ON THE WATERFRONT (1954)
Ada sebuah perasaan unik melihat seorang Marlon Brando yang sebelumnya saya kenal lewat peran-perannya dalam film "The Godfather", "Last Tango in Paris" hingga "Superman" dimana dalam film-film tersebut ia telah memasuki usia 40 hingga 50an tahun, berakting dalam sebuah film disaat usianya baru menginjak 30 tahun. Jika dalam "The Godfather" dia berperan sebagai Vito Corleone yang merupakan seorang Don dari keluarga mafia Corleone, disin Brandon berperan sebagai Terry Malloy, seorang pria yang bekerja untuk kelompok gangster yang mengatur segala bisnis disebuah pelabuhan dengan kurang adil.
Terry yang awalnya begitu memihak pihak gangster yang telah memberinya pekerjaan mulai berubah pikiran setelah dia ikut terlibat dalam sebuah pembunuhan terhadap pria bernama Joey Doyle. Hati dan pikirannya makin tak menentu disaat Edie (Eva Marie Saint) yang merupakan adik dari Joey yang terus menerus menyelidiki misteri kematian sang kakak justru makin dekat dengan Terry dan keduanya mulai saling jatuh cinta. Tentu menjadi pilihan yang berat bagi Terry apakah dia akan terus menyimpan rahasia dan loyal pada kelompok gangster yang telah memberinya pekerjaan atau membeberkan semua fakta yang dia tahu pada publik termasuk pada Edie dengan resiko Edie akan membencinya bila tahu Terry terlibat dalam pembunuhan kakaknya.
Jalur dan pokok bahasan utama dari film yang memenangkan 8 penghargaan pada Oscar tahun 1955 termasuk "Best Picture" ini adalah mengenai kaum lemah yang tertindas oleh yang kuat. Tapi dibalik itu ada hal unik yang bisa kita petik. Penindasan itu sebenarnya bukan hanya terjadi karena kaum yang menindas punya kekutan, tapi juga karena kaum yang tertindas tidak memiliki keberanian untuk bisa memperjuangkan hak mereka. Itulah sebenarnya yang terjadi pada kaum pekerja yang tertindas oleh gangster di film ini. Walaupun mereka berjumlah sangat banyak, tapi mereka memilih untuk menjadi "tuli" dan "bodoh" alias berpura-pura tidak tahu dan memilih diam mengenai fakta yang terjadi. Karena mereka semua takut menjadi sasaran pembunuhan selanjutnya.
Tokoh Terry juga menjadi perlambang akan hal tersebut dimana terkadang untuk melakukan bahkan berkata tentang kebenaran rasanya akan sangat berat sekaligus seringkali terasa tidak menyenangkan. Tapi Terry adalah sosok perlambang keberanian dalam film karya Elia Kazan ini. Walaupun bertahap dan sedikit makan waktu, perlahan Terry yang menyadari manakah hal yang benar mulai mendapatkan keberanian untuk berkata mengenai segala fakta yang terjadi. Lihat saja Terry diawal film yang hanyalah seorang mantan petarung bayaran dengan kemampuan otot tanpa otak yang bahkan menghitung saja tidak bisa perlahan berubah menjadi Terry yang lebih memakai perasaan setelah kedatangan Edie dalam hidupnya. Dengan cerdasnya film ini menyelipkan unusr cinta yang mampu menambah kekuatan dan keberanian dalam diri manusia.
Departemen akting dalam film ini jelas sangat spesial dimana ada 5 pemain yang masuk nominasi Oscar dan 2 diantaranya yaitu Marlon Brando dan Eva Marie Saint berhasil memenangkan "Best Actor" dan "Best Supporting Actress". Akting Marlon Brando yang mengantarkannya meraih nominasi Oscar yang keempat secara beruntun sekaligus kemenangannya yang pertama ini sering disebut sebagai sebuah "penampilan yang merubah dunia akting di Amerika bahkan seluruh dunia perfilman". Saya sendiri walaupun mengakui akting Brandodi film ini amat bagus tapi sempat kurang mengerti maksud pernyataan tersebut. Berdasar pengalaman saya dalam menonton film tahun 40an hingga 50an mungkin maksudnya adalah akting yang ditampilkan aktor-aktor di jaman itu lebih terasa teatrikal sedangkan apa yang Brando perlihatkan disini lebih kearah alamiah dan natural. Terlihat berbeda baik dalam gestur sampai pelafalan dialog. Sebuah akting yang memang luar biasa untuk sebuah film yang bagus walaupun saya sendiri tidak terlalu terikat dengan jalan ceritanya.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar