MEKAH I'M COMING (2020)

12 komentar
Lebih dari kelucuannya, Mekah I’m Coming, yang sebelumnya mengusung judul Haji Hoax, punya value besar karena keberaniannya menertawakan isu bertema religi. Ketika bangsa ini semakin kehilangan selera humor akibat mabuk agama, Jeihan Angga selaku sutradara sekaligus penulis naskah, seolah membawa saya kembali ke masa tatkala lawakan “Bahasa Arab” milik Bajaj Bajuri dulu belum dianggap ofensif. Bukan agama yang ditertawakan, melainkan kengawuran penganutnya.

Ibu saya pernah bercerita tentang keputusannya keluar dari grup WhatsApp haji, karena orang-orang di dalamnya memanggil satu sama lain dengan sebutan “Bu Hajjah”. “Ya itu kan grup haji. Otomatis semua haji dan hajjah. Ngapain manggil bu hajjah/pak haji? Kayak minta ditinggikan banget!”, ujarnya kesal. Realitanya memang demikian. Haji adalah gelar maha dahsyat yang sering membuat pemiliknya dipandang atau merasa lebih tinggi, lebih mulia, lebih memahami agama.

Karenanya, saat terancam kehilangan kekasihnya, Eni (Michelle Ziudith), yang oleh sang ayah, Haji Soleh (Totos Rasiti), bakal dijodohkan dengan Pietoyo (Dwi Sasono) si saudagar kaya dari kota, Eddy (Rizky Nazar) mantap berkata, “Saya akan naik haji tahun ini!”. Eddy sampai harus menjual bengkel kecilnya sebagai biaya. Tapi, akibat keterbatasan kuota, ia harus mengantre 10 tahun. Terpojok, Eddy nekat menerima tawaran sebuah agen perjalanan yang berjanji bisa memberangkatkannya haji tahun ini dengan biaya 240 juta rupiah.

Seperti sudah kita tahu dari trailer-nya, agen tersebut rupanya membohongi Eddy. Bersama “calon jemaah” lain bernama Fajrul (Ephy Sekurity), Eddy terjebak di Jakarta karena keduanya merasa malu untuk pulang ke rumah dalam kondisi gagal naik haji. Jeihan Angga lalu membawa penonton mendatangi sebuah daerah yang ditinggali oleh banyak korban penipuan agen perjalanan, yang memilih tidak pulang kampung sebelum benar-benar berangkat haji. Kita diajak mengintip sebuah sudut realita kelam Indonesia, dibawa mengetahui dampak besar dari komersialisasi agama serta pengultusan gelar haji.

Keduanya memang saling berkaitan. Tanpa pengultusan, dampak psikis yang dihasilkan takkan sebesar itu. Jeihan mampu memunculkan pemahaman terhadap isu tersebut melalui gaya penuh canda, tanpa memaksakan diri berpindah ke jalur drama sebagaimana  kebanyakan komedi lokal yang menyelipkan subteks di alurnya. Momen yang paling dekat menyentuh ranah dramatis adalah peristiwa romantis tak terduga di penghujung cerita. Peristiwa yang sejatinya tidak logis, namun bisa diterima, mengingat sejak awal Mekah I’m Coming jelas sudah menjauhkan diri dari logika.

Humornya memang masih cenderung hit-and-miss akibat tidak seluruh elemen penyutradaraan (timing, pengemasan hook sebuah banyolan) berjalan mulus. Tapi, keberanian Jeihan Angga menerapkan ide-ide kreatif dalam debutnya ini patut diberi pujian tinggi. Ditemani musik bernuansa Timur Tengah garapan Krisna Purna (Ayat-Ayat Cinta 2, Petualangan Menangkap Petir, Abracadabra), Jeihan memamerkan absurditas komedi, yang acap kali hadir dalam bentuk tak terduga, berkat kombinasi referensi segudang dengan keliaran ide sarat kreativitas, yang biasanya hanya akan berhenti sebagai kelakar konyol pada obrolan warung kopi. Ketika banyak sineas khawatir karyanya tampak norak jika secara total menerapkan komedi receh dan/atau tertawa di atas isu berbau agama, Jeihan melakukan keduanya.

Tertular kegilaan sang sutradara adalah jajaran pemainnya. Rizky Nazar, Ephy Sekuriti, hingga Totos Rasiti, semuanya menghibur. Tapi kejutan terbesar ditampilkan Michelle Ziudith. Meninggalkan zona nyamannya, Michelle tidak ragu mempermalukan diri demi efektivitas komedi dalam performa terbaik yang bisa saja membuka jalan baru bagi karirnya. Mekah I’m Coming pun menandai penampilan terakhir mendiang Ria Irawan, dan sungguh persembahan yang pantas untuk aktris legendaris sepertinya. Selamat jalan Mbak Ria.

12 komentar :

Comment Page:
Vian mengatakan...

Suka sama aktingnya Rasyid Karim d sni, walau beliau ga seproduktif Deddy Mizwar atau Tyo Pakusadewo, tapi aktingnya g kalah top. Ephy Sekuriti naik kelas stlh Humor Baper. jennifer mirip bgt sm Rahma Azhari. Michelle sdikit lbh dewasa stlh sblumnya selalu dapet peran yang imut2. Scene paling ngakak waktu warga berbondong2 ngikutin Hj Soleh masuk ke rumah Eddy buat nyari Eni. Komikal sekali.

Unknown mengatakan...

Begitulah Indonesia, Malaysia dan Brunei.
Haji itu salah satu rukun islam seperti sholat, zakat dan lainnya. Kalau orang ibadah haji dipanggil pak Haji, terus kalo orang sholat dipanggil pak sholat dong... Hehehe... Maaf, bukan rasis, tapi hanya nimbrung dikit ajah...

Anonim mengatakan...

Kebanyakan umat mabuk agama kan belum bisa membedakan kritik, satir, parodi, ironi, dengan sarkasme dll.

Jadi kalo bukan menyanjung (memuji) berarti menghina dan mengolok-ngolok.

Itulah sebabnya film bertema religius seringkali jatuhnya kalo ngga basi ya preachy.

Anonim mengatakan...

Mas, saya merasa tersinggung baca komen ini , mas bisa saya penjarakan ya ��������

Adit mengatakan...

Sayang film ini banyak di lewatkan begitu saja. Lebih milih film horror yg dibawah standar.

ihsan nr mengatakan...

Aneh, di bandung layarnya dikit bgt... udah seminggu eh turun semua sisa 1 studio yg jadwalnya cuma 2x tayang sehari

Unknown mengatakan...

Semoga mbak ziudith ngga ambil tawaran sinetron lagi dan fokus ke film-film menarik seperti ini. Sayang sekali bakat akting dimilikinya kalau dipake cuma buat sinetron.

Navyna yuniarta mengatakan...

Kak rasyid kok gak pernah keliatan di cinecrib? Kapan kumpul sama anggota cinecrib? Kangen liat kak rasyid sama bang razak

Rasyidharry mengatakan...

Karena emang aslinya bukan "member" dan kayak udah disebut di video q&a dulu, sekarang udah beda kota

Navyna yuniarta mengatakan...

Yahh.. yaudah deh
Sukses selalu kak rasyid😊

Adit mengatakan...

Sayang film lucu n bagus banyak dilewatkan begitu saja.

Meuthia Nabila Pratiwi mengatakan...

Benerrr. Aku jauh2 dari buah batu ke miko mall dei nonton ini doang. Worth it banget