WAR OF THE ARROWS (2011)

2 komentar
Beberapa tahun lalu perfilman Korea selalu identik dengan film drama penguras air mata. Lalu akhir-akhir ini film-film komedi romantis mulai menjadi tren baru. Sementara itu penikmat horror juga akan senang dengan banyak dirilisnya film-film thriller atau horro yang menampilkan banjir darah dan nuansa sadisme yang cukup tinggi. Tapi film Korea yang menceritakan tentang dramatisasi sejarah atau cerita-cerita kerajaan dan peperangan masih sangat sedikit. Biasanya sineas Hong Kong yang sering melahirkan film-film dalam genre tersebut. Tapi sutradara Kim Han-min ternyata adalah seorang sineas yang berani melawan arus dengan membuat film yang ber-setting pada abad 17 ini dan menceritakan tentang invasi yang dilakukan oleh Manchuria (kalau saya tidak salah adalah sebuah dinasti dari China)

Film dibuka dengan adegan Nam-yi dan Ja-in yang sedang mencoba kabur dari serangan prajurit Manchuria. Ditengah pelarian mereka sempat ditolong oleh sang ayah yang merupakan ahli memanah di desa tersebut. Sang ayah menyuruh mereka kabur ke sebuah desa yang mana ditempat itu pemimpinnya adalah sahabat ayah mereka. Sebelum pergi, Nam-yi dititipi untuk selalu menjaga adik perempuannya dan juga dititipi sebuah busur milik ayahnya. Tragisnya mereka harus melihat sang ayah tewas terpenggal didepan mata mereka meskipun pada akhirnya mereka berdua berhasil lolos. 13 tahun kemduian tepat saat hari pernikahan antara Ja-in dan Seo-gun, desa tersebut juga diinvasi oleh prajurit Manchu. Ja-in dan Seo-gun dibawa pergi tapi dengan rombongan yang berbeda. Nam-yi yang saat terjadi penyerangan tidak berada di desa akhirnya saat sampai disana mendapati semuanya sudah porak poranda dan sang adik sudah tidak ada. Akhirnya Nam-yi nekat berusaha menyelamatkan adiknya walaupun itu artinya dia harus melawan ratusan prajurit Manchu seorang diri dengan bersenjatakan panah dari ayahnya dulu.

Cerita yang ditawarkan War of the Arrows cukup standar. Kisah heroik yang muncul dalam sebuah pertempuran mengenai satu orang yang bisa menghancurkan satu pasukan memang sudah biasa diangkat dalam sebuah film. Bagaimana jalan ceritanya, siapa saja tokoh yang akan bertahan hidup hingga klimaks atau akhir film semuanya sangat mudah ditebak. Tapi Nam-yi bukanlah seorang Rambo yang dengan nekat langsung masuk ke sarang musuh lalu dengan senapannya sendirian bisa membabat habis musuh walaupun tanpa strategi khusus. Nam-yi tetap menggunakan strategi khusus untuk bisa memenangkan pertempuran. Dia juga tetap membutuhkan bantuan beberapa orang pada akhirnya dan tidak asal hajar saja. Kita akan menemukan bahwa kejar-kejaran dan pertempuran dengan panah selama sekitar 90an menit itu menjadi sebuah rentetan adegan yang seru dari awal hingga akhir.
Akhir kisahnya memang predictable, tapi dalam film seperti ini hal itu bisa dimaklumi dan dimaafkan andaikan jalan menuju akhir tersebut tidak datar, dan War of the Arrows jauh dari kata datar. Adegan aksinya seru dan itu stabil dari awal sampai akhir. Berbagai aksi keren yang ditunjukkan oleh Park Hae-il sebagai Nam-yi si jago panah sangat menyenangkan ditonton. Apalagi Park hae-il sendiri terlihat amat meyakinkan dalam memperlihatkan kemampuannya dalam menarik busur panah. Bagaimana dia sedikit demi sedikit mulai menghancurkan pasukan lawan. Ya, sedikit demi sedikit secara bertahap, itulah yang membuat keseruan film ini terus stabil. Lalu bagaimana dia dan kawan-kawannya harus kabur dari kejaran prajurit Manchu melewati berbagai medan alam yang cukup berat termasuk harus berada didekat tempat tinggal harimau buas menambah keseruan film ini. Sedangkan untuk detil lain seperti kostum dan setting memang seperti film tentang sejarah lainnya pasti digarap dengan serius dan terlihat total.

Kalau ada yang disayangkan dari film ini itu adalah kurangnya emosi mendalam yang bisa membuat penontonnya ikut terbawa. Beberapa momen yang harusnya mengharukan terasa datar-datar saja. Saat ending film yang ditujukan mengharukan juga tidak berhasil. Tapi meskipun begitu berkat rangkaian adegan aksi yang seru, War of the Arrows tetaplah menjadi film yang bagus dimata saya. Apalagi film ini ditelurkan oleh sineas Korea yang notabene jarang membuat film semacam ini. Bukan sebuah epic dengan skala besar tapi tetap tidak kehilangan momentum heroik yang coba ditampilkan.


2 komentar :

Comment Page:
Arief Jauhari mengatakan...

Saya juga setuju film ini film yang seru dan layak ditonton. Tapi mohon penjelasan bagian ending film mana yang disebutkan ditujukan mengharukan juga tidak berhasil. Karena menurut saya film yang seru ini sepertinya memang tidak ditujukan untuk membuat terharu.

Rasyidharry mengatakan...

Memang film ini punya basic action yang tujuannya memberi hiburan yang seru, tapi War of Arrows mencoba memasukkan porsi drama yang dimaksimalkan, tidak seperti kebanyakn film aksi yang dramanya cuma sekedar tempelan.
Tapi sayang di beberapa bagian porsi drama yang dilebihkan berasa kurang mengena