Tampilkan postingan dengan label Dewi Sandra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dewi Sandra. Tampilkan semua postingan
AYAT-AYAT CINTA 2 (2017)
Rasyidharry
SPOILER ALERT: Fahri kembali menikah di sekuel ini. Melihat track record karakter yang diperankan Fedi Nuril dalam beberapa film religi, fakta tersebut bukan kejutan. Pertanyaannya, dengan siapa? Karena seperti film pertama saat ia diperebutkan Aisha, Maria, Noura sampai Nurul, Fahri masih pria mulia idola wanita. Sesungguhnya penokohan Fahri memang hanya tersusun atas dua kata: mulia dan idola. Pintar, kaya, dan tampan bisa disertakan, tapi tetap tidak menambah kedalaman. Fahri begitu sempurna, sisi manusiawinya nyaris lenyap.
Kini dia tinggal di Edinburgh, Skotlandia, hidup mapan sebagai dosen yang rutin menerima setumpuk hadiah makanan dari penggemar. Tapi hatinya urung tergoda, setia menanti Aisha yang hilang, diduga meninggal di Palestina. Alih-alih dibenamkan kesedihan, Fahri memilih membantu orang-orang tanpa pandang bulu, dari Nenek Catarina (Dewi Irawan dalam kepiawaian bermain rasa) yang seorang Yahudi hingga Keira (Chelsea Islan) yang menyalahkan umat Islam akibat kematian sang ayah. Bisa diduga, kebaikan Fahri layaknya magnet penarik cinta wanita. Hulya (Tatjana Saphira), sepupu Aisha yang hendak menempuh S2, Brenda (Nur Fazura), pengacara yang kerap dia tolong, Sabina (Dewi Sandra), imigran yang ia pekerjakan, semua jatuh hati. Pun menengok trailer-nya, kita tahu pada satu titik, kebencian Keira berubah jadi permohonan agar dinikahi.
Ketiadaan cela dalam diri Fahri menjadikan Ayat-Ayat Cinta 2 sebatas kumpulan episode yang merekam kebaikan-kebaikannya, menutupi gejolak batin soal upaya mengikhlaskan kepergian Aisha. Ini satu-satunya pertanda Fahri masih manusia. Dia menangis menyadari kesedihan pembentuk kelemahannya. Tapi sebelum beranjak menuju eksplorasi lebih jauh, masalah usai pasca obrolan singkat dengan sahabat lamanya, Misbah (Arie Untung). Fahri memperoleh pencerahan agar merelakan sang istri, mengikuti kata hati untuk menikah lagi. Mencapai film kedua, rupanya dilema Fahri tetap berkutat seputar menikah atau tidak.
Bahkan proses mencari keikhlasan itu berakhir sia-sia, karena melihat konklusi yang ditawarkan, Fahri justru makin terjebak di masa lalu. Belum lagi ditambah "keajaiban" medis serta keberadaan twist yang terkesan membohongi, paruh akhir Ayat-Ayat Cinta 2 cenderung memancing tawa daripada haru. Setidaknya bagi penonton umum seperti saya, sebab target pasar utama filmnya yaitu para akhwat pemuja Fedi Nuril terdengar berteriak histeris sembari berurai air mata. Saya memutuskan menahan tawa demi menghormati mereka, sebagaimana Ayat-Ayat Cinta 2 menghormati kelompok penonton yang punya perbedaan cara pandang.
Naskah buatan Alim Sudio dan Ifan Ismail mungkin dangkal mengkaji debat soal toleransi dalam Islam, termasuk mengenai perlakuan terhadap wanita yang dijawab seadanya. Namun jalan pikir film ini tak sesempit perkiraan Meski penempatannya kurang mulus, dialog tentang Pancasila menunjukkan filmnya coba menghargai keragaman. Tidak ada ceramah menggurui, dan itu patut diapresiasi. Tentu terdapat perbedaan ideologi, yang apabila dikeluhkan, saya sama saja dengan para fanatik yang membabi buta membela kepercayaannya.
Ayat-Ayat Cinta 2 bakal berhasil di pasaran, namun takkan mencapai tingkat fenomena setara film pertama yang dibekali setting perkampungan Kairo plus scoring bernuansa etnik garapan Tya Subiakto dan lagu-lagu ikonik yang dibawakan Rossa. Ditangani Guntur Soeharjanto, kemewahan dan kemegahan dipentingkan, membuat filmnya nampak terlalu mirip suguhan religi berlokasi luar negeri kebanyakan, sebutlah 99 Cahaya Di Langit Eropa yang juga karya Guntur. Suguhan religi berlokasi luar negeri dengan tokoh-tokoh Eropa atau Timur Tengah berwajah Indonesia dan fasih bicara Bahasa Indonesia.
Desember 22, 2017
Alim Sudio
,
Arie Untung
,
Chelsea Islan
,
Dewi Irawan
,
Dewi Sandra
,
Drama
,
Fedi Nuril
,
Guntur Soeharjanto
,
Ifan Ismail
,
Indonesian Film
,
Kurang
,
Nur Fazura
,
REVIEW
,
Romance
,
Tatjana Saphira
,
Tya Subiakto
Langganan:
Postingan
(
Atom
)