HATCHET III (2013)

Tidak ada komentar
Tujuh tahun yang lalu, film pertama Hatchet mendapat sambutan positif dari para penggila horror dengan memperkenalkan ikon baru dunia slasher bernama Victor Crowley. Tiga tahun kemudian, sekuel dari Hatchet dirilis dan semakin menguatkan nama Victor Crowley dalam jajaran karakter ikonis film slasher. Salah satu hal yang menjadi ciri khas franchise ini adalah keberhasilannya menggabungkan berbagai bintang dari dunia perfilman horror. Bayangkan saja, dalam dua filmnya, Hatchet sudah menampilkan nama-nama seperti Tony Todd (Final Destination, Candyman), Robert Englund (A Nightmare on Elm Street), R.A. Mihailof (Leatherface: Texas Chainsaw Massacre 3), Tom Holland (sutradara Child's Play & Fright Night), Danielle Harris (Halloween franchise) hingga tentunya Kane Hodder (Friday the 13th) yang memerankan Victor Crowley. Dalam film ketiga yang direncakan sebagai penutup franchise-nya ini Adam Green masih menjadi penulis naskah, namun kursi penyutradaraan diserahkan kepada B.J. McDonnell yang dalam dua film pertama menjabat sebagai kameraman. Tentu saja film ketiga ini mendapat suntikan nama-nama baru seperti Zach Galligan (Gremlins 1 & 2), Caroline Williams (Leprechaun 3, Texas Chainsaw Massacre 2) dan Derek Meras yang memerankan Jason Voorhees dalam remake Friday the 13th. Jadi dalam Hatchet III akan ada dua orang pemeran Jason Voorhees yang akan saling bertarung. 

Melanjutkan kisahnya tepat dari ending film kedua, Marybeth Dunston (Danielle Harris) diperlihatkan telah berhasil membunuh Victor Crowley dengan membelah tubuhnya menjadi dua bagian. Marybeth pun menuju ke kantor polisi untuk menceritakan apa yang telah ia alami. Namun melihat kondisi Marybeth yang berlumuran darah, membawa senapan dan kulit kepala seseorang, Sheriff Fowler (Zach Galligan) justru menangkapnya dan menjadikan Marybeth sebagai tersangkan. Tentu saja tidak mudah bagi sang Sheriff untuk mempercayai kisah Marybeth tentang hantu Victor Crowley yang berkeliaran membantai puluhan orang tersebut. Sampai akhirnya para tim yang ditugaskan menyelidiki tkp mendapat serangan dari Victor Crowely yang ternyata masih hidup. Kini Marybeth sekali lagi harus berhadapan dengan Victor Crowely untuk melenyapkan sang hantu selama-lamanya dengan berbekal bantuan dari Amanda (Caroline Williams) yang merupakan mantan istri Sheriff Fowler sekaligus seorang ahli mengenai Victor Crowley dan mengetahui satu-satunya cara untuk melenyapkan sang iblis selamanya.


Jujur dua film pertama Hatchet tidak terlalu memuaskan saya. Film pertamanya saya berekspektasi tinggi dengan bergabungnya Kane Hooder, Robert Englund serta Tony Todd dalam satu film. Namun pada kenyataannya Robert Englund hanya muncul sekilas saja. Sedangkan dalam film keduanya porsi Tony Todd ditambah namun alur filmnya justru terasa membosankan dan terlalu banyak berbasa-basi. Jujur saya tidak terlalu peduli dengan apakah latar belakang Victor Crowley dijelaskan atau tidak, karena yang saya ingin lihat hanyalah parade pembantaian yang ia lakukan dengan sebrutal-brutalnya. Dalam film keduanya, Adam Green terasa terlalu memaksakan filmnya untuk lebih "cerdas" dengan banyak berbasa-basi mengenai hal tersebut. Diluar dugaan berpindahnya posisi sutradara ke tangan B.J. McDonnell justru mengembalikan Hatchet III kepada hakikatnya yang asli, yakni sebuah sajian penuh kebrutalan non-stop dari opening sampai credit bergulir. Film ini juga dengan baik memaksimalkan satu hal yang paling saya suka dari Victor Crowley, yakni begitu kreatifnya monster gila satu ini dalam menghabisi korbannya. Jika Michael Myers lebih sering menusukkan pisaunya dan Jason Voorhees mengayunkan parangnya, maka Victor Crowely punya ratusan cara yang jauh lebih gila. Anda akan melihat Victor menarik satu persatu bagian tubuh korbannya hingga putus, mengambil tulang belakangnya, menebasnya dengan kapak, dan masih banyak lagi.
Pokoknya, mudah untuk menjadikan Hatchet III sebagai gorefest terbaik dalam beberapa tahun terakhir bahkan melebihi prekuelnya sekalipun. Alurnya pun berjalan dengan cepat, dimana sedari awal kita sudah melihat gabungan polisi dan SWAT yang dipimpin Derek Mears melakukan perburuan terhadap Victor sebelum semuanya berubah menjadi Victor yang memburu mereka dan membantai mereka satu per satu. Jadi tidak perlu menunggu sampai klimaks seperti film keduanya, Hatchet III sudah memperlihatkan showdown antara Victor dan para korbannya yang mayoritas berusaha melakukan perlawanan meski akhirnya tetap akan mati juga. Yah, setidaknya mereka tidak sebodoh ataupun se-annoying para korban dalam film-film slasher lainnya. Yang lebih menyenangkan lagi, Hatchet III tidak pilih-pilih dalam membantai korbannya. Mau tokoh utama sampai wanita cantik yang bukan pirang bodoh sekalipun semuanya berakhir mengenaskan ditangan Victor Crowely. Jujur hal tersebut makin menambah tensi filmnya menjadi elbih seru dan menegangkan.

Dua film pertama Hatchet memberikan sentuhan komedi hitam, dan hal itu tidak dilupakan oleh film ketiganya ini. Bedanya kali ini sentuhan komedi yang benar-benar komedi ditambahkan dalam porsi yang relatif banyak. Kita akan melihat bermacam karakter komedik sepeerti polisi bermata satu, polisi negro banyak omong, sekumpulan paramedik rasis dan masih banyak lagi. Komedinya sendiri sering muncul dari dialo-dialog serta one-liner bodoh yang tentu saja terasa tidak penting. Awalnya saat komedi itu muncul sekali dua kali saya merasa "apaan sih?" sampai akhirnya setelah diberondong berulang kali saya tidak tahan juga untuk mulai tersenyum bahkan tertawa di beberapa bagian. Khusus untuk Danielle Harris lagi-lagi saya tidak menyangka bahwa gadis kecil dalam film Halloween tersebut kini sudah menjadi seorang wanita dewasa yang masih tetap terlihat cantik meskipun aktingnya annoying. Tentu saja cerita dalam Hatchet III itu tipis, karakternya dangkal, serta akting para pemainnya buruk. Tapi ini adalah gorefest sampah yang memang tidak bertujuan menjadi cerdas. Tapi jelaslah bahwa film ini merupakan salahs atu slasher terbaik dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan hiburan bodoh yang super menyenangkan.

Tidak ada komentar :

Comment Page: