REVIEW - DEADPOOL & WOLVERINE

9 komentar

Ada anggapan bahwa belakangan ini MCU terlalu bergantung pada cameo. Mungkin benar, tapi Deadpool & Wolverine mampu memanfaatkan deretan penampilan spesial miliknya untuk sesuatu yang lebih esensial. Setiap kemunculan merupakan jawaban bagi harapan, baik harapan para penggemar maupun sang bintang, Ryan Reynolds. Deadpool & Wolverine bukan sebatas dibumbui cameo, namun menjadikannya bahan baku utama.

Kecintaan Reynolds terhadap superhero nampak jelas di sini, terutama jagoan-jagoan yang mendominasi layar lebar di era 2000-an tatkala genrenya mulai bertumbuh. Banyak di antaranya dimiliki 20th Century Fox (Fantastic Four, X-Men, Daredevil), dan Deadpool & Wolverine ibarat wujud ketidakrelaan Reynolds, jika pasca akuisisi Disney, tokoh-tokoh idolanya tersebut dibuang begitu saja, dibiarkan terlupakan di ruang hampa. 

Sulit membahas alur film ini tanpa membocorkan bagian-bagian yang sebaiknya dibiarkan menjadi rahasia. Tapi sederhananya, para penulis naskahnya (Ryan Reynolds, Rhett Reese, Paul Wernick, Zeb Wells, Shawn Levy) menerjemahkan kondisi dunia nyata, di mana tanpa akusisi Disney sekalipun, semesta superhero milik Fox bakal sulit mempertahankan eksistensi setelah kematian "sang jangkar", yakni Wolverine (Hugh Jackman) di Logan (2017). Sebuah kecerdikan bertutur yang kemungkinan bakal kurang diapresiasi. 

Singkat cerita, pertemuan antara Deadpool / Wade Wilson (Ryan Reynolds) dan agen TVA bernama Mr. Paradox (Matthew Macfadyen) membawa "Merc with a Mouth" bersinggungan jalan dengan Wolverine. Konon ia adalah variant Wolverine terburuk yang telah mengecewakan semestanya. 

Seolah bertindak selaku penyeimbang bagi keliaran mulut Reynolds yang enggan berhenti melempar lelucon, Hugh Jackman menghadirkan salah satu penampilan paling menyakitkan dari semua jagoan MCU. Kedua aktor saling mengisi, sebagaimana kedua karakternya mendapati satu sama lain bak partner yang memfasilitasi tendensi kekerasan masing-masing. Terciptalah hubungan bromance yang menjadikan aksi saling tusuk sebagai ungkapan kasih sayang.

Beberapa pihak mungkin bakal mengeluhkan alurnya yang cenderung tipis maupun konklusi yang terkesan menyederhanakan terkait konflik dengan Cassandra Nova (Emma Corrin menciptakan antagonis yang menarik), namun semuanya terbayar lunas saat di kursi sutradara, Shawn Levy (Real Steel, Free Guy, The Adam Project) berhasil melahirkan salah satu aksi paling stylish (dan tentunya paling brutal) sepanjang sejarah MCU, dibantu tata kamera garapan George Richmond yang menolak hanya diam di tempat saat menangkap darah yang terus muncrat. 

Tanpa cameo, Deadpool & Wolverine bakal tetap menyenangkan walau daya hiburnya tentu berkurang. Tapi itulah tujuan filmnya. Sekali lagi, ia memang menjadikan cameo sebagai bahan baku utama. Reynolds ingin mengabulkan sebanyak mungkin harapan penonton. Entah lewat kemunculan sosok-sosok tak terduga, atau penampakan benda-benda tertentu. Deadpool & Wolverine dibuat oleh penggemar untuk para penggemar. 

9 komentar :

Comment Page:
agoesinema mengatakan...

Salut mereview tanpa spoiler

untung sumeri mengatakan...

totality agree saya sama pendapatnya ... to be honest ini agak diluar exspextasi saya ... saya pikir bakalan seru tapi mahalan seru banget .....

Jon mengatakan...

Biasa saja. Menang di cameo bejibun.
Banyak humor homo, bahkan Wolverine yg jantan ikut2an humor homo.
Cerita maksa, gelut lawan deadpoolS kelarnya cuma gitu doaaaang???
Ini semacam film penutup Marvel Fox saja.. No way home bahkan jauh lebih menarik

aan mengatakan...

menikmati film memang soal selera bro dalam menilai nya.ga apa ga sependapat.krn emang 'tuntutan' bagus tiap orang berbeda.kalo nyari jelek nya emang mudah kok.saya pernah ikut dalam produksi film.tau repot nya.syuting berbulan2.belom lagi editing yg ruwet.itu buat hasil kisaran durasi cuma 2 jam aja.makanya mungkin bisa dikit beda dalam menilai film.walo penonton/pembeli adalah raja😁

Udin mengatakan...

Bro, mengharapkan cerita serius ke Deadpool aja udah aneh.

Ramaaaaa mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Panca mengatakan...

I Love Gambit hahaha

abhiemz mengatakan...

Ada yang tahu kelanjutan kisah Gambit, Elektra, Blade, dan gadis cilik Wolverine itu pasca ditinggal Deadpool dan Wolverine di semesta Hampa? Kasian, mereka udah nolongin, malah ditinggal. Wkwkw.

www.afisnooker.com mengatakan...


X-23 aka Laura bukannya ada di scene akhir di apartment Deadpool,? btw soundtracks nya amazing semua...BYE BYE BYE