THE PERFECT HOUSE (2011)

Tidak ada komentar
Belakangan ini ada beberapa kisah mengenai film-film lokal dalam sepak terjangnya di festival film luar negeri. Yang paling fenomenal tentunya "The Raid" yang memenangkan salah satu penghargaan di Toronto Film Festival dan mendapat puja puji disana bahkan akan di-remake oleh Hollywood. Kemudian ada kontroversi kemenangan "Si Anak Kampoeng"di sebuah festival film Amerika yang konon katanya festival film abal-abal. "The Perfect House" buatan Affandi Abdul Rachman ini adalah salah satunya dimana film ini berhasil mendapat sambutan yang cukup memuaskan dari penonton Puchon International Fantastic Film Festival. Promo film ini juga cukup menarik dimana baik dari trailer maupun posternya terlihat bahwa film ini jelas bukan film horror/thriller asal-asalan buat.

Dari judulnya kita sudah tahu bahwa film ini akan mengajak kita "bermain" dalam sebuah rumah yang pastinya bukan rumah biasa saja. Diceritakan seorang guru dari Jakarta bernama Julie (Cathy Saron) yang akan berlibur mendadak diminta untuk menggantikan rekannya dalam mengajar sebagai tutor seorang anak. Diceritakan tutor sebelumnya yang bernama Lulu tiba-tiba menghilang dari rumah itu. Julie yang pada akhirnya menyetujui tawaran tersebut akhirnya harus menginap beberapa lama di sebuah rumah bergaya Belanda yang terletak di puncak dan dimiliki oleh wanita tua bernama Madam Rita (Bella Esperance). Disitu dia diminta untuk mengajar cucu Madam Rita yang bernama Januar (Endy Arfian).

Keadaan dirumah itu ternyata memang misterius dan Julie mulai menyadari hal tersebut. Beberapa fakta seperti larangan Madam Rita menyekolahkan Januar di sekolah umum padahal Januar sangat cerdas, hingga larangan pada cucunya itu hanya untuk keluar rumah. Januar memang dikurung didalam rumah tersebut yang dijaga oleh seorang penjaga rumah yang bertampang menyeramkan dan tidak pernah berbicara, Yadi (Mike Lucock). Jamuan makan malam yang tidak ramah dari Madam Rita juga menambah rasa penasaran Julie. Maka dimulailah satu persatu misteri dirumah tersebut muncul dihadapan Julie.
Banyak yang mengatakan film ini mirip dengan "Identity". Tapi saya sendiri belum menonton film tersebut jadi saya tidak bisa membandingkan keduanya. Justru saya merasa film ini lebih mirip kearah "Rumah Dara", bedanya "The Perfect House" tidak mengambil pendekatan slasher tapi lebih kearah psychological thriller. Kemiripan antara kedua film tersebut sangat kentara pertama dari karakter-karakternya. Madam Rita jelas sangat mirip dengan karakter Ibu Dara tapi lebih meledak-ledak. Walaupun begitu gaya bicara dan tindak tanduknya terasa kemiripan. Lalu ada karakter Yadi yang jika mau dibandingkan akan terasa penempatannya seperti karakter Adam. Jangan lupakan juga tokoh utama wanita kedua film tersebut yang tentu kita tahu adalah kakk beradik, Cathy Saron - Julie Estelle. Jika kita belum pernah menonton "Rumah Dara" mungkin karakter Madam Rita yang diperankan dengan baik oleh Bella Esperance akan lebih menarik dan menyeramkan. Untuk karakter Yadi sayang porsinya kurang. Sedangkan membandingkan Cathy dan Julie jelas Julie Estelle unggul mutlak.
Beberapa hal lain yang cukup mirip adalah adegan-adegannya. Tentu kita ingat sekali dengan scene jamuan makan malam di "Rumah Dara" yang diiringi lantunan musik berirama jaman dulu. "The Perfect House" juga mempunyai scene tersebut. SPOILER: Kemudian adalah adegan klimaks mendekati akhir dimana Madam Rita sudah mulai kehilangan kontrol dan mengamuk kemudian akan menebaskan pedangnya pada Julie kita akan teringat pada adegan Dara yang akan menyerang Ladya dengan gergaji mesinnya lalu berkata "Enak Kaaaan?". Madame Rita juga melakukan hal yang kurang lebih mirip. Yang terakhir masih di adegan tersebut dimana karakter Julie berpikiran sama dengan Ladya yaitu mencoba membela diri dengan sebuah hiasan dinding kepala rusa. Saya tidak mengatakan film ini menjiplak "Rumah Dara" karena sebenarnya adegan-adegan tersebut bukan copy paste murni. Tapi kemiripan tersebut jelas mengurangi kenikmatan menonton.

Untuk ukuran thriller film ini tidak mengecewakan tapi masih terasa kurang menegangkan. Film justur terasa menegangkan saat nuansanya agak bergeser kearah slasher, sedangkan untuk masalah thriller psikologisyang digembar gemborkan itu terasa kurang. Padahal pembukaan film ini terasa meyakinkan walaupun mengingatkan saya pada opening credit "Insidious". Thriller psikologis memang terasa coba ditekankan, tapi malah membuat film ini bagaikan memberikan spoiler tidak langsung pada ending yang sebenarnya memiliki twist, tapi dari tengah film kita sudah bisa cukup yakin apa yang sebenarnya terjadi dari awal dan bagaimana akhir kisahnya. Walaupun saya akui pengemasan endingnya bagus. Selain kurang menegangkan, film ini juga terlalu banyak memiliki plot hole seperti tidak dijelaskannya beberapa hal yang menjadi misteri di film ini. Klimaks yang ada juga terlalu singkat dan tidak menegangkan sama sekali.

Sebenarnya "The Perfect House" adalah film yang tidak mengecewakan, bahkan memuaskan andaikan bukan karena beberapa hal seperti ekspektasi saya yang cukup tinggi diawal, hingga perasaan mirip-mirip dengan "Rumah Dara" yang membuat saya mau tidak mau membandingkan keduanya yang tentu saja dimenangkan secara telak oleh film Mo Brothers tersebut. Tapi jika kita mengesampingkan hal-hal tersebut dan hanya mempertimbangkan banyaknya plot hole dan kurang menegangkannya film ini sebagai kekurangan, makan kemungkinan besar anda akan terpuaskan oleh film ini.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: