ACTRESSES (2009)
Terkadang entah sadar atau tidak, kita seringkali memandang sosok selebritis termasuk para aktris dengan tidak adil. Kita melihat mereka seolah sebagai sosok bergelimang harta dan kepopuleran, kita memandang mereka sebagai sosok glamour, kita memandang mereka sebagai seorang entertain yang dituntut tampil sempurna, tapi sadarkah bahwa kita terkadang tidak memandang mereka sebagai manusia biasa yang juga membutuhkan hidup layaknya manusia normal? Kita mengharapkan mereka yang notabene seorang entertainer untuk menjadi sosok yang ideal dan sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan, dan mereka telah berusaha memenuhi segala ekspektasi tersebut, tapi jika mereka sekali saja melakukan hal yang tidak sesuai dengan harapan publik, seolah selebritis tersebut sudah melakukan dosa besar yang membuatnya layak dicaci. Padahal orang-orang umum banyak yang jauh lebih buruk dari mereka. Bekerja keras seharian, harus menjadi sosok yang sempurna di mata masyarakat, belum lagi kehilangan privasi, sungguh kasihan bukan? Karena itulah diawal film ini, ada sebuah narasi yang mengatakan bahwa "Di dunia ini ada tiga jenis manusia, yaitu pria, wanita dan aktris"
Dalam Actresses kita akan disuguhi sebuah film unik dengan feel dokumenter yang cukup kuat. Dibuat tanpa naskah yang pasti dan dibintangi oleh enam orang aktris yang memerankan diri mereka masing-masing, film yang disutradarai oleh E J-yong ini mencoba menangkap gambaran sosok aktris dalam sisi yang jarang dilihat oleh masyarakat umum. Pada sebuah malam natal, majalah Vogue mengadakan sebuah pemotretan dan mengundang enam akris Korea yang dianggap paling cantik dan mewakili tiap generasi mulai dari usia 20an hingga 60an. Tentu saja bukan hal yang mudah menyatukan keenam aktris yang masing-masing jelas punya ego sendiri-sendiri. Apalagi beberapa dari mereka juga datang kesana dengan membawa persoalan pribadi. Pengemasannya yang tanpa naskah dimana sang sutradara hanya memberikan sebuah situasi adegan yang kemudian akan diimprovisasi sendiri oleh masing-masing aktrisnya membuat segala interaksi yang muncul dalam film ini begitu nyata. Emosi yang muncul dalam kisahnya memang tidak meletup-letup layaknya drama penuh dramatisasi, namun terasa begitu nyata dan berhasil sampai kepada penonton. Para aktris yang bermain juga nampaknya sangat menikmati bagian mereka disini, lagipula mereka juga menjadi diri mereka sendiri, jadi jelas terlihat mereka begitu enjoy dalam berperan.
Yang makin menambah suasana terasa realistis tidak hanya ceritanya yang tanpa naskah dan para aktris yang menjadi diri mereka sendiri, namun beberapa konflik yang menjadi bumbu kisah ini juga datang dari kehidupan nyata mereka dan memang terjadi diantara mereka,. Seperti konflik yang terjadi antara Ko Hyeon-jeong dan Choi Ji-woo yang terjadi dalam film juga terjadi dalam dunia nyata. Suasana yang terasa realistis tersebut membuat kita mampu melihat masing-masing aktris disaat mereka tidak sedang mengenakan topeng aktris mereka. Disini kita akan melihat bahwa sosok aktris juga hanyalah manusia biasa yang membutuhkan kehidupan pribadi. Hal itu terlihat dari berbagai interaksi mereka yang tersirat bahwa hal yang paling mereka inginkan bukanlah hal-hal mewah dan sejenisnya, tapi mereka lebih ingin menjadi wanita seutuhnya yang memiliki kecantikan dan dicintai oleh pria yang menjadi pasangannya. Keinginan yang sederhana, namun sangat berharga bagi mereka. Ada banyak rasa cemburu dan keinginan disini, tapi semuanya terlihat sederhana. Cemburu akan kecantikan, karir bahkan sampai rasa ingin diakui oleh orang yang dihormati. Semuanya menggambarkah sisi manusiawi para aktris ini, tidak ada usaha membuat mereka nampak buruk ataupun membuat mereka nampak sempurna. Semua tampil dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti yang saya tuliskan diatas tadi, tidak ada momen konflik yang punya muatan emosi meletup, tapi semuanya tersalurkan dengan maksimal kepada penonton. Saya berhasil dibuat tersenyum, tertawa terbahak-bahak, hingga tersentuh dengan segala macam konflik yang terjadi disini. Masing-masing karakternya begitu mudah disukai meskipun saya pribadi paling suka melihat penampilan Kim Ok-bin disini. Sebagai sosok pendatang baru, tingkahnya dari awal yang terlihat malu dan berusaha meraih simpati seniornya memang menggelikan. Meski konflik pribadi yang ia miliki tidak terlalu dibahas, tapi Ok-bin adalah sisi cerah dan mengundang kesenangan dalam film ini, dan lagi momen yang paling mengundang tawa dalam Actresses bagi saya juga melibatkan Ok-bin, yakni sebuah momen di toilet yang sederhana tapi kocak luar biasa. Bagian terbaik dalam film ini adalah paruh pertamanya yang begitu solid dan membuat senyum tidak pernah menghilang dari mulut saya. Hal itu bukan semata-mata karena adegan yang lucu tapi berkat suasana hangat dan realistis yang dibangun sedari awal. Memasuki paruh kedua daya tariknya agak menurun, akibat momen makan malam yang bagi saya sedikit kelamaan, tapi toh momen tersebut memang diperlukan untuk menyatukan keenam aktris tersebut, dan lagi mood saya sudah terlanjur sangat positif berkat suasana menyenangkan yang berhasil dibangun sedari awal.
Menonton Actresses bagaikan sebuah momen saat pada suatu hari kita berkumpul bersama teman-teman dan disana kita membicarakan berbagai hal mulai dari curhatan menyedihkan sampai berbagai hal yang membuat tertawa. Sampai tanpa kita sadari akhirnya momen tersebut harus berakhir dan masing-masing dari kita harus pulang. Saat itu kita merasakan satu hari dengan momen yang menyenangkan dan kita akan merindukan teman-teman kita sambil berharap momen menyenangkan seperti itu akan terulang kembali. Kita akan merasa menjadi bagian dari film ini dan seolah baru saja menghabiskan satu hari yang indah bersama keenam aktris dalam film ini. Disaat sebuah film mampu terasa membaur dengan kenyataan meskipun sebenarnya merupakan hal yang fiksi dan mampu membuat penontonnya jatuh cinta, maka film itu memang spesial, dan itulah yang saya rasakan dalam Actresses yang mulai sekarang telah menjadi salah satu film terfavorit yang pernah saya tonton. Bahkan ending-nya juga masih menancap dan terasa begitu indah sampai sekarang.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 komentar :
Comment Page:film ini beneran dibuat tanpa script? o_O
Yap, sutradaranya cuman ngasih sebuah adegan/situasi ke aktrisnya terus mereka yang improvisasi detail adegan itu
Posting Komentar