Suatu hari nanti, di waktu yang tepat, saya yakin sekuel Rumah Dara akan dibuat, dan penampilan Shareefa Daanish sebagai Ibu Dara bakal ramai dibicarakan. Entah kapan "suatu hari nanti" tersebut tiba. Tapi untuk sekarang, nikmati saja dulu pertunjukan tunggal sang aktris, yang mampu mengangkat kualitas sebuah film horor seorang diri, sebagaimana ia kerap lakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Di Menjelang Ajal, Shareefa memerankan Sekar, ibu dari tiga anak: Dani (Daffa Wardhana), Ratna (Caitlin Halderman), dan Dodi (Shakeel Fauzi). Sekar bersikap cukup keras pada anak-anaknya. Dia mengusir Dani dari rumah karena si putera sulung menolak berkuliah dan ngotot ingin memilih jalan hidupnya sendiri. Dia tegur pula Ratna yang masih SMA, karena diantar pulang oleh laki-laki lebih tua.
Menurut Sekar, ia hanya ingin anak-anaknya sukses, berbeda dengan dirinya yang cuma membuka warung makan. Masalahnya Sekar bukan sekadar menjalankan bisnis kuliner. Dipakainya ilmu penglaris yang dipasang oleh dukun bernama Mak Ambar (Dewi Pakis). Sampai suatu ketika, tiba-tiba warung makannya sepi pengunjung selama berbulan-bulan, dan di saat bersamaan kondisi fisik serta perilaku Sekar pun menjadi aneh.
Satu hal subtil yang saya apresiasi dari naskah buatan Deni Saputra adalah ketiadaan figur jahat di sini, kecuali sosok setan yang merasuki Sekar (ia hadir karena dipanggil dan hanya murka akibat dilanggarnya sebuah perjanjian). Tidak ada orang jahat, tidak ada dendam kesumat, tidak ada permusuhan, tidak ada upaya menghancurkan kehidupan. Hanya ada kisah mengenai manusia yang terkena dampak tindakannya sendiri.
Penceritaan di paruh pertamanya bergulir apik sekaligus merupakan fase terbaik Menjelang Ajal. Di situlah timbul misteri seputar gangguan yang dialami Sekar, disertai potret menarik terkait dunia klenik dalam lingkup bisnis kuliner. Babak-babak berikutnya tak pernah mengulangi pencapaian itu, namun Dedi Saputra memastikan bahwa naskahnya memang mengandung sesuatu untuk diceritakan, alih-alih sekadar menjembatani penampakan-penampakan hantu.
Peristiwa yang judulnya janjikan pun berhasil digambarkan, tatkala kita melihat sulitnya Sekar menyambut ajalnya, dan mengalami berbagai siksaan fisik. Sementara luka psikis karakter-karakternya tersaji tidak begitu kuat karena minimnnya eksplorasi. Padahal ada potensi untuk menghadirkan drama menggigit seputar ketidaksempurnaan seorang ibu. Seorang ibu juga bisa berdosa. Seorang ibu tidak selalu benar. Seorang ibu juga bisa keliru menilai darah dagingnya. Tapi bukan berarti tiada kasih sayang.
Terkait kualitas teror, sayangnya Hadrah Daeng Ratu selaku sutradara belum mampu mengulangi kengerian Pemandi Jenazah beberapa waktu lalu. Pendekatan atmosferik sarat gambar-gambar mengerikan digantikan oleh jumpscare generik berbalut tata suara berisik. Untunglah kuantitas penampakannya tidak seberapa tinggi, disokong elemen gore yang cukup menyenangkan, dan tentunya tertolong oleh transformasi Shareefa Daanish.
“Aktor menjelma menjadi makhluk artistik yang mampu menghayati perannya tanpa disadari sesuai gerak intuitif". Dahulu Shareefa pernah menulis kalimat tersebut di akun Instagram miliknya. Itu pula yang nampak di Menjelang Ajal. Caranya mengolah ekspresi dan gestur memperlihatkan wujud seni peran yang tidak cuma berusaha nampak seram, tapi memperhatikan nilai artistik.
slowburn movie
BalasHapusmirip EVIL DEAD RISING
BalasHapusfilm nya agak bagaimana gi tu...
BalasHapusdiluar ekspetasi : gagal paham
BalasHapusya elah ustadz tewas sama setan
BalasHapusberisik banget ini film
BalasHapuskearifan lokal tatar sunda
BalasHapusduit daun basi
BalasHapusfilm action komedi
BalasHapusthe best movie ever
BalasHapusHadrah Daeng Ratu kejar setoran drop kualitas
BalasHapusLumayan 400 ribu penonton di bioskop
BalasHapusfilm amit amit jabang bayi
BalasHapussekarang banyak film horror berkualitas tinggi sampai ngantuk di bioskop
BalasHapus600ribu break penonton
BalasHapusJelek
BalasHapusfilm murahan dan bagus
BalasHapusunfaedah movie
BalasHapusKayang Melulu nggak ada gaya lain ya setannya
BalasHapusBad Bad Film
BalasHapusKusuka Film Ini Sukaku
BalasHapus