JUSTIN BIEBER: NEVER SAY NEVER (2011)
Justin Bieber dan Twilight punya kesamaan, yaitu keduanya sama-sama mendapat kesuksesan global yang luar biasa, tapi disisi lain mereka juga mendapat cemoohan yang tidak sedikit dari orang-orang khususnya kaum pria. Well, saya sendiri bukan golongan Twi-haters ataupun Bieber-haters. Untuk Justin Bieber saya malah menyukai lagu-lagunya yang saya akui asyik untuk didengar. Untuk kepribadian sang bintang sendiri saya tidak terlalu suka setelah mendengar pemberitaan dari media massa yang memperlihatkan dia mulai melupakan asal-usulnya. Tapi toh itu pemberitaan media yang mungkin dilebih-lebihkan dan saya tetap tidak terejrumus menjadi pembenci Bieber.
Walaupun begitu saya tetap agak memandang sebelah mata film biopic-dokumenter dari Bieber ini. Okelah Bieber meraih popularitas yang fenomenal dalam waktu tidak sampai 2 tahun dan menggelar konser di 'Madison Square Garden' dan hebatnya tiket konser tersebut ludes hanya dalam 22 menit! Tapi untuk membuat sebuah biopic saya merasa ini seperti langkah aji mumpung supaya filmnya laris. Apalagi film ini berformat 3D yang tentunya membuat tiketnya lebih mahal dan sudah dipastikan laris manis karena gadis-gadis fans Bieber apsti rela merogoh kocek dalam-dalam guna menyaksikan bintang kesayangan mereka di layar lebar. Tapi sekali lagi apakah pantas film biopic untuk Bieber mengingat musisi legendaris saja banyak yang belum punya biopic.
Film yang disutradarai oleh Jon Chu (Step Up 3D) ini menyuguhkan gabungan antara wawancara dengan orang-orang terdekat Bieber, beberapa footagge masa lalu Bieber, kehidupan Bieber disaat senggang tour, dan tentunya klip-klip konsernya yang digelar di MSG. Oya, film ini juga menampilkan histeria yang ditunjukkan fans-fans Bieber yang begitu antusias menyaksikan konser idolanya. Mudahnya, film ini menampilkan video-video dari semasa Bieber kecil dan mulai merekam video youtube-nya yang fenomenal itu sampai perlahan dia meniti karir menjadi megabintang dan puncaknya mengadakan konser di MSG. Terdengar biasa saja, tapi Jon Chu berhasil menggabungkan semua itu menjadi sebuah tontonan yang menarik.
Kita akan diajak untuk melihat bahwa sosok Bieber memang bukan hanya remaja sok bintang yang menyebalkan tapi dasarnya dia memang punya bakat musik yang tidak main-main. Nampaknya film ini juga mengusung misi untuk membuat orang yang antipati terhadap Bieber lebih menghargainya dengan melihat bahwa dia memang pantas menjadi popstar karena bakatnya, dan saya akui itu berhasil pada saya. Saya cukup terkesan dan mengakui bocah itu memang berbakat. Sebenarnya film ini punya satu misi lagi yaitu membuat penontonnya terinspirasi untuk terus mengejar mimpinya tapi saya rasa misi itu tidak tersampaikan sedikitpun dan tertutup oleh kegemerlapan seorang Bieber yang menelan habis kesederhanaan yang harusnya muncul dalam sebuah biopic yang menegaskan bahwa sang bintang adalah "zero to hero". Untungnya dari segi pengetahuan film ini cukup banyak memberi informasi bagi orang yang bukan penggemar Bieber seperti saya mengenai awal karirnya.
Untuk segi hiburan, klip konser Bieber yang menampilkan dirinya menyanyikan lagu-lagu hits-nya memang saya akui sangatlah menghibur. Tata panggung yang gemerlap dan musik yang catchy memanjakan mata dan telinag saya sehingga bagian performance Bieber adalah sebuah penyegar disaat saya sudah mulai bosan dengan sesi persiapan Bieber menuju konser yang bahkan lebih membosankan dari wawancaranya. Banyaknya bintang tamu macam Usher, Ludacris, hingga Miley Cyrus juga jadi hiburan tersendiri. Bagian menarik lainnya adalah melihat reaksi-reaksi gadis-gadis fans Bieber yang begitu histeris dan menimbulkan kelucuan tersendiri. Setidaknya saya tidak membnci mereka seperti lelaki pada umumnya karena saya sendiri mengerti perasaan orang yang akhirnya bisa menonton konser idolanya. Sungguh perasaan seperti itu tidak seharusnya diejek ataupun dikatakan ababil dan sebagainya. Satu keberhasilan film ini selain menghibur adalah membuat saya tidak lagi memberikan cap negatif pada Bieber ataupun fansnya.
