04/10/19

BEBAS (2019)

0 View
Selama pembuatnya tidak mengacau, remake dari Sunny (2011) takkan berakhir buruk, karena basis materinya luar biasa solid, meski sederhana. Bebas, selaku remake ketiga setelah versi Vietnam, Go Go Sisters, dan versi Jepang, Sunny: Our Hearts Beat Together yang sama-sama rilis tahun lalu, membuktikan itu. Kelemahan tercipta saat naskahnya melakukan modifikasi berupa pengurangan elemen cerita, sementara titik-titik terbaik hadir dalam momen reka ulang yang setia terhadap materi aslinya.

Pemakaian judul Bebas merujuk pada lagu legendaris berjudul sama karya Iwa K, sekaligus nama geng di mana protagonisnya, Vina Panduwinata (Maizura) si murid baru, tergabung. Geng Bebas dipimpin oleh Krisdayanti (Sheryl Sheinafia), siswi jago bela diri yang disegani di sekolah. Ya, jika Sunny mengambil nama girl group seperti So Nyeo Shi Dae alias Girls’ Generation (kalau tak salah Fin.K.L. juga sempat disebut) untuk gengnya, maka Bebas menjadikan nama diva tanah air sebagai nama karakter.

Selain keduanya, geng Bebas juga beranggotakan tiga perempuan; Jessica (Agatha Pricilla) yang gemar mempercantik diri, Gina (Zulfa Maharani) si gadis kaya, Suci (Lutesha) si model ternama, dan seorang laki-laki, yaitu Jojo (Baskara Mahendra). Tentu perpisahan tak terelakkan, tapi keenam remaja ini bersumpah akan terus bersama meski kelak tumbuh dewasa. 25 tahun pun berlalu.

Vina dewasa (Marsha Timothy) telah hidup mapan tapi ia merasa hampa. Tanpa sadar, dia hanyalah karakter pendukung di kehidupannya. Istri seseorang, ibu seseorang, dan melupakann identitas diri sendiri. Sampai Vina bertemu Kris (Susan Bachtiar) yang terbaring di rumah sakit dan divonis umurnya tinggal tersisa dua bulan. Permintaan terakhir Kris adalah agar Vina mengumpulkan geng Bebas sekali lagi sebelum ajal menjemputnya.

Naskah buatan Mira Lesmana (Ada Apa dengan Cinta?, Laskar Pelangi, Kulari ke Pantai) dan Gina S. Noer (Posesif, Keluarga Cemara, Dua Garis Biru) secara keseluruha masih mengikuti pola yang diterapkan naskah aslinya yang ditulis oleh Kang Hyeong-cheol. Tetap menerapkan narasi non-linear yang terus melompat antar era sekarang dan SMA, pun masih mengusung tema besar mengenai kesemuan masa dewasa kala individu melupakan jati dirinya akibat tuntutan realita.

Tapi seperti sudah saya singgung, ada perubahan. Beberapa memberi kekhasan, beberapa justru melemahkan. Perubahan yang berhasil, terkait penggantian gender karakter. Keberadaan Jojo membawa Bebas menyinggung perihal identitas gender, preferensi seksual, serta pandangan sosial akan machismo. Sosok penindas di sekolah pun diubah jadi laki-laki, yakni Andra (Giorgino Abraham). Suatu keputusan yang menguatkan tuturan soal “kekuatan wanita”. Berkat kesubtilan naskahnya menuturkan bahasan-bahasan di atas, Bebas berhasil tampil kritis tanpa perlu terkesan politis.

Perubahan yang kurang berhasil terletak pada penghilangan beberapa unsur, yang menurut Mira dan Gina, dipandang tak seberapa substansif. Mungkin betul, namun naskah Sunny ibarat puzzle yang keping-kepingnya menciptakan kesatuan sempurna. Ketika beberapa keping hilang, gambaran besarnya tetap bisa dipahami, tapi meninggalkan lubang mengganggu. Begitulah jalannya film ini. Pergerakan alur di beberapa titik terasa kasar dan buru-buru, lalu berujung merusak dinamika.

Beruntung dampak emosi tidak ikut terlemahkan, sewaktu penyutradaraan Riri Riza berhasil mengkreasi ulang rasa di momen-momen ikonik milik Sunny dengan sensitivitas serupa. Departemen musik juga berkontribusi besar pada keberhasilan tersebut. Scoring garapan Lie Indra Perkasa (Banda the Dark Forgotten Trail, 6,9 Detik) paling memikat kala memperdengarkan suara synth bernuansa dreamy yang membuai hati.

