JANJI JONI (2005)

Tidak ada komentar
Sembilan tahun yang lalu sebenarnya nama seorang Joko Anwar sudah mulai dikenal setelah menulis naskah untuk film Arisan! yang fenomenal itu. Tapi baru dua tahun kemudian atau tepatnya tahun 2005 namanya mulai diperhitungkan sebagai sutradara berbakat (disamping penulis skenario cerdas) melalui Janji Joni yang bertaburan bintang. Dari bintang utamanya sudah ada Nicholas Saputra beserta Mariana Renata, Rachel Maryam, Gito Rollieas, Surya Saputra hingga Fedi Nuril. Deretan itu masih belum ditambah puluhan cameo yang ikut meramaikan filmnya. Tapi bukan itulah kekuatan utama dari film yang punya judul internasional Joni's Promise ini. Justru kekuatan naskah yang ditulis oleh Joko Anwar-lah yang jadi faktor utama keberhasilan film ini. Kisahnya sederhana namun punya template yang unik, yaitu tentang seorang pengantar roll film bernama Joni (Nicholas Saputra) yang punya track record sempurna dalam pekerjaannya dengan tidak pernah telat selama setahun dia menjalani pekerjaan tersebut.

Joni begitu mencintai pekerjaannya meski seorang pengantar film seringkali dipandang rendah tapi dia sadar bahwa pekerjaannya adalah sebuah pekerjaan yang sangat penting. Sampai saat dia mengantar film, Joni bertemu dengan seorang wanita cantik (Mariana Renata) yang langsung memikat hati Joni yang selama ini belum pernah pacaran sama sekali. Begitu memberanikan diri untuk berkenalan dengan gadis tersebut, Joni justru diberi "tantangan" supaya bisa mendapatkan nama sang gadis. Tantangannya sederhana, Joni harus bisa membawakan film yang sedang akan ia tonton tepat pada waktunya kemudian setelah film usai baru ia mau memberitahukan namanya. Tentu saja tanpa ragu Joni berjanji akan berhasil melakukan tugasnya tersebut. Toh sudah setahun berjalan dan ia tidak pernah telat, jadi apa yang bisa membuatnya gagal melaksanakan janji tersebut kan? Ternyata diluar dugaan datang begitu banyak rintangan tak terduga yang menghambat langkah Joni kali ini untuk mengantarkan film.

Dibalik kesderhanaannya yang mudah dinikmati, film ini punya banyak tema yang disinggung didalamnya. Saya akan sebutkan beberapa diantaranya. Yang pertama dan bisa dibilang yang utama adalah tentang bagaimana sebuah pekerjaan yang kurang menghasilkan uang terkadang dipadang sebelah mata. Dalam hal ini memang yang jadi figur utama adalah Joni yang jadi pengantar film dimana pekerjaan itu sering dilupakan, tapi sebenarnya kritikan tersebut berlaku juga kepada pekerjaan lain khususnya yang bersinggungan dengan dunia film dan bioskop. Apakah anda pernah berpikir untuk menghargai pekerjaan yang sering dianggap remeh seperti misalnya tukang sobek karcis di bioskop? Joko Anwar juga menampilkan sebuah kritikan sosial tentang bagaimana sulitnya menjadi orang baik dalam dunia sekarang ini. Memang seringkali saat seseorang berbuat baik justru dia mendapatkan balasan yang buruk seperti yang sering menimpa Joni dalam film ini. Tapi apakah berarti melakukan hal baik diatas ego pribadi sudah tidak mungkin lagi dilakukan? Selain itu masih banyak selipan kritikan lain yang muncul dan tentunya dikemas dalam nuansa komedi yang cerdas dan menarik.
Sebenarnya Janji Joni itu adalah film yang sangat sederhana dan jauh dari kesan susah dicerna seperti yang akan kita temui di film-film Joko Anwar berikutnya, tapi berkat ide dasarnya yang unik tentang pengatar film itulah Janji Joni jadi sebuah tontonan menarik. Selain itu faktor lain seperti banyaknya kejutan yang muncul mengiringi petualangan Joni, banyaknya cameo yang muncul dengan porsi yang kesemuanya menarik dan membuat kita minimal tersenyum, sampai iringan musik-musik keren yang memang sudah jadi seleranya Bang Joko turut menjadikan film ini makin menarik dan terasa tidak seperti sebuah komedi romantis yang standar. Bicara sola cameo, harus diakui Janji Joni  adalah salah satu filmyang paling berhasil dalam memanfaatkan para bintang tamu yang hadir sekilas tersebut. Berbagai nama seperti Tora Sudiro, Winky Wiryawan, Lukman Sardi, Helmi Yahya, Robby Tumewu dan masih banyak lagi hadir dalam karakter yang kesemuanya menarik dan kemunculannya memorable. Tapi rasanya yang paling menarik adalah kemunculan Barry Prima sebagai sopir taksi bernama Jaka S. (Ingat salah satu karakter yang paling terkenal yang diperankan oleh Barry Prima?) Disamping para cameo penampilan Nicholas Saputra jelas tidak bisa dianggap remeh sebagai seorang leading man disini. Tidak terasa sangat spesial namun memberikan kesan yang menyenangkan.

