REVIEW - EXHUMA
Hanya segelintir horor mampu membangkitkan kengerian sekuat Exhuma, yang berbekal "sense of impending doom" miliknya, sukses menghadirkan teror mencekam tanpa harus mengumbar banyak penampakan. Bahkan ketika tidak sedang terjadi peristiwa signifikan di layar, kesan angker tersebar di tiap sudut film buatan Jang Jae-hyun (sutradara + penulis naskah) ini.
"Angker" memang kata yang tepat untuk mendeskripsikan Exhuma. Sewaktu karakternya membawa kita mengunjungi area gunung selaku lokasi sebuah makam, saya sepenuhnya meyakini keangkeran tempat tersebut, walau tiada satu pun hantu menampakkan wujudnya.
Lee Mo-gae bertugas menata kamera. Kebetulan ia melakoni debut di horor legendaris A Tale of Two Sisters (2003), sehingga memproduksi kengerian lewat gambar bukan lagi perkara baru. Di sini, gambar-gambar dari kamera Lee Mo-gae seperti menangkap banyak hal tak kasat mata. Rasanya semakin tidak nyaman ketika musik atmosferik buatan Kim Tae-seong turut melengkapi adegan.
Sepanjang 134 menit durasi Exhuma, sukar menampik perasaan bahwa ada hal buruk bakal terjadi. Bisa jadi para karakternya pun merasakan itu, mengingat mereka bukan orang sembarangan. Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun) adalah dua dukun muda yang dimintai bantuan oleh keluarga Korea kaya yang tinggal di Los Angeles, guna membereskan fenomena aneh yang menimpa mereka.
Meski sekilas sederhana, nyatanya kasus tersebut lebih rumit dari perkiraan. Pertolongan dari ahli feng shui bernama Sang-deok (Choi Min-sik), serta Yeong-geun (Yoo Hae-jin) si pengurus pemakaman pun dibutuhkan. Apa yang menyusul berikutnya sebaiknya tidak saya bocorkan. Semakin sedikit kalian tahu mengenai paruh kedua Exhuma, semakin maksimal pula pengalaman menonton yang didapatkan.
Misteri merupakan salah satu kekuatan utama film ini. Pertanyaan sarat kejanggalan rutin ia sebar di hadapan penonton. Selain memancing rasa penasaran, setumpuk tanda tanya tersebut juga efektif memupuk rasa takut. Exhuma mengingatkan betapa ketidaktahuan adalah sumber ketakutan terbesar.
Kim Go-eun dalam peran yang menjauhi citra "gadis baik nan polos" miliknya, juga Choi Min-sik yang seperti biasa membuat "akting" terlihat begitu mudah, mampu mengarahkan emosi filmnya tepat ke penonton. Semakin besar ketakutan dan kekhawatiran keduanya, semakin menegangkan pula Exhuma. Sekali lagi, perasaan tak nyaman berupa firasat buruk akan terjadinya peristiwa mengerikan tidak henti-hentinya menggelayut.
Titik balik Exhuma ditandai oleh sebuah momen yang bisa dideskripsikan sebagai "mencengangkan" dan "menyeramkan". Di situlah terjadi perubahan dari suguhan atmosferik menjadi sesuatu yang lebih brutal. Mungkin paruh akhirnya terkesan kepanjangan hingga filmnya seolah memiliki dua third act, namun di sisi lain, itu memberinya ruang bercerita untuk menyertakan subteks yang membuat Exhuma tampil semakin kaya.
Di balik persoalan mistis dan dunia perdukunan, Jang Jae-hyun menyelipkan kisah mengenai kolonialisme. Bukan selipan asal, sebab jika diperhatikan, Exhuma mempunyai seluruh fase dari proses penjajahan dalam alurnya: Si penjajah datang; terjadilah invasi yang melukai bahkan membunuh banyak warga pribumi; dikuasai rasa takut dan insting bertahan hidup, beberapa warga pun memilih tunduk; sebelum akhirnya rasa takut berubah jadi amarah yang mengobarkan api perlawanan.
Apakah penjajah yang telah enyah merupakan akhir masalah? Sayangnya bukan. Selanjutnya giliran trauma bangsa yang menancapkan kukunya. Entah kapan trauma itu lenyap, tapi Exhuma dengan konklusinya yang secara mengejutkan terasa hangat dan penuh harap, beranggapan bahwa yang terpenting adalah melanjutkan hidup sebaik mungkin sebagai manusia yang merdeka.
50 komentar :
Comment Page:film sampah
tragedi komedi yang menyenangkan
cuma tayang di luar XXI
kengerian yang konyol membanyolkan
film kocak sepanjang masa
bagus bikin ngakak ini film
njritttt segitu doang hantunya
manusia manusia junkfood bertaburan dengan gaya keren
gue suka banget ini film korea gue kasih skor 6.5/10
lebih bagus film pemandi jenazah dan sinden gaib lebih terasa kearifan lokal
jelas banget ini film sebatas prank
LUAR BIASA FILM EXHUMA
wow wow wow di luar ekspetasi cuma bakar cuan
film yang endingnya ngegantung untuk episode selanjutnya
wahana roller coaster pasar setan
datang duduk nonton ngemil bobo cantik bangun bubar film nya
cukup 70 menit aja ini film, nggak usah sampai 130 menit
akting pemain hanya kelas krupuk kadaluwarsa masukin kulkas biar kriyuk
plot twist yang betebaran hole scene
makam jeruk purut
jika lele laila pasti lebih cantik alurnya
Ini si anonim siapa sih?? Ga bisa di report ya??
thanks mas rasyid atas ulasannya
kolom komentar positif dan terimakasih mas rasyid
exhuma keren parah
Choi min sik sekali main film langsung bagus gini yak. Selektif bgt ni org keknya
Zonk Movie
tragedi aib mustahal
slowburn komedo
neraka dunia beranak dalam makam
Setuju, gak terlalu byk penampakan tpi bisa ikut merasakan suasana takutnya ditambah selalu di bikin penasaran
Siluman Jenderal Samurai
Kisah Banaspati Pati Geni
Cinta Terlarang Homo Siluman Jenderal
Bersambung deh...seru seruuuu banget slowburn
film paling overrated
XXI tayang itu sesuatu banget genjot jumlah penonton
tembus 1.5 juta penonton
luarbiasa XXI bikin rame aja
film berlapis kue lapis ending slowburn plot twist tak terduga
saran gue, kolom komentar dimatiin aja.. banyak anonim sampah komennya
thanks mas rasyid
kolom komentar yang positif dan demokrasi
ulasan keren mas rasyid
keren mas rasyid, maju terus
thank you for reviewing exhuma, mas rasyid! saya pribadi kurang gimana gitu kalo ga cari penjelasan seusai nonton.. tapi ya cukup menghibur lah hahaha
2 juta lebih penonton, rekor tercipta di bioskop indonesia
masih bertahan sampai saat ini sebelum di gukingkan oleh siksa badaruwuhi
film sshebohhh ini
film keren cuy mas brooo
Posting Komentar