Pada 2012 (14 tahun lalu) Upi menelurkan Belenggu, yang meski kurang sukses secara finansial, pelan-pelan memperoleh pengakuan seiring waktu, berkat gaya Lynchian-nya yang unik untuk ukuran film Indonesia. Sehidup Semati, yang konon sudah ditulis naskahnya sejak 13 tahun lalu, menyisakan setumpuk kemiripan. Masih sureal, masih dihiasi tata artistik cantik, masih menyoroti gangguan psikis si protagonis, dan sayangnya masih disokong oleh naskah yang kurang mumpuni bereksplorasi.
Bedanya, di sini Upi mengganti sosok pria gamang di Belenggu dengan wanita korban KDRT. Nama wanita itu Renata (Laura Basuki). Semasa kecil, sang ibu yang juga korban kekerasan, pernah berpesan bahwa apa pun yang terjadi, wanita harus bersabar karena perceraian adalah perbuatan buruk. Itulah yang sekarang dilakukan Renata. Walaupun Edwin (Ario Bayu) kerap memukulinya, ia memilih bertahan dan terus menyiapkan makanan bagi sang suami.
Renata enggan meninggalkan pernikahan yang telah sedemikian hancur dan membahayakan, sebagaimana ia menolak mengikuti para tetangga yang berbondong-bondong pindah gara-gara apartemen mereka yang tidak lagi layak huni. Sampai Renata bertemu Asmara (Asmara Abigail) yang punya kepribadian berlawanan dengannya. Asmara yang blak-blakan dan semaunya ibarat antitesis bagi Renata si istri penurut.
Tentu tidak sulit menangkap jati diri Asmara sebenarnya, atau lebih tepatnya, hal apa yang diwakili oleh karakternya. Tapi kurang tepat kalau menyebut kelemahan film ini adalah "gampang ditebak" mengingat film bukanlah kuis. Masalah Sehidup Semati adalah ketidakmampuan konflik miliknya mengikat atensi akibat presentasi yang penuh repetisi.
Kita diajak mengikuti rutinitas Renata, di mana harinya dimulai dengan menerima sikap dingin Edwin yang hendak berangkat kerja, lalu Renata yang tinggal seorang diri di rumah dihantui oleh penampakan wanita misterius (dikemas memakai jump scare ala kadarnya).
Durasi 108 menitnya diisi oleh pengulangan dari situasi di atas, yang makin lama makin melelahkan, meskipun Upi, dibantu oleh tata kamera garapan Yunus Pasolang dan departemen artistik garapan Jafar Shiddiq, selalu bisa membuai mata penonton lewat visual cantik serta pilihan shot unik. Begitu film berakhir dan mengungkap twist-nya, saya tidak merasa telah diajak mengarungi suatu proses dengan tahapan yang terstruktur.
Di jajaran pemain, Ario Bayu mudah menyulut kebencian kita, Asmara Abigail dengan keliarannya mampu memberi tambahan energi, sementara Laura Basuki jadi aspek terbaik filmnya melalui totalitas olah rasa dalam memerankan wanita yang tersiksa secara psikis.
Laura pantas mendapat materi yang lebih baik. Materi yang bukan sekadar amalgam medioker dari karya-karya Roman Polansi di era 60-an macam Rosemary's Baby (suara nyanyian wanita misterius yang menghantui Renata bak modifikasi dari Lullaby gubahan Krzysztof Komeda) dan Repulsion.
Asmara Abigail si goyang dombret
BalasHapusLele Laila selalu terbaik
BalasHapusBadass Woman, Laura Basuki Tea
BalasHapusNggak Konak Ario Bayu
BalasHapusUpi adalah Sri Asih
BalasHapusTerima kasih Upi dan Joko Anwar! Atas kreasi film2 nya
BalasHapusUpi Cinematic Universe
BalasHapuseskapismenya sehidup semati
BalasHapusPlot twist nya banyak banget mirip pizza
BalasHapusopen-ending bagi penonton pecinta film di bioskop
BalasHapusMimpi dan Realitas seorang istri sakit jiwa
BalasHapusArio Bayu Sugar Hot Daddy
BalasHapusFilm bagus dan menarik
BalasHapuskeren keren film indonesia ayo nonton di bioskop
BalasHapusGood Movie
BalasHapussalah satu film terbaik 2024
BalasHapusfilm madness dan keren
BalasHapusODGJ nya istri dalam halunisasi akut
BalasHapusLaura Basuki selalu terbaik
BalasHapusLaura Lagi Laura Lagi 4L
BalasHapusending membagongkan
BalasHapusNgantuuk.. Terlalu bnyk repetisi adegan
BalasHapusAda rocky gerung versi kritikus film 😅😂
BalasHapus2012 14 tahun yang lalu?? 🤔
BalasHapusjangan usik ruang kerjaku !!!
BalasHapus
BalasHapusPokoknya
Ending nya bikin tepok jidat pengen pipis
mainan ranjang nya sempurna
BalasHapusFilm 21 tahun ke atas
BalasHapusBocil kagak paham nonton film ini
BalasHapusck ck ck ck...bahas mesum di umbar dalam film ini...BERANI & KEREN
BalasHapusGuys nanya donk, perpecahan kepribadian atau halu nya si Renata di film ini yaitu dia menciptakan sosok asmara, nah kalau asmara itu dibunuh di akhir cerita krn halu nya dia akan melakor lagi, berarti dlm real life nya renata sama aja dgn dia bundir donknya?
BalasHapus