SURAT DARI KEMATIAN (2020)
Rasyidharry
Januari 11, 2020
Carissa Perusset
,
Endy Arfian
,
Eric Febrian
,
Evelyn Afnila
,
Hestu Saputra
,
horror
,
Indonesian Film
,
Jerome Kurnia
,
Justin Adiwinata
,
Krisna Purna
,
Landung Simatupang
,
Omara Esteghlal
,
REVIEW
,
Sangat Jelek
11 komentar
Surat Dari Kematian, selaku adaptasi cerita Wattpad berjudul sama buatan Adham
T. Fusama, punya modal kuat terkait penelusurannya terhadap legenda urban yang
menggabungkan persepsi mistis dan logis. Memang menarik menelisik guna
mempelajari asal usul legenda urban. Pernah berkuliah di Universitas Gadjah
Mada selama lebih dari tujuh tahun, saya tahu betul bahwa kampus-kerakyatan-yang-tidak-lagi-merakyat
tersebut menyimpan banyak kisah mengerikan. Sayang, filmnya gagal memaksimalkan
potensi dan hanya menambah panjang daftar horor lokal berkualitas rendah yang
seolah enggan berhenti mengotori industri.
Ceritanya dibuka saat Pasha (Omara
Esteghlal) mendapat surat ancaman kematian yang mengharuskannya bernyanyi
sambil telanjang bulat (definisi “telanjat bulat” film ini rupanya berbeda dari
pemahaman umum) di depan Gama Plaza kalau ingin tetap hidup. Penonton yang
familiar dengan lingkungan UGM tentu tahu adegan itu tidak diambil di depan
Gama Plaza, tapi biarlah. Ada masalah lebih fatal seputar naskah buatan Evelyn
Afnila (Keluarga Tak Kasat Mata, Roh
Fasik) yang punya struktur penceritaan kacau juga kecacatan logika.
Misalnya di beberapa menit awal
yang terkesan disusun acak, asal melompat dari satu peristiwa ke peristiwa lain
yang tak berkaitan tanpa transisi memadai. Atau di pertengahan durasi, ketika
salah satu karakternya mendapat kabar penemuan sebuah mayat. Dia ditelepon di
malam hari, mengunjungi TKP pada siang hari, namun anehnya, warga sekitar masih
heboh dan baru saja mengangkat mayat tersebut.
Tokoh utamanya adalah Zein (Endy
Arfian) dan Kinan (Carissa Perusset), dua mahasiswa UGM yang menyalurkan hobi
jurnalistik mereka dengan membuat konten YouTube tentang legenda urban di
sekitar kampus. Oh, saya lupa menyebut bahwa kepanjangan UGM di sini bukan “Universitas
Gadjah Mada”, melainkan “Universitas Garuda Mandala”. Cukup kreatif, sebab
filmnya tetap bisa memakai kata “UGM” atau “Gama”, tanpa menyalahi urusan
legalitas.
Setelah gagal mengungkap misteri
Jembatan Perawan, Zein dan Kinan tertarik menyelidiki kasus surat kematian yang
diterima Pasha. Apalagi setelah Reno (Eric Febrian dalam akting kaku yang luar
biasa mengganggu), teman Pasha—yang menggilai Britpop sampai memasang
poster-poster Oasis, Stone Roses, Radiohead, The Cure, Arctic Monkeys, sampai
The Killers yang sebenarnya tidak sinkron karena merupakan band Amerika—menghilang
dari kamar. Dua protagonist kita yakin bahwa: 1) surat kematian itu berhubungan
dengan kematian Darius (Jerome Kurnia) yang gantung diri di Gama Plaza; dan 2)
Joe (Justin Adiwinata), kawan Pasha dan Reno merupakan korban berikutnya.
Mayoritas durasi diisi perdebatan
Zein, yang menggandrungi hal-hal mistis, dan Kinan yang cenderung skeptis. Sewaktu
Endy Arfian tampil dengan logat Jawa khas FTV, Carissa Perusset sejatinya tidak
buruk, tapi dia belum punya kapasitas guna menyelamatkan penokohan buruk Kinan
si jurnalis bodoh (ditinjau dari banyak sisi) yang muncul dengan rencana bodoh
untuk mengungkap identitas pengirim surat kematian. Kinan is a clueless journalist and Carissa herself looks clueless on
handling that.