Diluar kisahnya yang menyenangkan, mungkin Janji Joni bukan sebuah film yang masuk kategori sangat romantis ataupun sangat lucu, tapi jelas sebuah perjalanan yang amat menyenangkan untuk diikuti meski terasa ada beberapa bagian yang kurang masuk akal dan agak dipaksakan. SPOILER Yang paling sering dikritik mengenai ketidak masuk akalannya adalah tentang bagaimana Joni bisa sampai di bioskop tepat setelah filmnya usai, padahal logikanya seharusnya film tersebut sudah selesai sejak lama mengingat Joni "bertualang" cukup panjang dan lama. Saya jadi tertarik untuk mencoba menghitung apakah memang tidak masuk akal. Berdasarkan yang saya lihat, petualangan Joni dimulai setelah giliran dia untuk mengantarkan roll film yang terakhir dan berdasarkan angka menit yang tertera di layar petualangan tersebut berjalan selama 48 menit. Jika itu ditambah momen-momen yang tidak diperlihatkan dalam film, mungkin akan menjadi 60 menitan. Lalu seperti yang kita tahu bahwa roll film itu dibagi menjadi tiga kali pengantaran yang berarti momen sebelum Joni menghadapi petualangannya adalah saat ia mengantarkan roll film yang ketiga dan keempat. 

Berarti bisa disimpulkan bahwa saat Joni pergi dari bioskop, film kemungkinan sedang memasuki roll yang ketiga yang berarti mendekati pertengahan. Berdasarkan perhitungan kasar saya diatas berarti waktu 60an menit tersebut adalah waktu pemutaran roll ketiga dan keempat film ditambah beberapa menit setelah filmnya"usai" yang mungkin sekitar 5 sampai 10 menit, yang berarti 60 menit tersebut adalah sepertiga bagian dari film ditambah 10 menit. Berarti jika dihitung kasar maka film tersebut berdurasi sekitar 170 menit atau nyaris 3 jam! Tentu saja sangat wajar film memiliki durasi selama itu. Meskipun film Blue Biru yang saat itu diputar sepertinya jelas bukanlah film epic dengan durasi super panjang tapi film berdurasi nyaris tiga jam tetaplah bukan hal yang tidak masuk akal bukan? Ah tapi walaupun tidak masuk akalpun Janji Joni tetaplah sebuah film yang menjanjikan masa depan cerah bagi perfilman kita khususnya lewat Joko Anwar. Sebuah film yang ringan namun punya berbagai hal menarik yang tidak akan kita kira akan temui dalam sebuah film romcom apalagi buatan Indonesia. Oya, Joko Anwar juga kembali dengan cerdik memasukkan referensi next project-nya saat itu disini, yaitu Kala.Jujur saya rindu dengan naskah Joko Anwar yang ringan, komedik namun penuh sindiran seperti film ini dan Quickie Express, semoga film berikutnya ia kembali membuat film semacam ini.

RATING:

Tidak ada komentar :

Comment Page: