EXTRACTION (2020)

2 komentar
Blackhat (2015), The Huntsman: Winter’s War (2016), 12 Strong (2018), sampai Men in Black: International (2019). Pencarian Chris Hemsworth terhadap “kendaraan” lain yang bisa ditungganggi  guna menjaga eksistensinya sebagai sosok tangguh di ranah blockbuster Hollywood di luar MCU tidak berlangsung mulus. Tapi Extraction bisa jadi jawaban. Adaptasi novel grafik Ciudad ini sejatinya sudah memperoleh pendanaan sejak 2013, sebelum Russo Bersaudara menuliskan sejarah mereka di skena film buku komik lewat Captain America: The Winter Soldier (2014).

Russo Bersaudara berkolaborasi dengan Ande Parks, Fernando Leon Gonzalez, dan Eric Skillman kala membuat Ciudad. Sedangkan untuk filmnya, keduanya menjabat sebagai produser, sementara Joe menulis naskahnya seorang diri. Kursi penyutradaraan diserahkan pada Sam Hargrave, yang merupakan stunt coordinator di Captain America: Civil War (2016) dan Avengers: Endgame (2019). Hargrave pun melanjutkan tren positif para ahli stunt yang mampu melahirkan film aksi mumpuni sebagai sutradara.

Hemsworth memerankan Tyler Rake, mantan anggota SASR (Special Air Service Regiment) yang kini beralih profesi sebagai prajurit bayaran. Kali pertama kita melihatnya, Rake terjun dari tebing setinggi 30 meter, lalu duduk beberapa lama di dasar air seperti sedang bermeditasi. Adegan tersebut membawa sebuah pernyataan: He’s a badass. Seorang badass yang terluka, sebab di saat bersamaan, keping-keping memori yang kabur menghampirinya. Memori menyedihkan mengenai sesosok bocah. Tidak perlu menunggu filmnya menjabarkan untuk tahu bahwa bocah itu adalah putera Rake yang telah tiada.

Melalui Nik Khan (Golshifteh Farahani), Rake menerima tawaran pekerjaan guna menyelamatkan Ovi (Rudhraksh Jaiswal), putera drug lord terbesar India, yang diculik oleh drug lord terbesar Bangladesh, Amir (Priyanshu Painyuli). Dengan kata lain, sebuah misi bunuh diri. Dan Rake menerimanya tanpa pikir panjang, memancing kekhawatiran Nik, bahwa ia memang ingin tewas dalam misi.

Tapi tenang saja. Rake tidak bisa tewas segampang itu, sekalipun ia menginginkannya. Rake merupakan one-man army yang dapat membabat habis puluhan pasukan yang terdiri atas gembong narkoba, polisi, sampai segelintir bocah yang terjebak kehidupan keras di jalanan Bangladesh. Kapasitas fisik Hemsworth pun tak perlu diragukan (Hey, he’s the God of Thunder), namun yang membuatnya spesial adalah keberhasilannya memanusiakan Tyler Rake di tengah kemampuan bertarungnya yang tak manusiawi. Hemsworth bukan aktor laga 80-90an yang berjibaku seorang diri sambil memasang wajah santai. Dia bisa kepayahan, juga bisa kesakitan.

Hemsworth merupakan sosok sempurna untuk mewujudkan visi Hargrave menciptakan aksi beroktan tinggi yang bergerak cepat, brutal, penuh momen-momen menyakitkan yang bisa membuat penonton membayangkan dampak dari pukulan dan benturan. Bermodalkan deretan aksi intens tersebut, Extraction mampu menjaga atensi, walau momen-momen dramatis yang diselipkan Joe Russo di sela-sela pertempuran terlalu hampa untuk bisa menambah bobot emosi, dan justru kerap menurunkan dinamika.

Tapi tidak diragukan lagi, prestasi terbesar Hargrave tentu saja diperlihatkan sekuen single take berdurasi hampir 12 menit, yang biarpun tak sepenuhnya rapi (kalau anda perhatikan, beberapa jahitannya tampak cukup jelas), punya kompleksitas serta skala yang mencengangkan. Saya mengira teknik itu bakal berhenti selepas kejar-kejaran di jalanan Bangladesh berakhir, tapi tidak. Hargrave, dibantu tata kamera garapan Newton Thomas Sigel (Drive, X-Men: Days of Future Past, Bohemian Rhapsody), mengajak penonton memasuki bangunan bertingkat, silih berganti memasuki satu per satu ruangan sambil berganti fokus karakter, bahkan melompati atap gedung.

Sekuen itu bukan sebatas “pokoknya tidak putus”, tapi turut diisi koreografi kompleks yang akan menciptakan perbadingan dengan trilogi John Wick, pula detail-detail yang membuat latarnya terasa hidup, dari masyarakat yang memberikan respon, sampai kendaraan-kendaraan di tengah jalan yang acap kali terlibat langsung dalam perkelahian. Ditutup oleh klimaks bombastis yang juga memberi kesempatan pada Randeep Hooda (memerankan Saju selaku anak buah ayah Ovi) memamerkan ketangguhan yang tidak kalah dari Hemsworth, Extraction semakin menegaskan bahwa masa depan genre film aksi modern Hollywood terletak di tangan jagoan-jagoan dari balik layar yang selama ini kurang mendapat sorotan secara layak.


Available on NETFLIX

2 komentar :

Comment Page:
Unknown mengatakan...

penasaran kalo hermsworth yg jadi lead actor di john wick...bakal kebih gila dan fast-pace tiap fighting scene nya

Anonim mengatakan...

CUMAN DIKASIH BINTANG 3,5 ????? YANG NGEREVIEW GOBLOK BIN TOLOL BIN OTAKNYA ISINYA JEMBUT. HARUSNYA BINTANG 4 LAH GOBLOKKKKKKK.. FILM KEREN CUMA DIKASIH BINTANG 3