Mestinya adu argumen kedua tokoh
utama dapat melahirkan investigas menarik melalui benturan sisi logis dengan
mistis, tapi yang tersaji hanya deretan debat kusir minim bobot yang gagal memancing
pemikiran dan pemahaman lebih lanjut terhadap kedua sudut pandang. Surat Dari Kematian terlampau banyak
menghabiskan waktu memperlihatkan Zein dan Kinan beradu mulut ketimbang
mengeksplorasi dereta legenda urbannya, yang sekadar muncul sekilas di adegan
pembuka.
Elemen mistisnya menyimpan beberapa
jump scare yang kebanyakan dieksekusi
oleh sutradara Hestu Saputra (Perfect
Dream, Lorong) memakai trik murahan, seperti wajah hantu yang mendadak
memenuhi seisi layar dibarengi musik berisik garapan Krisna Purna (Siti, Talak 3, Abracadabra) dan Cahya
Kalatidha. Ada satu momen menjanjikan, tatkala sesosok hantu mirip Gollum
menampakkan diri, dalam teror yang awalnya mampu memunculkan atmosfer mencekam,
tapi berubah jadi menggelikan begitu si hantu mulai menyerang. Tawa seisi
bioskop pecah ketika itu terjadi.
Menjanjikan. Potensial. Surat Dari Kematian memang akrab dengan
kata-kata itu. Sama halnya seperti kehadiran guru spiritual Zein, Pak Wibowo
(Landung Simatupang), yang sempat memamerkan ilmu melipat jalan (lebih dikenal
sebagai “melibat Bumi”). Andai hal-hal semacam itu lebih sering dimunculkan
agar memperkaya elemen mistisnya. Tapi akhirnya keterlibatan Pak Wibowo justru
menyulut kejanggalan-kejanggalan lain. Apa hasil dari ritualnya di Gama Plaza? Sebelum
kita tahu, filmnya langsung melompat ke entah berapa hari setelahnya,
membuktikan satu lagi kekacauan penceritaan Surat
Dari Kematian.
Setelah klimaks kental aksi
canggung dan kelalaian filmnya bahwa ada proses autopsi yang bisa menjelaskan
penyebab kematian, datanglah twist yang
coba menjembatani perspektif logis dan mistis. Sayang, akibat gagalnya
presentasi mengenai kedua sisi, dampak kejutan itu tidak sekuat harapan. Dan
jika ingin memunculkan respon “Keren! Nggak ketebak! Mengejutkan!” dari
penonton awam, penjelasannya yang berantakan berujung menghalangi tercapainya
tujuan itu.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
11 komentar :
Comment Page:Wah ngga nyangka 2020 sdh ada film yg masuk tag sangat jeleknya.
Btw mas rasyid, kapan nih bikin raport semester 2 film horor indonesia 2019 sm cine crib hehehe ?
penasaran sama definisi telanjang bulat yang ada di film ini... :D
Mas maaf oot. Mau nanya nih. Kemarin kan sempet tuh Just Mercy mau ditayangin 8 Januari, tp kok smpe skrg belum tayang ya? Gajadi tayang atau gimana?
Kalo definisi telanjang bulat yg dimaksud kyk di trailer mah..
Wajar lah kalo filmnya ancur🤣
Filmnya emang gak sebagus novelnya kalo baca novelnya trs ada film ini rasanya tuh aduh bisa gak sih d remake dengan sutradara dan ph yang bener.... Aku salah satu pembaca surat dari kematian versi novel dan emang bangun banget, serem, gak ketebak tapi apa difilmkan aku kecewa.. . Mas rasyid harus baca novelnya dan bandingkan dengan film...
Mas rasyid gak ada rencana buat nonton dan review film Titus? Penasaran karena jarang2 sineas lokal kita bikin film animasi buat bioskop dan pengen tau penilaian reviewer tentang film animasi anak negeri.
harusnya dengan keuntungan milyaran dari film dilan ya bisa kali modal dikit buat bikin horor yang agak lebih niat
Sepertinya sudah ada di trailer nya.. dan saya melihat trailernya saja sudah males bwt nuntun ini film.. padahal ada Carissa ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤
Duuuh Caaaa, kenapa pilih film beginian sih..
Masih susah nih nemu jadwalnya karena beda kota
Selain di imdb (yang nggak bisa jadi patokan soal release date) saya malah nggak pernah lihat ada pengumuman resmi soal tanggal
Well, ini jelek bukan karena nggak modal. Karena emang jelek
Posting Komentar