APOLLO 13 (1995)
Pada 20 Juli 1969, terjadilah lompatan besar dalam sejarah umat manusia disaat Neill Armstrong menjadi manusia pertama yang melangkahkan kakinya di Bulan. Semenjak keberhasilan pesawat Apollo 11 mendarat di Bulan, berbagai misi untuk kembali kesana pun dilakukan entah itu dengan mengirim pesawat berawak manusia ataupun yang tanpa awak bahkan sampai saat ini. Salah satu misi pendaratan di Bulan dengan awak manusia adalah Apollo 13 yang dilakukan pada 11 April 1970. Tapi celakanya, terjadilah kecelakaan dalam misi tersebut dimana tabung oksigen meledak pada hari kedua yang membuat pendaratan di Bulan harus dibatalkan. Alih-alih mendarat, para kru Apollo 13 harus berjuang untuk bisa kembali lagi ke Bumi dalam kondisi pesawat yang rusak parah. Kejadian inilah yang menjadi dasar kisah dari buku Lost Moon buatan Jim Lovell dan Jeffrey Kluger yang tidak lain adalah dua kru dari Apollo 13. Buku ini jugalah yang diadaptasi oleh Ron Howard menjadi film buatannya ini. Apollo 13 sendiri adalah film yang sukses besar dengan meraih pendapatan sekitar $355 juta serta sembilan nominasi Oscar termasuk kemenangan di kategori Best Film Editing dan Best Sound.
Film ini akan menceritakan secara lengkap dan detail apa saja yang terjadi pada misi Apollo 13. Disini Ron Howard menggabungkan aspek suspense yang menegangkan dibalut dengan teknis mendetail pada saat para kru harus menghadapi berbagai masalah di dalam pesawat dengan drama menyentuh saat para keluarga astronot khususnya Marillyn (Kathleen Quinlan), istri dari Jim Lovell (Tom Hanks) beserta para keluarganya harus menjalani hari demi hari penuh kecemasan dan ketidakpastian. Yang paling diandalkan oleh film ini tentu saja ketegangan yang dibangun pada saat penonton menyaksikan bagaimana tiga kru Apollo 13 dibantu oleh semua tenaga NASA yang ada di Bumi harus menyelesaikan satu demi satu permasalahan untuk bisa membawa pesawat tersebut mendarat kembali dengan selamat. Segala ketegangan itu bahkan sudah dibangun sejak sebelum misi dimulai dengan cara memberikan berbagai tease bahwa misi ini tidak akan berjalan lancar. Ron Howard berhasil membuat para penonton baik yang sudah tahu maupun yang belum perihal kecelakaan Apollo 13 untuk menunggu dengan cemas akan terjadi kecelakaan dalam misi tersebut.
Howard berhasil membangun semua itu berkat sentuhan dramanya dimana sebelum misi berlangsung beberapa kali kita diperlihatkan tentang kecemasan dan ketakutan Marilyn bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk pada sang suami. Ketegangan yang mencengkeram itu masih terus berlanjut hingga pada akhirnya kecelakaan itu sungguh terjadi. Memang efeknya sedikit kurang maksimal bagi penonton yang sudah tahu bagaimana nasib para kru Apollo 13 (buku Lost Moon ditulis oleh dua dari tiga kru tersebut, jadi tidak perlu mengerti detail kejadiannya untuk tahu bagaimana nasib mereka). Satu hal lagi yang mengurangi efek ketegangan justru muncul dari salah satu kelebihan dari film ini, yaitu bagaimana Apollo 13 begitu mendetail bicara masalah teknis pesawat yang penuh dengan istilah "asing" bagi orang awam. Di satu sisi hal tersebut membuat filmnya terasa realistis tapi disisi lain juga membuat penonton awam sedikit kurang terikat lagi dengan ketegangannya disaat pada momen-momen menegangkan harus mendengar istiilah-istilah asing yang keluar dari mulut para kru. Tapi biar bagaimanapun, detail teknis yang hadir dalam naskahnya sukses menjauhkan Apollo 13 dari film-film sci-fi Hollywood yang dangkal.
Sinematografi dan efek visual dari film ini pun mengesankan mulai dari pengemasan CGI luar angkasa sampai aspek gravitasi nol yang muncul dalam pesawat tersaji dengan baik. Mungkin pada masanya, Apollo 13 bagaikan Gravity untuk kita pada zaman sekarang. Secara keseluruhan jika ditinjau dari aspek teknis maka film ini adalah sajian yang memuaskan bahkan walaupun hanya ditonton dari layar kecil. Aspek dramanya sendiri tersaji dengan baik berkat akting memuaskan dari mereka-mereka yang berperan sebagai keluarga dari Jim Lovell dengan Kathleen Quinlan sebagai bintang utamanya. Pada akhirnya, hal tersebut berujung pada momen klimaks yang cukup uplifting dan mengharukan. Sayangnya film ini ditutup dengan adegan yang terlalu biasa tanpa ada epilog yang emosional Mungkin Ron Howard berusaha menghindari kesan klise dan berlebihan, tapi kadangkala momen seperti itu justru memberi nilai plus jika dieksekusi dengan baik. Ambil contoh Captain Phillips yang juga dibintangi Tom Hanks. Disitu Paul Greengrass berhasil mengemas adegan penutup dengan begitu luar biasa ditambah akting gemilang Tom Hanks juga momen breakdown tersebut jadi terasa emosional tanpa terasa berlebihan.
Apollo 13 juga sedikit memberikan kritik tentang beberapa pihak khususnya jurnalis yang hanya peduli dengan headline menarik tanpa memperhatikan bahwa berita yang mereka kejar itu bisa saja menjadi tragedi yang sensitif bagi para keluarga astronot. Mungkin pada akhirnya Jim Lovell, Jack Swigert dan Fred Haise gagal mendarat di Bulan seperti apa yang mereka impikan. Tapi seperti yang disebut di akhir film, misi mereka disebut sebagai successful failure. Mungkin mereka tidak berhasil menyamai Neil Armstrong dan Buzz Aldrin yang menapakkan kaki di Bulan, tapi jelas perjuangan mereka untuk bisa menghadapi segala kerusakan teknis dan permasalahan di luar angkasa yang jika salah sedikit saja akan merenggut nyawa mereka semua adalah sesuatu yang luar biasa dan amat sangat patut untuk dikenang. Apollo 13 pun menjadi film penghormatan yang layak bagi mereka bertiga dan orang-orang lain yang berjasa mendaratkan pesawat tersebut dengan selamat di Bumi.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar