REVIEW - PAMALI: DUSUN POCONG

25 komentar

Mengadaptasi kisah The Tied Corpse dalam permainan Pamali: Indonesian Folklore Horror, sesungguhnya Dusun Pocong menawarkan twist luar biasa menarik, yang selain mengejutkan, pula membawa relevansi terkait keberagaman budaya mistis tanah air. Sayang, pencapaian itu dikacaukan oleh satu hal, apalagi kalau bukan ketidakmampuan filmnya bercerita secara memadai. 

Pasca kemunculan singkat di film pertama tahun lalu, kali ini Cecep (Fajar Nugra) mengemban porsi lebih besar, sebagai tukang gali kubur yang datang bersama rekannya, Deden (Bukie B. Mansyur), ke sebuah desa tempat terjadinya wabah mematikan. Keduanya bertugas mengubur mayat korban wabah tersebut yang jumlahnya terus bertambah tiap hari.

Sedangkan tiga nakes, Mila (Yasamin Jasem), Gendis (Dea Panendra), dan Puput (Arla Ailani), turut dikerahkan untuk merawat mereka yang masih bertahan hidup di tengah penderitaan. Tubuh korban dipenuhi luka busuk yang menjijikkan. Kondisi yang mungkin lebih buruk dari kematian. Tapi apa penyebab wabah tersebut? Apa pula alasan di balik teror segerombolan pocong yang mendadak muncul?

Poin plus bagi naskah buatan Evelyn Afnilia yang tak menyalahartikan "kompilasi jumpscare" sebagai "plot". Penampakannya masih "tahu waktu". Poin minusnya, film ini tidak pernah benar-benar bercerita. Menonton Dusun Pocong bak kegiatan mengobservasi rutinitas harian para individu di desa terkutuk. 

Pendekatan di atas berpotensi menghadirkan warna berbeda dibanding mayoritas horor lokal, andai kita berhasil dibuat memedulikan deretan karakternya. Tetapi tidak. Seluruh penokohan tersaji dangkal, begitu pun dinamika interpersonal di antara mereka. 

Minimal jajaran pemainnya telah bekerja maksimal. Dea Panendra begitu baik sampai memudahkan kita membenci Gendis dengan perangai kerasnya, Yasamin Jasem solid seperti biasa, sementara Fajar Nugra berusaha sebisa mungkin memancing gelak tawa bermodalkan materi humor medioker yang naskahnya sediakan. Menurut film ini, memperdengarkan detail suara kotoran keluar saat seseorang buang air besar adalah bentuk kelucuan. 

Kembali ke pembahasan terkait twist di paragraf pembuka. Melalui twist itu, Dusun Pocong mencuatkan perspektif menarik soal pamali. Sebuah pengingat bahwa sejatinya, pamali yang paling pantang untuk dilanggar adalah bersikap sok tahu dengan melupakan peribahasa "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". 

Masalahnya, poin-poin yang jadi pondasi twist tersebut hanya numpang lewat, tanpa mengemasnya sebagai misteri yang mengundang tanda tanya. Sekali lagi, alurnya terasa kosong. Bahkan fenomena mengenai wabah pun luput dijawab. Naskahnya bak keliru mendefinisikan "pertanyaan tak terjawab" sebagai "ambiguitas misteri". Apa pula esensi dari keengganan memberi jawaban tentang hal itu? 

Perihal teror, penyutradaraan Bobby Prasetyo cenderung main aman. Tidak buruk. Penonton kasual bakal terhibur oleh penampakan demi penampakan pocong yang dibarengi efek suara berisik. Satu momen yang cukup menonjol adalah ketika seorang karakter menemui ajal secara brutal. Itulah titik terbaik Pamali: Dusun Pocong, sebelum terjangkit penyakit khas horor medioker, yakni babak final antiklimaks yang berakhir prematur. 

25 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

akhir yang membagongkan : Gendis (Dea Panendra) ditemukan jadi ODGJ di hutan sebuah pulau pamali

Anonim mengatakan...

naskah buatan Evelyn Afnilia dan Lele Laila racikan duo duet maut yang keren dalam film PAMALI 2

Anonim mengatakan...

Cecep (Fajar Nugra) & Mila (Yasamin Jasem) berhasil memerankan tokoh cabul chemistry yang kuat di tengah dusun

Anonim mengatakan...

sound system suara jedar jedor berisik melebihi konser heavy metal

Anonim mengatakan...

film komedi khusus para bocil baru melek nonton di bioskop

Anonim mengatakan...

skip, terlalu porno

Anonim mengatakan...

film komedi terbaik setelah film warkop

Anonim mengatakan...

bakar uang tarik cuan naskah busuk

Anonim mengatakan...

nokia susah sinyal

Anonim mengatakan...

akting Yasamin Jasem bikin ketawa ngakak garing

Anonim mengatakan...

Itu anonim yg slalu nyebut Lele Laila, kenapa ya? Sebegitu ngefans nya kah dgn Lele Laila? Apakah ngocok pun pake foto nya dia? Hadehh

Anonim mengatakan...

skip, terlalu homo film nya

Anonim mengatakan...

luar biasa ngakak tertawa terpingkal pingkal nonton film ini absurd

Anonim mengatakan...

tembus 1 juta penonton

Anonim mengatakan...

Pamali : The Tied Corpse, gemes games barisan sugus putih imut di kulum berjamaah

Anonim mengatakan...

film romantis bucin di tengah acara nakes di pulau terasing

Anonim mengatakan...

KKN NAKES DI DUSUN POCONG

Anonim mengatakan...

pengen banget mandi di sumur

Anonim mengatakan...

sunda jaksel itu mah

Anonim mengatakan...

adegan sensualitas seksualitas benar benar extra joss greng pisan

Anonim mengatakan...

film khusus dewasa

Anonim mengatakan...

wkwk sangean tuh sama lele laila dia gan

Anonim mengatakan...

skip, terlalu komedi

Anonim mengatakan...

Cecep (Fajar Nugra) terlalu cute

Anonim mengatakan...

anomali permen sugus