14/01/24

REVIEW - SEHIDUP SEMATI

0 View

Pada 2012 (14 tahun lalu) Upi menelurkan Belenggu, yang meski kurang sukses secara finansial, pelan-pelan memperoleh pengakuan seiring waktu, berkat gaya Lynchian-nya yang unik untuk ukuran film Indonesia. Sehidup Semati, yang konon sudah ditulis naskahnya sejak 13 tahun lalu, menyisakan setumpuk kemiripan. Masih sureal, masih dihiasi tata artistik cantik, masih menyoroti gangguan psikis si protagonis, dan sayangnya masih disokong oleh naskah yang kurang mumpuni bereksplorasi.

Bedanya, di sini Upi mengganti sosok pria gamang di Belenggu dengan wanita korban KDRT. Nama wanita itu Renata (Laura Basuki). Semasa kecil, sang ibu yang juga korban kekerasan, pernah berpesan bahwa apa pun yang terjadi, wanita harus bersabar karena perceraian adalah perbuatan buruk. Itulah yang sekarang dilakukan Renata. Walaupun Edwin (Ario Bayu) kerap memukulinya, ia memilih bertahan dan terus menyiapkan makanan bagi sang suami.

Renata enggan meninggalkan pernikahan yang telah sedemikian hancur dan membahayakan, sebagaimana ia menolak mengikuti para tetangga yang berbondong-bondong pindah gara-gara apartemen mereka yang tidak lagi layak huni. Sampai Renata bertemu Asmara (Asmara Abigail) yang punya kepribadian berlawanan dengannya. Asmara yang blak-blakan dan semaunya ibarat antitesis bagi Renata si istri penurut. 

Tentu tidak sulit menangkap jati diri Asmara sebenarnya, atau lebih tepatnya, hal apa yang diwakili oleh karakternya. Tapi kurang tepat kalau menyebut kelemahan film ini adalah "gampang ditebak" mengingat film bukanlah kuis. Masalah Sehidup Semati adalah ketidakmampuan konflik miliknya mengikat atensi akibat presentasi yang penuh repetisi. 

Kita diajak mengikuti rutinitas Renata, di mana harinya dimulai dengan menerima sikap dingin Edwin yang hendak berangkat kerja, lalu Renata yang tinggal seorang diri di rumah dihantui oleh penampakan wanita misterius (dikemas memakai jump scare ala kadarnya). 

Durasi 108 menitnya diisi oleh pengulangan dari situasi di atas, yang makin lama makin melelahkan, meskipun Upi, dibantu oleh tata kamera garapan Yunus Pasolang dan departemen artistik garapan Jafar Shiddiq, selalu bisa membuai mata penonton lewat visual cantik serta pilihan shot unik. Begitu film berakhir dan mengungkap twist-nya, saya tidak merasa telah diajak mengarungi suatu proses dengan tahapan yang terstruktur.

Di jajaran pemain, Ario Bayu mudah menyulut kebencian kita, Asmara Abigail dengan keliarannya mampu memberi tambahan energi, sementara Laura Basuki jadi aspek terbaik filmnya melalui totalitas olah rasa dalam memerankan wanita yang tersiksa secara psikis. 

Laura pantas mendapat materi yang lebih baik. Materi yang bukan sekadar amalgam medioker dari karya-karya Roman Polansi di era 60-an macam Rosemary's Baby (suara nyanyian wanita misterius yang menghantui Renata bak modifikasi dari Lullaby gubahan Krzysztof Komeda) dan Repulsion. 

31 komentar :

  1. Anonim6:27 PM

    Asmara Abigail si goyang dombret

    BalasHapus
  2. Anonim6:28 PM

    Lele Laila selalu terbaik

    BalasHapus
  3. Anonim6:28 PM

    Badass Woman, Laura Basuki Tea

    BalasHapus
  4. Anonim6:29 PM

    Nggak Konak Ario Bayu

    BalasHapus
  5. Anonim6:29 PM

    Upi adalah Sri Asih

    BalasHapus
  6. Anonim6:37 PM

    Terima kasih Upi dan Joko Anwar! Atas kreasi film2 nya

    BalasHapus
  7. Anonim6:38 PM

    Upi Cinematic Universe

    BalasHapus
  8. Anonim6:38 PM

    eskapismenya sehidup semati

    BalasHapus
  9. Anonim6:39 PM

    Plot twist nya banyak banget mirip pizza

    BalasHapus
  10. Anonim6:40 PM

    open-ending bagi penonton pecinta film di bioskop

    BalasHapus
  11. Anonim6:40 PM

    Mimpi dan Realitas seorang istri sakit jiwa

    BalasHapus
  12. Anonim6:41 PM

    Ario Bayu Sugar Hot Daddy

    BalasHapus
  13. Anonim6:41 PM

    Film bagus dan menarik

    BalasHapus
  14. Anonim6:42 PM

    keren keren film indonesia ayo nonton di bioskop

    BalasHapus
  15. Anonim6:42 PM

    Good Movie

    BalasHapus
  16. Anonim4:01 AM

    salah satu film terbaik 2024

    BalasHapus
  17. Anonim4:01 AM

    film madness dan keren

    BalasHapus
  18. Anonim4:02 AM

    ODGJ nya istri dalam halunisasi akut

    BalasHapus
  19. Anonim4:02 AM

    Laura Basuki selalu terbaik

    BalasHapus
  20. Anonim4:03 AM

    Laura Lagi Laura Lagi 4L

    BalasHapus
  21. Anonim4:04 AM

    ending membagongkan

    BalasHapus
  22. Anonim9:56 AM

    Ngantuuk.. Terlalu bnyk repetisi adegan

    BalasHapus
  23. Ada rocky gerung versi kritikus film 😅😂

    BalasHapus
  24. Anonim3:16 PM

    2012 14 tahun yang lalu?? 🤔

    BalasHapus
  25. Anonim4:53 PM

    jangan usik ruang kerjaku !!!

    BalasHapus
  26. Anonim10:51 PM



    Pokoknya

    Ending nya bikin tepok jidat pengen pipis

    BalasHapus
  27. Anonim10:52 PM

    mainan ranjang nya sempurna

    BalasHapus
  28. Anonim10:52 PM

    Film 21 tahun ke atas

    BalasHapus
  29. Anonim10:52 PM

    Bocil kagak paham nonton film ini

    BalasHapus
  30. Anonim10:53 PM

    ck ck ck ck...bahas mesum di umbar dalam film ini...BERANI & KEREN

    BalasHapus
  31. Guys nanya donk, perpecahan kepribadian atau halu nya si Renata di film ini yaitu dia menciptakan sosok asmara, nah kalau asmara itu dibunuh di akhir cerita krn halu nya dia akan melakor lagi, berarti dlm real life nya renata sama aja dgn dia bundir donknya?

    BalasHapus