ONCE (2006)

Tidak ada komentar
Seringkali sebuah film romance yang minimalis (ex: Before Sunrise, (500) Days of Summer) malah lebih bisa mengikat saya dan meninggalkan kesan yang mendalam dibandingkan film romance berbujet besar, megah dan bertaburan bintang (ex: Valentine's Day). Hal itu mungkin karena film-film minimalis tersebut lebih sering mengangkat kisah sederhana yang justru lebih sering kita temui dibandingkan film besar yang seringkali terlalu banyak didramatisir dan berlebihan. "Once", sebuah film romance indie karya John Carney menawarkan kisah romansa yang juga minimalis dan dibalut dengan sederhana tapi bedanya film ini lebih memilih pendekatan secara musikal.

Seorang pria kita sebut saja Guy (Glen Hansard) yang merupakan seorang pengamen jalanan sekaligus bekerja memperbaiki vacuum cleaner di tempat reparasi ayahnya suatu hari bertemu dengan wanita yang kita sebut dengan Girl (Marketa Irglova) yang mengagumi lagu-lagu dari Guy. Awalnya Girl hanya meminta Guy membetulkan Vacuum Cleaner miliknya yang rusak. Tapi lama kelamaan karena memilik pengalaman masa lalu yang gagal dalam cinta dan berkat musik dimana mereka menjadi sering bermusik bersama, keduanya menjadi makin terikat satu sama lain dan secara tersirat benih cinta mulai muncul.
Pada dasarnya cinta dan musik adalah 2 hal yang sulit dipisahkan. Jika orang sedang patah hati maka dia akan mendengarkan lantunan musik mellow yang menguras air mata. Begitu juga disaat hati sedang berbunga-bunga oleh cinta, iringan musik riang gembira juga tidak akan lepas dari telinga tiap harinya. Hal itu sangat nampak dalam film ini dimana kedua tokoh utamanya saling melantunkan lagu yang tercipta setelah mereka merasakan sebuah pengalamin manis dan pahit dalam percintaan masing-masing. Kemudian keduanya saling berbicara melalui lantunan musik dan lirik yang mereka nyanyikan. Momen romantis tersebut itulah yang menyiratkan pada kita mengenai isi hati mereka yang tidak pernah bisa lepas dari masa lalu tapi juga mencintai satu sama lain. Momen musikal film ini juga disajikan dengan real, sederhana dan natural tidak seperti film musikal pada umumnya yang mengandung sedikit unsur fantasi dan berkesan megah.

Tapi momen romantis tersebut tentunya tidak datang jika tanpa didukung nomor-nomor lagu yang enak didengar. Barisan lagu yang mayoritas adalah ciptaan Glen Hansard memang semuanya lagu-lagu bertempo sedang dan kadang lambat dengan barisan lirik-lirik romantis yang didominasi patah hati. Lagu-lagu yang ada di film ini untuk saya pribadi adalah lagu yang easy listening, dan beberapa cukup punya nada dan lirik yang menyentuh walaupun terasa terlalu seragam jenis lagunya. Tapi secara keseluruhan barisan lagu yang disajikan sangat enak didengar khususnya lagu "Falling Slowly" yang mendapat tanggapan positif sekaligus menang Oscar.

Bahkan bukan cuma adegan romansanya saja yang membekas, tapi adegan saat Guy dan Girl beserta rekan-rekannya melakukan rekaman juga saya suka dimana rangkaian momen tersebut benar-benar menggambarkan kesenangan nyata mereka dalam bermusik. Film ini kemudian diakhiri dengan ending yang bisa dilihat sebagai ending yang menyedihkan tapi disisi lain juga mengandung aura positif dan harapan yang kuat akan masa depan yang jauh lebih baik antara kedua tokoh utamanya. Sebuah ending yang menutup dengan manis hampir satu setengah jam perjalanan yang amat romantis. Cinta dan musik memang tak bisa dipisahkan.


RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: