THE LAST EXORCISM (2010)
Tipe film Mockumentary sekarang udah cukup banyak dipakai khususnya di genre horror guna menambahkan unsur ketegangan dan realistis didalamnya. Untuk beberapa tahun belakangan film dengan cara pengambilan gambar yang serupa bisa dijumpai di Cloverfield dan Paranormal Activity. Saya sendiri punya pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang dalam menaggapi 2 film diatas. Saya lebih menyukai Cloverfield yang buat saya lebih menegangkan dibanding Paranormal Activity yang buat saya lebih kearah membosankan. Dan kali ini muncul film denagn mockumentary tapi menawarkan tema yang berbeda, yaitu pengusiran setan. Tentu film bertema pengusiran terbaik adalah yang rilis tahun 70an dulu yaitu "The Exorcist". Untuk melebihi film legendaris itu jelas berat, tapi dengan teknik pengambilan gambar yang mencoba realistis ini, apa The Last Exorcism setidaknya mampu mendekati ketegangan pendahulunya?
Cotton Marcus adalah pendeta muda yang diakui kehebatannya dalam menarik perhatian jemaah. Diluar itu dia juga dikenal sebagai "pengusir setan" yang handal. Tapi ternyata semua yang dia lakukan hanyalah kebohongan dan bukan betulan mengusir setan. Semua itu dia lakukan untuk menghidupi keluarganya, khususnya sang putra yang mengalami cacat. Marcus sendiri sedang menghadapi krisis keimanan. Dia mulai lebih percaya kepada hal berbau ilmiah dan emdis dibanding yang berbau spiritiual dan gaib. Samapai suatu hari dia memutuskan berhenti setelah membaca berita tentang seorang anak yang juga cacat seperti anaknya mati karena proses pengusiran setan. Sebelum berhenti dia berniat melakukan prosesi pengusiran setan terakhirnya yang kali ini dia mencoba merekam proses itu bersama 2 orang kru sekaligus memperlihatkan bahwa semua proses pengusiran setan adalah bohong.
Marcus melakukan prosesi itu terhadap seorang gadis bernama Nell atas permintaan sang ayah. Awalnya "prosesi bohongan" itu berjalan lancar samapai kemudian sang iblis menampakkan sosoknya yang asli.
The Last Exorcism sukses menampilkan horror yang sangat realistis. Bagaimana pengenalan karakter Marcus diawal sampai akhirnya dia melakukan proses pengusiran setan ditampilkan dengan real. Hal ini sebenarnya berpotensi menimbulkan kebosanan untuk beberapa orang karena alurnya yang cukup lambat. Saya sendiri nyaris kebosanan tapi untungnya cerita dan akrakter yang ditawarkan cukup menarik. Teknik camera handheld yang dipakai juga halus dan tidak kebanyakan goyangan yang bisa bikin pusing. Yang agak mengganggu mungkin adalah beberapa background music yang sebenarnya pas buat nambah unsur tegang, tapi buat film bertema mockumentary, background music buat saya gak perlu ditambahkan.
Patrick Fabian sebagai Cotton Marcus tampil baik sebagai pendeta yang mendapat krisis keimanan. Tapi yang paling bagus jelas Ashley Bell sebagai Nell si gadis kesurupan. Momen saat dia belum kesurupan sebagai Nell yang ceria dan setelah menjadi setan ditampilkannya dengan luar biasa.Momen saat sang setan beraksi adalah puncak kehebatannya dimana selain mampu menampilkan "emosi setan" dia juga punya kelebihan pada kelenturan badan yang diatas rata-rata sehingga mampu menampilan "gestur iblis" dengan maksimal tanpa sentuhan efek apapun.
OVERALL: Agak lambat dalam penceritaannya, The Last Exorcism masih cukup berhasil menampilkan ketegangan sekaligus ending yang benar-benar menjadi penutup yang sempurna
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar