda dalam hal detail ritual kultusnya. Beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi cukup menarik, termasuk adanya aspek kontroversial berupa praktik inses.
Tapi berbagai modal di atas terasa mubazir sewaktu kedua penulis tak mampu mengolahnya menjadi penceritaan memadai. Pertama, tiada alasan untuk memedulikan misterinya. Ayah protagonisnya mengalami nasib nahas nan misterius. Lalu? Kenapa kita harus peduli? Naskahnya luput mencuatkan pertanyaan yang bisa memancing rasa penasaran.
Kedua, ketimbang menyebar beragam pembeda tadi secara merata di sepanjang durasi, serupa kelemahan banyak horor kita, naskahnya menumpuk semuanya di paruh akhir, pula cuma disinggung sejenak tanpa eksplorasi yang layak. Hal-hal yang semestinya dijadikan pondasi cerita hanya diperlakukan bak sekilas info.
Alhasil 98 menitnya tetap terasa kosong, dengan sederet adegan yang tampil melelahkan akibat bergulir secara berlarut-larut. Keberanian konklusinya bermain di ranah yang tergolong kelam pun jadi percuma akibat lemahnya proses menuju ke sana. Belum lagi ditambah masalah performa akting yang kurang seimbang. Ketika Yasamin Jasem kembali bermain solid sebagai calon scream queen masa depan yang ahli mengolah ketakutan, pasangannya, Fadi Alaydrus, nampak terlalu kaku untuk bisa menarik perhatian.
Terkait teror, sebagaimana telah ia perlihatkan di Pamali: Dusun Pocong, Bobby Prasetyo yang duduk di kursi sutradara kentara menyimpan bakat dalam hal mengatur timing suatu jumpscare. Hanya saja, tatkala tiap penampakan rutin dibarengi efek suara pemecah gendang telinga, daripada ketakutan, justru kelelahan berkepanjangan yang filmnya berikan.
luar biasa, film keren kultus iblis yang sampah ini mengalahkan jam & tayang bioskop film budi pekerti
BalasHapusNaya (Yasamin Jasem) benar~benar menampilkan akting yang wtf so make me stress idiot, buktikan dengan menonton film kultus iblis di bioskop, yuk mari
BalasHapusini film junkfood bikin uang saya terbakar habis sia~sia, prank banget
BalasHapusakting Mian Tiara di campak habis dalam film ini, bakat yang di sia sia khan, duh...
BalasHapusAlit Aryani Willems alias Aryani Kriengenburg Willems berperan karakter Mbah Rajimah sosok pembunuh berdarah dingin mantap keren dalam aktingnya mengalahkan tokoh pembunuh lainnya yang terkenal : freddy kruger, Jason Voorhees, Michael Myers, Chucky, Leatherface,,,,ya iyalah, alit ini adalah yang mendapat penghargaan sebagai Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik (FFI 2008 dan FFB 2008) dalam perannya di film Under The Tree sekaligus ahli seni.
BalasHapusBakat totalitas perannya adalah yang paling normal diantara peran akting pemain lainnya dalam kultus iblis
Nenek yang imut gemoy menggemaskan, Mbah Rajiman
Penilaian akting Mbah Rajiman : 9.5/10
Naya (Yasamin Jasem) puas gue, mati di buang ke sungai
BalasHapus"akhirnya usai sudah", kata naya naik angkot bak terbuka mirip film perempuan tanah jahaham....penonton pun lega akhirnya film ini berakhir, lega banget setelah di siksa nggak jelas alur cerita dan akting yang buruk bahkan suara memekakkan gendang telinga
LEGA BANGET
Banyak adegan-adegan yang menegangkan yang memicu adrenalin ketawa dan juga sangat mengerikan bahkan sampai mengerikannya gue tertawa terbahak bahak anjirr apaan tuh sampai mau bab
BalasHapusingat ya, catat...cerita dan penulis skenarionya adalah Ilya Aktop dan Ami Murti, tidak ada Lele Laila
BalasHapusPantesan film kultus iblis jadi film komedi recehan
Buktikan di layar bioskop
to the point, slowburn & plot twist yang membagongkan : nggak akan lagi nonton ke-2x film sebagus ini, nyesel nonton...
BalasHapuswow bagus bingit film kultus iblis ini film peraih piala rotten tomattoes....keren cuy
BalasHapusSKIP : PRANK & ZONK
BalasHapusMbah Rajiman, nenek yang luarbiasa kuat dan menyenangkan, nenek terbaik dalam kancah perfilman, We Love You...
BalasHapusngeri banget lur
Pengen belajar cara komen absrud ga mutu khas Anonim .. ada yg bisa ngajarin kah?
BalasHapusfilm nggak mutu
BalasHapuslebih bagus film upin ipin dan unyil
BalasHapusnonton dulu trus komentar di kolom...thanks mas rasyid atas review nya bermanfaat
BalasHapusfilm absurd nggak jelas, 5 menit keren, 95% berikutnya aktris nya belajar ngaganga mulutnya pegel kejang sampai asam urat koplak, good aktris
BalasHapusfilm perhomoan sangat disukai penonton
BalasHapusfilm kultus iblis yang junkfood membuktikan lebih laris manis di tonton daripada film bagus film budi pekerti kelas 17 nominasi piala citra dan internasional award
BalasHapuspenonton tuh suka konak horror jangan di lawan
cari film bermutu & lebih berkualitas, ya kultus iblis
sampah banget
ngangap melulu itu mulut di kultus iblis, sebaiknya Yasamin Jasem ambil cuti 2 tahun dulu untuk rehat sekaligus belajar akting ke reza rahardian biar di poles aktingnya lebih cetar membahana, jangan asal mangap bae
BalasHapusstupid, creepy & absurd
BalasHapusBang coba review sekaligus bahas film "When Evil Lurks"
BalasHapusfilm oon, gue kena pranks nih
BalasHapussanpah mengotori layar bioskop
BalasHapusbagus banget ini film, rekomendasi untuk ngabisin uang aja
BalasHapusKalimmantan Barat
BalasHapusbad movie
BalasHapusZonk Film
BalasHapusnggak deh, skip
BalasHapusrecehan banget film ini
BalasHapus