THE HUMAN CENTIPEDE 2 - FULL SEQUENCE (2011)
Saya belum menonton prekuel film ini yang katanya mengecewakan dan kurang disturbing. Saya sendiri sebenarnya tidak ada niat untuk menonton film keduanya ini tapi karena secara kebetulan saya mendapatkan filmnya jadi tidak ada salahnya saya mencicipi tontonan "sakit" dari Tom Six ini. Nampaknya Tom Six memang benar-benar terobsesi dengan film-film torture porn dan body horror. Jika di film pertamanya dia menjadikan tiga orang "saja" sebagai korbannya, disini tidak tanggung-tanggung ada 12 orang yang akan dijadikan bahan eksperimen sebagai manusia kelabang. Tom Six juga menjanjikan bahwa film keduanya ini akan membuat film pertamanya seperti kartun anak-anak, yang dengan kata lain Full Sequence ini akan menampilkan adegan-adegan yang gila, sadis dan penuh darah.
Jika dilihat sekilas, Martin Lomax adalah seorang pria yang akan selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain. Lomax adalah pria berumur 40 tahun yang berbadan tambun dan pendek. Dia juga adalah penderita asma. Selain itu Lomax juga punya masa lalu yang kelam dimana sang ayah sering memperlakukannya secara tidak senonoh dimana perbuatan itu membuat ayahnya dipenjara dan meninggalkan Lomax tinggal bersama sang ibu yang amat membenci anaknya. Tapi siapa sangka dibalik penampilannya yang dipandang sebelah mata itu, Martin menyimpan sebuah obsesi yang mengerikan. Martin adalah seorang fans berat film The Human Centipede: First Sequence dan hal itu membuat Martin berambisi menciptakan manusia lipan versinya sendiri yang tidak tanggung-tanggung terdiri dari 12 orang! Pada akhirnya banyak orang-orang "sial" yang bertemu dengan Martin dan berakhir sebagai tawanan untuk eksperimen gila yang akan dia lakukan tanpa sedikitpun pengetahuan medis dan hanya berbekal DVD Human Centipede yang selalu ia tonton dari laptopnya.
Tom Six memilih penggunaan warna hitam-putih dalam film keduanya ini dengan alasan supaya filmnya lebih mengerikan. Memang benar suasana yang muncul terlihat lebih kelam, tapi saya rasa keputusan Six tersebut juga untuk mengurangi kadar kekerasan yang ada, karena dengan konten hitam-putih juga film ini banyak dilarang beredar dan mendapat sensor sana sini. Tapi memang harus diakui film ini memiliki berbagai macam adegan sadis yang bisa membuat penonton mual dan meringis. Tapi sayangnya adegan-adegan mengerikan tersebut baru benar-benar tampil secara total dan frontal sekitar 30-40 menit terakhir film. Sedangkan 40-50 menit awal filmnya memang diisi adegan-adegan kekerasan tapi tingkatannya masih belum terlalu mengerikan, bahkan buat saya terasa agak membosankan saat Martin terus melakukan hal yang sama yaitu memburu korbannya dalam separuh pertama filmnya dan perburuan itu tingkat kesadisannya tidaklah terlalu ekstrim. Barulah di paruh kedua kengerian itu mulai muncul dan memang harus diakui kadar keseramannya pas.
Tapi sayangnya cara penyutradaraan Tom Six dan pengembangan cerita yang dia tulis tidaklah terlalu baik. Premis dasarnya menarik, yaitu tentang universe lain dalam The Human Centipede yaitu dalam dunia nyata seperti yang pernah ditampilkan Wes Craven dalam New Nightmare saat dia membawa Freddy Krueger ke dunia nyata. Keterlibatan Ashlynn Yennie yang menjadi bintang di film pertama dimana dalam sekuelnya ini dia berperan sebagai dirinya sendiri juga cukup menarik, tapi sayangnya pengemabangan kisahnya tidak semenarik dasarnya. Film ini memang terasa tidak punya cerita. Paruh awal hanya Martin berburu sambil diselingi adegan tentang kehidupan dirumahnya yang tidak menyenangkan. Lalu paruh kedua saat eksperimen dan segala kegilaan dimulai. Tom Six memang nampaknya tidak berniat memberikan cerita yang lebih niat dan terasa hanya ingin memberikan hal sakit dan gila. Hal itu sebenarnya akan menarik jika dieksekusi dengan baik, tapi Tom Six nampaknyamasih harus banyak belajar lagi dalam hal penulisan naskah dan penyutradaraan supaya kegilaan yang ada lebih terorganisir.