OVERALL: Bukan sebuah biopic yang bisa menginspirasi tapi sebuah hiburan yang menghibur mata dan telinga sekaligus mampu menyadarkans aya bahwa kebintangan Bieber bukanlah hal instant dan tidak sepantasnya ia dan para fansnya mendapat begitu banyak cemoohan.
RATING:
Walaupun begitu saya tetap agak memandang sebelah mata film biopic-dokumenter dari Bieber ini. Okelah Bieber meraih popularitas yang fenomenal dalam waktu tidak sampai 2 tahun dan menggelar konser di 'Madison Square Garden' dan hebatnya tiket konser tersebut ludes hanya dalam 22 menit! Tapi untuk membuat sebuah biopic saya merasa ini seperti langkah aji mumpung supaya filmnya laris. Apalagi film ini berformat 3D yang tentunya membuat tiketnya lebih mahal dan sudah dipastikan laris manis karena gadis-gadis fans Bieber apsti rela merogoh kocek dalam-dalam guna menyaksikan bintang kesayangan mereka di layar lebar. Tapi sekali lagi apakah pantas film biopic untuk Bieber mengingat musisi legendaris saja banyak yang belum punya biopic.
Film yang disutradarai oleh Jon Chu (Step Up 3D) ini menyuguhkan gabungan antara wawancara dengan orang-orang terdekat Bieber, beberapa footagge masa lalu Bieber, kehidupan Bieber disaat senggang tour, dan tentunya klip-klip konsernya yang digelar di MSG. Oya, film ini juga menampilkan histeria yang ditunjukkan fans-fans Bieber yang begitu antusias menyaksikan konser idolanya. Mudahnya, film ini menampilkan video-video dari semasa Bieber kecil dan mulai merekam video youtube-nya yang fenomenal itu sampai perlahan dia meniti karir menjadi megabintang dan puncaknya mengadakan konser di MSG. Terdengar biasa saja, tapi Jon Chu berhasil menggabungkan semua itu menjadi sebuah tontonan yang menarik.
Kita akan diajak untuk melihat bahwa sosok Bieber memang bukan hanya remaja sok bintang yang menyebalkan tapi dasarnya dia memang punya bakat musik yang tidak main-main. Nampaknya film ini juga mengusung misi untuk membuat orang yang antipati terhadap Bieber lebih menghargainya dengan melihat bahwa dia memang pantas menjadi popstar karena bakatnya, dan saya akui itu berhasil pada saya. Saya cukup terkesan dan mengakui bocah itu memang berbakat. Sebenarnya film ini punya satu misi lagi yaitu membuat penontonnya terinspirasi untuk terus mengejar mimpinya tapi saya rasa misi itu tidak tersampaikan sedikitpun dan tertutup oleh kegemerlapan seorang Bieber yang menelan habis kesederhanaan yang harusnya muncul dalam sebuah biopic yang menegaskan bahwa sang bintang adalah "zero to hero". Untungnya dari segi pengetahuan film ini cukup banyak memberi informasi bagi orang yang bukan penggemar Bieber seperti saya mengenai awal karirnya.
Untuk segi hiburan, klip konser Bieber yang menampilkan dirinya menyanyikan lagu-lagu hits-nya memang saya akui sangatlah menghibur. Tata panggung yang gemerlap dan musik yang catchy memanjakan mata dan telinag saya sehingga bagian performance Bieber adalah sebuah penyegar disaat saya sudah mulai bosan dengan sesi persiapan Bieber menuju konser yang bahkan lebih membosankan dari wawancaranya. Banyaknya bintang tamu macam Usher, Ludacris, hingga Miley Cyrus juga jadi hiburan tersendiri. Bagian menarik lainnya adalah melihat reaksi-reaksi gadis-gadis fans Bieber yang begitu histeris dan menimbulkan kelucuan tersendiri. Setidaknya saya tidak membnci mereka seperti lelaki pada umumnya karena saya sendiri mengerti perasaan orang yang akhirnya bisa menonton konser idolanya. Sungguh perasaan seperti itu tidak seharusnya diejek ataupun dikatakan ababil dan sebagainya. Satu keberhasilan film ini selain menghibur adalah membuat saya tidak lagi memberikan cap negatif pada Bieber ataupun fansnya.
OVERALL: Bukan sebuah biopic yang bisa menginspirasi tapi sebuah hiburan yang menghibur mata dan telinga sekaligus mampu menyadarkans aya bahwa kebintangan Bieber bukanlah hal instant dan tidak sepantasnya ia dan para fansnya mendapat begitu banyak cemoohan.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar