HITMAN: AGENT JUN (2020)
Rasyidharry
Februari 20, 2020
Action
,
Choi Won-sub
,
Comedy
,
Hwang Woo-seul-hye
,
Jung Joon-ho
,
Korean Movie
,
Kwon Sang-soo
,
Lee Ji-won
,
Lumayan
,
REVIEW
1 komentar
Mengejutkan. Sebutan itu pantas
disematkan kepada Hitman: Agent Jun. Alurnya
tidak dipenuhi twist, namun outcome dari situasi-situasi kerap
berakhir di luar ekspektasi, terkait gaya komedi filmnya. Setiap anda mengira
bakal disuguhi momen keren, menegangkan, atau menyentuh, Choi Won-sub selaku
sutradara sekaligus penulis naskah, siap mengecoh dengan banyolan-banyolan. Apa
saja bisa dijadikan bahan lawakan olehnya. Keputusan tepat mengingat absurditas
premisnya.
Apa jadinya saat agen rahasia yang
dikenal atas kemampuan membunuhnya bercita-cita menjadi komikus? Begitulah Jun
(Kwon Sang-woo), yang selepas kematian orang tuanya saat kecil, dilatih oleh
Duk-gyoo (Jung Joon-Ho) agar tumbuh sebagai aset mematikan milik Badan
Intelijen Nasional Korea Selatan. Seluruh misi dilibas, lawan-lawan dihabisi,
status agen legendaris pun diraih. Tapi Jun tidak bahagia dan menolak mengubur
impiannya. Akhirnya ia nekat memalsukan kematiannya demi memulai hidup baru.
Lima belas tahun berselang, Jun
menyembunyikan identitas masa lalunya, menikahi Mi-na (Hwang Woo-seul-hye),
mempunyai seorang puteri bernama Ka-young (Lee Ji-won) yang terobsesi pada rap,
dan akhirnya bekerja sebagai kreator webtoon. Sayang, komik buatan Jun
dibanjiri respon negatif para pembaca. Kondisi finansialnya pun dalam bahaya,
yang membuat sang istri—yang praktis membiayai semua kebutuhan keluarga—kerap
memarahinya.
Putus asa akibat komiknya dipaksa
berhenti di tengah jalan oleh penerbit, di bawah pengaruh alkohol, Jun memilih
membuat komik berdasarkan pengalamannya sebagai pembunuh. Begitu bangun
keesokan harinya, komik tersebut sudah diunggah. Walau memperoleh respon luar
biasa dan berhasil viral, akibat banyaknya konten sensitif serta rahasia negara
tertuang di sana, rentetan masalah yang mengancam keselamatan Jun dan
keluarganya mulai datang.
Hitman: Agent Jun terkesan normal di awal. Sebuah drama-komedi bercampur
aksi yang mengetengahkan dinamika keluarga di antara bumbu spionase. Familiar,
cenderung formulaik. Momen-momen “wajib”, semisal saat Jun tersentuh kala tidak
sengaja membaca lirik rap tulisan Ka-young yang menceritakan kemiskinan
keluarganya, sehingga membuat si bocah terdorong mengikuti Show Me the Money, sebuah acara kompetisi rap televisi.
Sampai webtoon terbaru Jun
menciptakan kehebohan, lalu Hitman: Agent
Jun melepas kontrol diri dalam hal presentasi komedi. Keunggulan Choi
Won-sub adalah kemampuan menemukan kelucuan apa saja yang bisa ditimbulkan dari
kondisi segenting apa pun, dengan pemilihan timing
yang kerap tidak terduga. Di tengah usaha menyelamatkan korban penculikan
hingga pertarungan melawan teroris gila, Won-sub enggan membiarkan keseriusan mendapat
sorotan utama. Seolah kata “serius” dan “Choi Won-sub” merupakan dua kutub
berlawanan.
Keputusan di atas sejatinya
berisiko besar. Pertama, walau kesenangan mampu digandakan, potensi paparan
drama keluarga yang emosional gagal dipenuhi. Karena keberadaan adegan dramatis
kala Jun membaca lirik rap puterinya, pergeseran tone ke arah kekonyolan total, menghasilkan inkonsistensi.
Ibaratnya, Hitman: Agent Jun menanam
benih yang tidak pernah dituai. Pun tak cukup porsi diberikan terhadap
eksplorasi soal transformasi Jun dari pembunuh berdarah dingin menjadi family man supaya membuatnya lebih
bermakna.
Kedua, intensitas bisa melemah
akibat urgensi yang dilucuti. Masalah ini dapat diatasi, karena tidak sulit
mendukung keberhasilan protagonisnya melewati segala rintangan. Kita ingin
karirnya sukses, keluarganya selamat, dan tentu saja kita ingin ia
berkesempatan memamerkan lagi ketangguhannya. Kwon Sang-woo piawai melakoni dua
sisi karakternya: agen rahasia tangguh yang meyakinkan kala beraksi dan pria
malang sekaligus seorang pecundang, tapi dengan kebaikan hati serta kesungguhan
untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, sehingga tetap kuat menarik
simpati. Tidak kalah memikat adalah Hwang Woo-seul-hye dan si kecil Lee Ji-won
yang berkontribusi besar melahirkan tawa demi tawa.
Di ranah aksi, Won-sub memang
menerapkan teknik quick cuts standar
yang membuat detail koreografi baku hantam sulit dilihat, tapi dengan
pengarahan yang bertenaga, sang sutradara memastikan bahwa ada bobot di tiap
pukulan atau tendangan. Ada dampak yang terasa pada serangan yang berhasil
mengenai lawan alih-alih rekayasa yang terlalu kentara.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:judul lagu yang difilm ini apa ya? nyari soundtractnya sussah bgt
Posting Komentar