Tapi sayangnya cara penyutradaraan Tom Six dan pengembangan cerita yang dia tulis tidaklah terlalu baik. Premis dasarnya menarik, yaitu tentang universe lain dalam The Human Centipede yaitu dalam dunia nyata seperti yang pernah ditampilkan Wes Craven dalam New Nightmare saat dia membawa Freddy Krueger ke dunia nyata. Keterlibatan Ashlynn Yennie yang menjadi bintang di film pertama dimana dalam sekuelnya ini dia berperan sebagai dirinya sendiri juga cukup menarik, tapi sayangnya pengemabangan kisahnya tidak semenarik dasarnya. Film ini memang terasa tidak punya cerita. Paruh awal hanya Martin berburu sambil diselingi adegan tentang kehidupan dirumahnya yang tidak menyenangkan. Lalu paruh kedua saat eksperimen dan segala kegilaan dimulai. Tom Six memang nampaknya tidak berniat memberikan cerita yang lebih niat dan terasa hanya ingin memberikan hal sakit dan gila. Hal itu sebenarnya akan menarik jika dieksekusi dengan baik, tapi Tom Six nampaknyamasih harus banyak belajar lagi dalam hal penulisan naskah dan penyutradaraan supaya kegilaan yang ada lebih terorganisir.
Saya rasa membahas plot hole untuk film ini tidaklah perlu karena sudah dipastikan begitu banyak lubang tersebar didalamnya. Kemudian ada twist ending yang multi tafsir meskipun kejutannya sendiri tidaklah terlalu spesial dan sudah cukup sering dipakai. Secara keseluruhan film ini sangat mungkin akan disukai bagi para pencari tontonan sadis. Tapi menurut saya alangkah baiknya Tom Six tidak hanya asal membuat film super gila dan sakit seperti ini karena toh pada akhirnya banyak adegan yang terpotong dan malah membuat kenyamanan menonton berkurang. Film ketiganya hampir pasti akan terwujud, dan harapan saya Tom Six akan membuat film yang tetap gila dan sadis tapi tidak hanya mengandalkan unsur itu saja untuk menimbulkan kengerian. Namun secara keseluruhan The Human Centipede 2 (Full Sequence) bukanlah sebuah karya yang amat buruk.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:ini salah satu film gore sempurna sosok antagonisnya si martin yang meski sangat minim dialog, bahkan hampir tidak mengucapkan suara sama sekali, sudah berhasil menghadirkan perasaan tidak nyaman. Sosok antagonis di seri pertama memang juga menghadirkan rasa tidak nyaman, namun lebih ke merinding menakutkan, sedangkan Martin Lomax lebih ke rasa jijik. Rasa mual juga dibangkitkan dengan rentetan adegan kekerasan yang benar – benar brutal. Perusakan tubuh dilakukan dengan tanpa adanya rasa sesal, dan tanpa pilih – pilih. Meminjam istilah yang umum dipakai, Martin benar – benar psycho! Parahnya, Martin memperlakukan korban – korbannya layaknya binatang yang seakan tak ada harganya.
Dan yang menjadi pemicu utama bangkitnya rasa mual adalah dikemasnya film ini dalam hitam putih! Awalnya saya pikir hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir visualisasi kesadisan dan kekotoran perilaku yang bakal dihadirkan. But Pewarnaan yang dia pilih nyatanya terbukti efektif memperkosa imajinasi kita. Rentetan visual yang dihadirkan memaksa pikiran (saya) untuk membayangkan dalam warna yang berbeda. Ketika otak saya mengolah rentetan visual tersebut, rasa mual yang muncul terasa lebih mendesak. Tom Six tahu benar bagaimana merasuki pikiran penonton, dan untuk hal tersebut saya berikan tepuk tangan yang meriah kepada beliau. Dilampiri misuh – misuh, tentu saja.Tom Six tidak sekedar menghadirkan horror di depan mata, namun langsung menghunjam ke pikiran. Merusak imajinasi. Aksi anarkis Tom Six ini tidak saja terasa kejam, namun juga terasa menjengkelkan karena saya membayangkan Tom Six senyum – senyum penuh arti melihat reaksi terhadap karyanya ini. kalo udah nonton film ini, akan sangat sulit mencari pembanding untuk dapat kepuasan serupa di film lain. serbian film ato gore2 katro jepang lewat..
Keren nih rating dari filmnya :o Sinopsisnya juga keren sip lah
Posting Komentar