DOLPHIN TALE (2011)
Embel-embel "Inspired by a true story" adalah salah satu faktor yang bisa membuat sebuah film laris manis dipasaran, apalagi jika kisah yang dijadikan acuan adalah kisah yang luar biasa, unik ataupun menggugah dan memberikan pelajaran-pelajaran bagi yang menonton. Dolphin Tale sendiri menggunakan formula serupa. Kisahnya diangkat dari kisah nyata tentang seekor lumba-lumba bernama Winter yang harus hidup tanpa ekornya setelah pada Desember 2005 dia ditemukan dalam kondisi penuh luka di bibir pantai. Setelah sempat diadaptasi dalam bentuk buku, kisah tentang Winter itu diangkat dalam film ini dan disutradarai oleh Charles Martin Smith yang 15 tahun lalu memperkenalkan kita pada Buddy seekor anjing jago basket dalam film Air Bud.
Kisahnya sendiri jelas mendapat dramatisasi. Dalam filmnya setelah ditemukan oleh seorang pemancing, Winter lalu mendapatkan pertolongan dari bocah 11 tahun bernama Sawyer (Nathan Gamble). Sawyer adalah bocah penyendiri yang menghabiskan harinya dengan menyendiri dalam bengkelnya. Saat sepupunya, Kyle (Austin Stowell) harus menjalankan tugas militer di Iraq Sawyer makin sendirian dan kesepian. Sampai akhirnya kemunculan Winter membuat Sawyer menemukan kembali kebahagiaan yang telah lama tidak dia rasakan. Tapi saat itu juga timbul masalah saat ekor Winter harus diamputasi. Memang setelah itu dia masih bisa berenang dengan cara lain, tapi hal itu malah menimbulkan cedera lain yang bisa mengancam nyawa lumba-lumba tersebut.
Dolphin Tale adalah tontonan ringan mengenai "tidak pernah menyerah dalam hidupmu." Hal itu sebenarnya nampak jelas dari usaha Winter yang tidak menyerah meski tidak mempunyai ekor. Lalu ada juga usaha Sawyer yang sekuat tenaga coba menyelamatkan lumba-lumba sahabatnya itu. Untuk menambah kesan dramatis ditambahkan lagi sebuah subplot dengan tema serupa disaat Kyle mengalami kecelakaan dalam tugas militernya dan harus pulang dalam keadaan cacat. Tapi sayangnya pesan-pesan moral itu tidak terlalu mengena akibat pembawaan filmnya yang terlalu ringan dan family-oriented. Konflik dalam kisah nyatanya sebenarnya sangat singkat dan bila dibuat film mungkin hanya 30-45 menit saja. Karena itulah dramatisasi adalah hal yang diperlukan.
Tapi sayangnya dramatisasi yang dilakukan dalam film ini terasa kurang mengigit dan seolah hanya untuk menambah-nambah konflik saja. Kisah mengenai Kyle terasa terlalu cepat mendapatkan penyelesaian tanpa kesan yang berarti. Lalu kisah-kisah tambahan lainnya juga kurang mengena. Penyajian yang terlalu ringan memang jadi masalah terbesar film ini. Berbagai penyelesaian masalah dilakukan dengan terburu-buru dan seolah keajaiban tiba-tiba datang. Yah tapi memang begitulah tipikal film-film keluarga yang santai seperti ini. Tapi setidaknya film ini masih punya pesan moral yang membuat orang tua yang akan mendampingi anaknya menonton film ini punya bahan perenungan dan pesan moral untuk disampaikan pada sang anak.
Jajaran pemainnya sendiri tidaklah mengecewakan sebenarnya. Seorang Morgan Freeman tidak kesulitan menghidupkan perannya dan terlihat bersantai dalam film ini dimana dia memang memperlihatkan akting zona amannya. Pemain lainnya seperti duo Nathan Gamble dan Cozi Zuehlsdorff juga lumayan. Dua bintang cilik ini mampu memainkan peran yang lumayan pas. Saya justru agak tertarik dengan nama Austin Highsmith yang berperan sebagai Phoebe. Tidak, ini bukan pujian pada aktingnya karena porsinya memang sedikit. Hanya saja tampangnya memang lumayan manis, hehehe. Secara total Dolphin Tale tidak buruk. Sebuah film yang akan membuat anak-anak menikmati dan mengambil pesan moral. Orang tua sendiri akan bisa membagi pesan moral itu pada anak-anaknya walaupun mungkin akan diselingi sedikit rasa kantuk karena filmnya yang terlalu sederhana dan predictable.
RATING:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar