27/09/20

REVIEW - THE ONE AND ONLY IVAN

0 View

Saya belum membaca novel anak The One and Only Ivan karya K. A. Applegate, yang terinspirasi dari kisah nyata tentang seekor gorila bernama Ivan. Tapi mengacu pada seri Animorphs, sang penulis punya kecenderungan menyelipkan kisah kelam di balik sampul cerita remaja/semua umur. The One and Only Ivan tidak jauh beda, dan sewaktu ceritanya dibungkus dalam kemasan ala Disney, hasilnya adalah suguhan krisis identitas, meski tetap menghibur, pun tentunya, memiliki hati.

Memang di sini tidak ada serbuan alien, remaja yang terjebak di tubuh elang selamanya, atau konklusi depresif di mana protagonisnya melancarkan misi bunuh diri. Tokoh utamanya adalah Ivan (Sam Rockwell), seekor gorila yang jadi bintang utama pertunjukan sirkus Big Top Mall milik Mack (Bryan Cranston). Kalau hewan-hewan lain mesti melakukan trik, Ivan cukup memamerkan sisi buasnya, memukul-mukul dada sambil mengaum. Tapi lambat laun, minat publik meredup. Mereka terancam bangkrut.

Sampai Mack mendatangkan hewan baru, yakni gajah kecil menggemaskan bernama Ruby (Brooklynn Prince). Di bawah asuhan Stella (Angelina Jolie) si gajah senior, Ruby langsung jadi bintang pertunjukan. Ivan terpaksa menerima kebintangannya terpinggirkan. Hingga suatu peristiwa memaksa Ivan mengesampingkan ego, demi kelangsungan hidup para hewan, khususnya Ruby.

Sekilas terdengar seperti film anak mengenai hewan yang bisa bicara, bukan? Tapi, seiring kita diajak mengenali tiap karakter, semakin jelas bahwa The One and Only Ivan tidak sesederhana itu. Sebuah flashback menjelaskan bagaimana Mack ditinggalkan sang istri, karena Ivan yang sejak bayi mereka adopsi, mulai tumbuh dewasa dan kerap menciptakan kekacauan di rumah. Lalu soal Julia (Ariana Greenblatt), puteri salah satu karyawan Big Top Mall, yang hampir setiap hari berinteraksi dengan Ivan. Tersirat kalau ibu Julia tidak dalam kondisi baik-baik saja (kemungkinan terjangkit kanker).

Latar kandang-kandang sempit selaku rumah barisan hewan yang kerap bertingkah jenaka, bak ilusi yang menutupi realita kelam di luarnya. Bicara soal kandang, The One and Only Ivann turut mengusung isu eksploitasi hewan, yang diburu di tengah habitatnya oleh manusia. Beberapa tewas, beberapa dijebloskan dalam kurungan sebagai bahan tontonan sirkus maupun kebun binatang.

Bagi manusia, hewan-hewan itu sebatas alat pencari uang, yang dapat dengan mudah disingkirkan. Walau sudah merawat Ivan sejak bayi, ketika tuntutan finansial datang, Mack dengan gampang menggantikan posisi gorila tersebut sebagai bintang pertunjukan. Sedangkan bagi hewan-hewan dalam kandang, terbiasa dikurung nyaris seumur hidup, membuat mereka lupa rasanya kebebasan.  

Di sini terjadi kontradiksi. Naskah buatan Mike White (School of Rock, Pitch Perfect 3) menyampaikan tentang pentingnya bagi hewan untuk hidup di habitat asli, namun secara bersamaan, merayakan showmanship. Hal itu diperkuat oleh pengadeganan Thea Sharrock (Me Before You), yang lebih banyak memperlihatkan sisi magis ketimbang eksploitatif tiap pertunjukan. Mungkin tujuannya adalah membuat semua itu tidak hitam-putih, tapi yang terasa justru kebingungan menentukan arah, antara menyentil isu di atas, atau membuat film semua umur ala Disney seperti biasa.

Sejatinya The One and Only Ivan memenuhi hampir semua syarat untuk menjadi film bertema talking animals menyentuh. Sharrock piawai membangun emosi melalui bahasa visual, sebagaimana pada pertemuan pertama Stella dan Ruby, yang digambarkan lewat dua belalai yang saling bersentuhan. Kualitas CGI mumpuni sanggup menciptakan ekspresi-ekspresi kaya rasa di wajah karakter hewan, khususnya Ivan. Musik orkestra gubahan Craig Armstrong (Moulin Rouge!, The Great Gatsby, Me Before You) juga ampuh mengaduk-aduk perasaan, termasuk pada ending, yang sejatinya, merupakan satu lagi wujud krisis identitas dan kenaifan filmnya, yang merayakan kemerdekaan palsu.


Available on DISNEY+ HOTSTAR

3 komentar :

  1. Memindahkan ivan dari kandang kecil di mall ke sebuah lahan luas yang ternyata kebun binatang. Ending yang sangat dark hehe

    BalasHapus
  2. Anonim8:46 AM

    Bangga banget abang jago udah nonton. Jarang nonton ya?

    BalasHapus