Sementara pilihan soundtrack-nya, senada dengan tujuan Bebas selaku kapsul waktu, menampilkan deretan lagu populer era 90-an yang efektif membangun mood, sebutlah Cukup Siti Nurbaya, Bidadari, Aku Makin Cinta, dan pastinya Bebas. Tapi satu lagu yang penggunaannya paling saya suka adalah Sendiri milik mediang Chrisye, yang mengiringi salah satu sekuen terbaik film ini (sekuen serupa di Sunny memakai Reality milik Richard Sanderson). Magis, indah, intim, dan amat mengharukan.

Tapi apa jadinya semua itu bila tidak dibarengi kehebatan jajaran cast dua generasinya. Dua kutub berlawanan, Sheryl Sheinafia yang tangguh dan Maizura beserta kepolosannya memotori era 90an, didukung Baskara Mahendra melalui intrepretasi akan sosok laki-laki feminin yang menolak terjebak pada stereotip. Menyenangkan pula menyaksikan Amanda Rawles memainkan peran berbeda, sebagai Lila si ketua geng lawan yang bermulut besar tapi sebenarnya penakut. 

Di latar modern, prestasi Baskara Mahendra dilanjutkan oleh Baim Wong sebagai Jojo dewasa, sedangkan Marsha Timothy dan Indy Barends (Jessica dewasa), masing-masing sukses mengemban tugas sebagai ujung tombak elemen dramatik dan komedik. Geng Bebas di dua generasi sama-sama punya chemistry solid, yang mewakili kehangatan serta keseruan kala hidup diisi kebebasan memilih jati diri.

13 komentar :

  1. Anonim5:20 AM

    Review singkat bgt Sunny mas Rasyid berserta scorenya wkwk

    BalasHapus
  2. Anonim9:19 AM

    komenta tentang penampilan Reza Rahardian menurut mas rasyid gimn? karna ntah kenapa saya suka bgt sama kehadiran reza disini, sebentar tapi menghanyutkan. ga pernah liat cameo yang se-segmented dia.

    BalasHapus
  3. Menarik 4 bbintang. Trailernya juga bikin saya pengen nonton 😂 vibe2 ada apa dengan cinta

    BalasHapus
  4. Paling suka aku min sama Amanda Rawles, luwes banget pembawaannya di film ini.

    BalasHapus
  5. Agatha Pricilla sama Baskara Mahendra paling mencuri perhatian sih, oh ya jangan lupakan Dea Panendra noraknya kebangetan...

    Baik di "Bebas" maupun "Sunny" momen ketika nonton rekaman video SMA itu bikin nyesek. Mereka berjanji akan menjadi seperti apa yang mereka impikan, tapi saat menapaki kehidupan rupanya tak segampang apa yang dikatakan....

    BalasHapus
  6. Anonim11:16 PM

    Terlalu banyak adegan mengharukan di SUNNY yg memorable, trmasuk adegan rekaman dan putus cinta.




    Klo mnurut mas rasyid dri dua remake itu dri yang terbaik yg mana?

    BalasHapus
  7. Ada kemungkinan masuk FFI ga? Kategori apa aja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngelihat track record FFI, mungkin aktris terbaik, naskah adaptasi, musik, sutradara, aktris & aktor pendukung, sama mungkin film terbaik

      Hapus
  8. Udah nonton ini dan lagi nungguin impetigore alias perempuan tanah jahanam dan ratu ilmu hitam hasil perkawinan jokan dan kimo (sempet ngarep timo yg garap bareng jokan sih)

    BalasHapus
  9. *spoiler

    Mas, penasaran dengan 'bagian lubang yg mengganggu'. Apakah bagian yg saat mereka 'dipaksa' terpisah itu kah?

    Atau saat Vina sigadis polos nan lugu tapi ternyata cukup berani untuk membuntuti laki laki dimalam hari sampe ke kelab pulak 😁

    Dua adegan itu sih yg agak mengganggu saya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bagian yang dipaksa pisah itu. Kalau di Sunny, shocking tapi berasa wajar.

      Hapus
  10. Komedinya bagus Film ini, dramatiknya bagus Sunny.

    BalasHapus