REVIEW - TILL

5 komentar

Pada 28 Agustus 1955, remaja kulit hitam 14 tahun bernama Emmett Till diculik, disiksa, lalu dibunuh. Tubuhnya yang membengkak ditemukan tiga hari berselang. Konon aksi itu merupakan bentuk balas dendam setelah Till melakukan pelecehan seksual terhadap Carolyn Bryant, seorang wanita kulit putih. Tidak satu pun pelaku mendapat hukuman. Pada 2017, alias 62 tahun pasca tragedi, terungkap bahwa Bryant memberi kesaksian palsu. Till tidak pernah melecehkannya. 

Sekitar empat bulan lalu, Daily Mail mempublikasikan foto kondisi terbaru Bryant. Usianya 88 tahun, menderita kanker, dan secara legal dinyatakan buta. Nyaris mustahil ia dijatuhi hukuman. Faktanya, sembilan hari setelah foto tadi mencuat ke permukaan, juri pengadilan Mississippi menolak permintaan untuk mendakwa Bryant. 

Till buatan sutradara Chinonye Chukwu takkan bisa membawa keadilan bagi Emmett Till. Semua sudah terlambat. Tapi Till hadir sebagai pengingat penting. Sistem peradilan mungkin menolak menghukum Carolyn Bryant, tapi eksistensi film ini merekam dosanya, mengabadikannya, menjaga agar publik tidak lupa, bahkan jauh setelah kematiannya kelak. 

Alkisah, Mamie Till (Danielle Deadwyer) sedang gundah. Puteranya, Emmett Till (Jalyn Hall) hendak pergi selama beberapa waktu ke Money, Mississippi, guna mengunjungi sepupunya. Mamie gundah karena dua hal. Pertama, seumur hidup ia belum pernah terpisah dari sang putera. Kedua, berbeda dengan Chicago tempat mereka tinggal, rasisme masih amat melekat di Mississippi. Sewaktu kereta api yang dinaiki Emmett mendekati tujuan, ia dan penumpang kulit hitam lain diminta pindah ke gerbong belakang. 

Bersama sepupu-sepupunya, Emmett mampir ke toko milik Carolyn Bryant (Haley Bennett). Emmett memuji kecantikan Bryant, yang menurutnya bak bintang film, kemudian menggodanya sambil bersiul. Tidak terima, Bryant langsung mengambil senapan, tapi Emmett berhasil kabur. Tiga hari kemudian beberapa pria membawa Emmett pergi lalu membunuhnya. Ketika ditemukan, nampak luka di sekujur tubuh si remaja yang sudah bengkak. Peluru pun bersarang di kepalanya. 

Deretan kekerasan di atas tidak Chukwu perlihatkan. Apa gunanya? Kita sudah tahu kebrutalan terjadi malam itu. Satu yang perlu kita lihat adalah duka mendalam Mamie. Nantinya Mamie bersikeras membuka peti kala pemakaman, agar seluruh dunia menyaksikan kebiadaban yang menimpa Emmett. Bersama para pelayat, kita pun melihat kondisi jenazah si remaja yang mengenaskan. Tapi serupa Mamie, film ini memperlihatkan jenazah Emmett bukan sebagai bentuk eksploitasi, melainkan tambaran pemancing kesadaran. 

Penyutradaraan Chukwu memang dibalut sensitivitas. Dia tahu setiap momen mesti ditangani dengan hati, dan pendekatan itu sejenak bisa membuat penonton lupa bahwa sebagai film biografi dan kisah anti-rasisme, penceritaan Till belum terlepas dari pakem klise.

Tapi tak ada yang klise dari penampilan Danielle Deadwyer. Till menyoroti masa sebelum Mamie dikenal sebagai aktivis. Deadwyer, dalam salah satu akting terbaik tahun ini, menghidupkan proses "terbangunnya" si karakter. Melalui dukanya, Mamie tersadar bahwa ia mesti melawan, dan kesadaran itu dibawakan secara menggetarkan oleh sang aktris. Puncaknya tentu di sekuen persidangan, terutama long take tujuh menit ketika kamera menangkap ekspresinya dari dekat. 

Pada persidangan tersebut, naskah yang dibuat Chukwu bersama Michael Reilly dan Keith Beauchamp menempatkan kesaksian Carolyn Bryant di penghujung, seolah menegaskan bahwa ialah asal mula tragedi ini. Mamie memilih pergi, enggan menunggu putusan sidang. Dia tahu betul hasil diskusi para juri yang seluruhnya berkulit putih. Tapi Mamie pulang bukan dengan kekalahan. Di awal, ia berpesan "Be small down there" kepada Emmett. Di akhir, Mamie tak lagi bersikap "kecil". Dia tampak "besar" sembari berjuang agar didengar. 

(iTunes US)

5 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

bikin depresi nonton film ini dengan alur komplek dan hak asasi manusia

agoesinema mengatakan...

Gak ada niat review Emancipation nya Will Smith ?

Anonim mengatakan...

film bagus layak di tonton

dududu mengatakan...

Keknya Gak kuat nonton euyy tau sinopsisnya dan fakta terbarunya gitu.... 🤬

Ashbar mengatakan...

Saya suka film seperti yang diangkat dari kisah nyata.