REVIEW - A COMPLETE UNKNOWN
A Complete Unknown adalah film biografi yang dikemas terlalu biasa untuk figur se-luar biasa Bob Dylan. Penuturan James Mangold selaku sutradara tak kuasa memecahkan enigma mengenai Dylan (mungkin tidak ada yang akan bisa), walau setidaknya kita bisa merasakan kekaguman sang sineas terhadap karya-karya milik musisi yang telah menjual lebih dari 125 juta keping album tersebut.
Dipresentasikan dengan visual grainy yang bak menghidupkan kembali dunia 60-an, alurnya mengadaptasi buku Dylan Goes Electric! karya Elijah Wald, yang sebagaimana judulnya siratkan, bakal memotret proses Bob Dylan bertransformasi dari figur terdepan dalam pergerakan musik folk, menjadi sosok kontroversial, bahkan dicap "pengkhianat", selepas memutuskan menerapkan musik elektronik dalam lagu-lagunya.
Semua berawal dari kenekatan Dylan muda (Timothée Chalamet) mencari rumah sakit tempat idolanya, Woody Guthrie (Scoot McNairy), dirawat akibat penyakit huntington. Di situlah ia berkenalan dengan Pete Seeger (Edward Norton), yang membantu membuka jalan kesuksesan bagi Dylan di industri musik. Norton adalah penampil pendukung terbaik di film ini. Di tengah kontroversi Newport Folk Festival 1965, Seeger datang membawa persepsi yang terdengar valid nan meyakinkan mengenai penolakan atas pilihan Dylan membawakan musik elektronik berkat kehebatan Norton mengolah monolog.
Di sisi lain, Chalamet mampu menghidupkan nuansa misterius dari seorang Bob Dylan, pula bernyanyi dengan suara yang begitu mirip dengan sang legenda, tanpa harus terjatuh dalam impersonasi layaknya karikatur. Naskah yang Mangold tulis bersama Jay Cocks enggan memperlihatkan Dylan sebagai sosok sempurna. Penggambaran apa adanya itu pula yang Chalamet olah lewat aktingnya.
Penggambaran apa adanya tersebut sama artinya film ini bersedia menampilkan Dylan sebagai individu yang tidak begitu likeable. Di tengah hubungannya dengan Sylvie Russo (Elle Fanning) yang melihat kemunculannya di sampul album The Freewheelin' Bob Dylan, kemungkinan dibuat berdasarkan Suze Rotolo yang menemaninya sedari awal karir, Dylan sempat berselingkuh dengan Joan Baez (Monica Barbaro), hingga melakukan tur berdua.
Newport Folk Festival 1964 dengan apik menangkap isi hati semua karakter, yang tersirat entah dari cara mereka membawakan lagu selaku penampil di atas panggung, atau sebagai penonton yang merespon lagu tersebut. Mangold memang cukup cerdik perihal bercerita melalui musik. Para karakter tidak perlu terang-terangan menyuarakan perasaan mereka, sebab Mangold membiarkan alunan nada mewakili semuanya.
Tengok saja momen magis ketika Dylan dan Baez menyanyikan Blowin' in the Wind di atas ranjang. Ada cinta di sana, setidaknya di mata Baez, yang tidak se-enigmatik si protagonis. Barbaro senantiasa menghipnotis lewat tatapannya yang coba memecahkan misteri di balik kepala Dylan, lewat petikan gitar juga nyanyiannya yang menyuarakan puisi tentang misteri tersebut.
Sayangnya A Complete Unknown masih terjebak dalam penyakit film biografi konvensional, dengan gaya penceritaan yang terpecah menjadi fragmen-fragmen penuh lompatan. Kecintaan Mangold terhadap karya Dylan pun tak jarang menjadi bumerang. Ada kalanya itu membantu sang sutradara bercerita melalui lagu, namun tak jarang juga melahirkan "adegan musik" berkepanjangan dengan substansi minimum. Itulah mengapa durasi filmnya mendekati dua setengah jam.
Mengapa Dylan beralih ke musik elektronik? A Complete Unknown coba menggiring penonton untuk meyakini bahwa semua itu didasari ketidaksukaan si penyanyi terhadap ekspektasi yang publik sematkan padanya. Dylan membenci kekangan. Tapi seperti apa proses berpikirnya? Mengapa pemuda yang nekat berkelana tanpa uang demi menemui Woody Guthrie dapat berbalik arah seekstrim itu?
Mangold sendiri seperti kurang yakin dengan interpretasinya, namun terjebak di antara ketidakmampuan memecahkan enigma seorang Bob Dylan, dengan keharusan menjabarkan sosoknya sejelas mungkin guna melahirkan biopic konvensional. A Complete Unknown gagal memotret transformasi karakternya secara meyakinkan. Mungkin seperti yang Dylan sampaikan melalui lagunya: The answer my friend, is blowin' in the wind.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar