MYSTERIOUS SKIN (2004)
Diangkat dari novel berjudul sama karangan Scott Heim, Mysterious Skin adalah satu dari sedikit drama yang secara berani mengisahkan tentang dampak dari pelecehan seksual yang dialami anak-anak dengan begitu gamblang. Rating NC-17 yang didapat adalah bukti betapa gamblangnya presentasi kisah dari film yang disutradarai oleh Gregg Araki ini. Kisahnya akan membawa kita kepada dua remaja yaitu Neil McCormick (Joseph Gordon-Levitt) dan Brian Lackey (Brady Corbet). Neil sejak kecil sudah merasa bahwa dirinya punya orientasi seksual yang tidak biasa, dimana dirinya lebih tertarik kepada pria dewasa. Hal itu diperparah lagi saat pelatih tim baseball tempat ia bermain ternyata juga adalah seorang pedophilia yang juga tertarik pada Neil. Masa kecilnya pun harus dihabiskan dengan melayani nafsu sang pelatih. Namun Neil sendiri justru menyukai hal tersebut. Sampai akhirnya saat beranjak remaja dia mencari uang dengan menjajakan dirinya kepada para pria dewasa. Ya, Neil kini menjadi seorang gigolo untuk para pria homoseksual.
Disisi lain, Brian justru punya memori yang sangat absurd di masa kecilnya. Suatu hari saat ia masih kecil, Brian ditemukan didalam basement rumahnya dalam kondisi shock dan hidung mengeluarkan darah. Saat remaja ia selalu teringat akan memori bahwa saat itu dia telah diculik dan dijadikan bahan eksperimen oleh para alien. Bahkan Brian yang hidup sebagai seorang remaja nerd terus mempelajari kisah UFO dan mencoba mencari tahu kebenaran fakta dibalik penculikan oleh alien yang menimpa dirinya saat masih kecil. Pencarian tersebut pada akhirnya menghubungkan kedua remaja ini dan mengungkap sebuah masa lalu yang sangat kelam. Sebuah tontonan yang bagus belum tentu enak untuk diikuti, begitulah yang saya rasakan saat menonton film ini. Kisahnya terangkum dengan amat baik. Selipan misterinya memang bukan sajian utama tapi sudah cukup menjadi bumbu yang menarik. Tapi dengan segala konten seksual dan child abuse yang ada Mysterious Skin tidak pernah mudah untuk disaksikan. Memang pelecehan seksual pada anaknya tidak terlalu gamblang, tapi sudah cukup untuk membuat imajinasi para penonton membayangkan adegan memuakkan tersebut.
Lalu saat kisahnya beralih pada kehidupan tokohnya saat remaja khususnya Neil, semua makin sulit diikuti. Melihat kerasnya dunia yang dijalani oleh Neil saat harus berhadapan dengan para lelaki hidung belang yang ingin ia lampiaskan hasrat seksualnya jelas tidak mudah dan menyesakkan. Dari luar Neil memang menikmati, tapi seperti yang dikatakan oleh Wendy, dalam diri Neil terdapat sebuah lubang hitam yang sangat dalam dan begitu pekat. Kita melihat Neil memang menikmati, tapi kita akan merasakah ada sebuah kegelapan dan kesedihan pekat dalam dirinya. Tanpa mengalami pelecehan seksual pun Neil sudah seorang homoseksual, jadi bukan pelecehan itu yang membuatnya menjadi gay. Tapi kejadian menyedihkan itulah yang memicu tindakan Neil untuk menjadi bukan hanya sekedar homoseksual tapi seorang penjaja seks bagi para lelaki hidung belang. Untuk Neil, pelecehan yang ia alami bukanlah awal dan penyebab segalanya, tapi bisa dibilang hal itu adalah yang memperkeruh kehidupan Neil. Apa yang menimpa Neil adalah dampak dari pelecehan seksual pada anak yang akan mempengaruhi cara hidupnya kelak. Dia memang menerima apa yang ia alami dan ia sendiri di luar merasa menikmati. Tapi jauh didalam terdapat kesedihan dan ia tidak mampu berbuat apapun saat kejadian itu mempengaruhi bagaimana ia hidup. Khusus untuk Joseph Gordon-Levitt, inilah akting terbaiknya yang pernah saya tonton. Padahal saat itu umurnya baru 23 tahun.
Sedangkan untuk Brian berbeda. Jika Neil terlihat menerima dan menyesuaikan dengan kejadian yang ia alami, maka Brian adalah contoh dari mereka yang mengalami denial atau penolakan terhadap trauma yang mereka alami saat kecil. Brian kecil memang terguncang hebat saat itu dan tidak tahu apa yang telah terjadi, sehingga akibat trauma itu ia menciptakan sebuah memori mengenai hal lain yang akhirnya ia percayai sebagai sebuah fakta hingga saat remaja. Disaat seseorang mengalami kejadian yang membuatnya shock memang bisa terjadi ia melakukan penolakan dalam dirinya bahwa ia mengalami kejadian tersebut. Dari kedua sosok karakter itu dapat dilihat bahwa dampak dari pelecehan seksual pada anak sangat beragam dan jelas punya efek yang buruk bagi masa depan anak tersebut, tidak peduli bagaimanapun cara si anak menghadapi pelecehan yang ia terima. Entah ia membiasakan ataupun menolak, selalu ada efek negatif yang akan ia terima dari perbuatan bejat tersebut. Mysterious Skin adalah sebuah cerminan luar biasa yang menyesakkan tentang pelecehan seksual terhadap anak, dimana perbuatan bejat seseorang bisa berdampak sangat panjang terhadap masa depan orang lain. Ending yang mengharukan sekaligus miris menutup film ini dengan sempurna dan menjadikannya tontonan menyentuh nan menyesakkan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 komentar :
Comment Page:Gw baru nonton film ini dan ya, Gordon Lewitt emang memukau banget disini.
Buat kalian2 para lelaki kalo gak kuat iman bisa2 berubah jadi gay beneran setelah liat aktingnya.. wkwkkw
Posting Komentar