D.N. Aidit, sekjen Partai Komunis Indonesia (PKI), mampu khatam Al Qur'an sebanyak tiga kali dalam waktu singkat. Bagaimana mungkin? Bukankah PKI merupakan musuh umat beragama? Itulah mengapa Eksil garapan Lola Amaria amat penting disaksikan. Diciptakannya ruang bersuara sebagai cara menyeimbangkan perspektif. Sebuah pengingat, bahwa ada versi lain di luar catatan sejarah resmi yang ditulis oleh penguasa.
Ada alasan mengapa belum begitu banyak film Indonesia, baik di dalam maupun luar arus utama, yang menjadikan peristiwa G30S tahun 1965 selaku pokok bahasan. Siapa yang berani ambil risiko dituding sebagai pengkhianat negara? Jangankan menyelisik lebih jauh, mengucap nama "PKI" saja sudah cukup memancing perasaan was-was, seolah baru mengatakan hal terlarang.
Eksil punya bentuk yang cenderung konvensional. Dibanding kebanyakan dokumenter konvensional pun ia tergolong sederhana. Tidak banyak footage pelengkap disertakan, di mana dua jam durasinya didominasi wawancara. Teknisnya boleh sederhana, namun tidak dengan narasi. Perlu keberanian yang tidak sedikit untuk menangkap, kemudian mempertontonkan rekaman kata-kata jujur dari para narasumbernya.
Sesuai judulnya, narasumber Eksil terdiri atas beberapa pria tua, yang sewaktu peristiwa 1965 terjadi tengah menuntut ilmu di luar negeri, lalu tidak bisa pulang ke Indonesia, bahkan kehilangan kewarganegaraan, akibat menolak tunduk pada paksaan Orde Baru. Salah satu eksil menyampaikan keinginan hidup sampai tahun 2020 (produksi dilakukan sekitar tahun 2015). Alasannya? Dia ingin memperingati 100 tahun PKI. Masih meragukan keberanian Lola dan tim?
Biarpun dikemas sederhana, kesan monoton tak pernah hadir, sebab masing-masing narasumber membawa cerita menarik, yang kebanyakan memilukan. Ada yang merelakan sang istri dinikahi oleh teman sendiri di Indonesia akibat sulitnya kondisi finansial keluarga tertuduh PKI, ada pula yang memilih tak berkeluarga karena merasa semua orang di sekitarnya adalah mata-mata. Ada yang merindukan pemandangan pedesaan khas Indonesia, ada yang akhirnya berhasil pulang setelah tiga dekade hanya untuk mendapatkan persekusi.
Jajaran narasumbernya mampu meninggalkan kesan mendalam berkat segala cerita tadi. Kita sebagai penonton dapat dengan mudah mengingat karakter-karakter dalam film yang tengah ditonton, dan secara otomatis, kita sebagai rakyat Indonesia bakal terus mengingat saudara sebangsa yang hidup terbuang. Tidak seharusnya mereka dilupakan. Tidak seharusnya seorang warga negara kehilangan 30 tahun yang membuatnya merasa asing sewaktu kembali menginjakkan kaki di tanah air.
Pasca deretan drama yang kurang berkesan dalam satu dekade terakhir (Jingga, Labuan Hati, Lima, 6,9 Detik), Eksil mengingatkan lagi mengapa Lola Amaria digadang-gadang sebagai sutradara berbakat ketika dahulu merilis Minggu Pagi di Victoria Park (2010). Footage yang ia tangkap banyak yang mempunyai dampak emosional luar biasa. Misal sebuah prosesi pemakaman di gereja dengan iringan lagu Indonesia Pusaka, hingga lambaian tangan para eksil di penghujung film, yang seolah ingin menyampaikan "Sampai berjumpa lagi suatu hari nanti wahai ibu pertiwi".
film terhoror 2024
BalasHapusngeri cuy
BalasHapusparah banget so dramatik
BalasHapusnangis bombay
BalasHapusfilm bagus
BalasHapustayang terbatas sayang banget
BalasHapusskor film : 10/10
BalasHapusAMAZING HISTORY
BalasHapuswtf so damned
BalasHapusPas banget lagi baca novel Ronggeng Dukuh Paruk yang juga melibatkan PKI. Aduh, masih banyak sejarah di Indonesia ini yang belum diketahui dengan jelas.
BalasHapusLola Amaria jelas the best
BalasHapusfilm mencabik hati
BalasHapusJoko Anwar Harus Bisa Mengambil Tema Ini
BalasHapusudah di nightmares and daydreams sama siksa kubur nanti
HapusJika lele laila ambil pendekatan seperti film ini hasilnya pasti lebih cuan box office
BalasHapusmendung tanpa udan nangis beuh
BalasHapusgood movie masa lalu
BalasHapuskisah sejarah terabaikan
BalasHapusNKRI Harga Mati
BalasHapusRoman Picisan Anak ABG
BalasHapusjas merah
BalasHapusNnton dmana ya
BalasHapusfilm bagus cuma sehari, tayang terbatas, bioskop terbatas
BalasHapustunggu di streaming aja
BalasHapusbagus
BalasHapuskepada teman-teman yang baca review harap segera menonton bioskop terdekat yang membuka layar untuk film, mbak lola amaria bilang untuk masuk OTT masih lama
BalasHapusLets go nonton
BalasHapusYuk watch
BalasHapusSikat abis nonton
BalasHapusCek Jadual Bioskop
BalasHapusPengen nonton
BalasHapusSedih
BalasHapusFreedom For Movie
BalasHapusbanyak yang dead juga
BalasHapusperjuangan panjang untuk buat film ini
BalasHapus