EXCISION (2012)

2 komentar
Excision adalah satu dari beberapa film yang sebelumnya tidak pernah saya dengar namun mampu mengejutkan dengan kualitasnya yang bagus. Film ini datang dari seorang sutradara sekaligus penulis naskah yang tidak saya kenal dan para pemainnya (kecuali Malcolm McDowell) juga masih asing bagi saya. Saya sempat mengira Excision hanyalah sebuah film horror biasa yang mengumbar adegan gore tanpa cerita yang bagus yang mana membuat ekspektasi saya hanyalah ingin mendapat kesenangan dan hiburan dari rentetan adegan sadis tersebut. Ternyata saya salah. Excision memang punya banyak adegan gore dengan darah dan potongan tubuh, tapi penyajiannya jauh lebih gila dari yang saya bayangkan. Ceritanya juga bukan hanya sekedar tempelan namun benar-benar sebuah unsur yang membangun filmnya, begitu juga deretan karakternya yang menarik untuk diikuti. Excision adalah sebuah kisah tentang disfungsi keluarga dimana tiap anggota keluarganya punya masalah dalam diri mereka masing-masing. Pasangan suami istri Bob (Roger Bart) dan Phyllis (Traci Lords) mempunyai dua anak perempuan, yaitu Pauline (AnnaLynne McCord) dana diknya Grace (Ariel Winter). Yang akan paling disoroti dalam film ini adalah Pauline.

Pauline adalah gadis remaja yang dikategorikan sebagai "orang aneh" oleh lingkungan sekitarnya baik itu teman, tetangga hingga gurunya. Dari fisik Pauline memang sudah terlihat creepy dengan penampilannya yang berantakan dan tatapan mata yang aneh. Tapi Pauline bukanlah sosok outsider biasa seperti yang sering kita jumpai dalam film-film coming-of-age atau komedi romantis biasa. Pada dasarnya ia memang punya gangguan psikologis dan Pauline sendiri menyadari hal itu. Dia sering berimajinasi tentang hal-hal yang merangsang dirinya. Terdengar normal? Tunggu dulu, karena yang difantasikan dan merangsang Pauline adalah hal-hal mengerikan seperti bersetubuh dengan mayat, mandi darah bersama orang-orang mati, membedah organ tubuh manusia, dan hal-hal aneh lainnya. Bicara soal membedah, Pauline memang bercita-cita menjadi dokter bedah, dimana kondisi sang adik yang menderita cystic fibrosis (penyakit paru-paru) membuatnya makin mantap mengejar cita-cita tersebut. Namun kondisi keluarganya sendiri tidaklah menyenangkan Pauline, dimana sang ibu adalah orang yang suka mengontrol hingga hal-hal kecil dan sangat egois. Sedangkan sang ayah sendiri tidak punya keberanian dan selalu patuh pada istrinya.

Excision ternyata lebih "kaya" dari yang saya duga. Film ini menyoroti bagaimana sebuah disfungsi dan ketidak harmonisan dalam keluarga bisa begitu mempengaruhi kehidupan anak-anak. Phyllis sebagai seorang ibu yang egois dan suka mengatur hanya ingin anak-anaknya menjadi seperti apa yang ia inginkan. Dia tidak peduli apapun yang terjadi dan masalah apapun yang menimpa Pauline, karena yang ia ingin hanya Pauline menjadi wanita seperti yang ia dambakan. Pauline dengan segala keanehannya adalah sosok yang tersudut disini. Dia bermasalah namun tidak pernah ada yang memahami masalah tersebut. Kedua orang tua yang harusnya menjadi sosok yang peduli akan hal itu malah terkesan menutup mata. Sang ibu tidak mau tahu dan selalu memaksa dan menyalahkan Pauline, sedangkan sang ayah hanya bisa diam dan menurut. Pauline bukannya dibawa ke psikiater profesional malah hanya dibawa kepada seorang pendeta yang bahkan hanya bisa mengatakan bahwa Pauline adalah gadis yang bermasalah tanpa memberikan pencerahan. Tapi perilaku sang ibu sendiri bukan tanpa alasan bertindak seperti itu, karena dia adalah korban dari perilaku buruk dari ibunya juga di masa lalu. Pada akhirnya juga hal itu berpengaruh pada Pauline, ini adalah sebuah coping behavior yang bisa dibilang berdampak negatif bagi keturunan dalam sebuah keluarga.
Excision diisi dengan beberapa dream sequence surreal yang penuh momen berdarah dan menjijikkan sebagai bentuk dari fantasi seksual yang dilakukan Pauline. Momen demi momen fantasi tersebut dikemas tidak hanya gila namun juga imajinatif dan sangat menarik. Bahkan sedari awal kita sudah akan disuguhi sebuah momen sinting tentang ketertarikan Pauline pada darah dan kematian sebagai imajinasi seksualnya. Pada dasarnya Excision hanya dibangun dengan deretan alur yang sederhana dan berulang, mulai dari Pauline berfantasi, bersekolah, lalu interaksi dengan keluarganya yang banyak terjadi pada saat makan malam. Namun meski disajikan secara berulang saya tidak pernah bosan karena selalu ada saja variasi kegilaan yang ditampilkan, entah itu lewat adegan shocking hingga dialog cerdas yang tidak kalah gila. Selalu saja ada hal unik baru yang ditampilkan pada setiap momen film ini. Saya tidak akan membahas kegilaan apa saja yang muncul secara detail dan nampaknya tidak akan cukup menuliskan semua hal sinting yang dipunyai Excision lewat satu tulisan ini. Tapi percayalah kegilaan yang ada tidaklah kosong namun juga cerdas. Pada akhirnya semua hal gila itu akan berujung pada sebuah ending yang akan mengalahkan semua hal-hal gila di sepanjang film. Tragis, sekaligus penuh amarah sekaligus kesedihan yang ditumpahkan disitu.

Tapi tidak hanya kengerian dan drama tentang disfungsi keluarga serta psychological disorder yang mengisi film ini. Diluar dugaan dibalik semua itu ada banyak selipan komedi yang cukup segar. Mayoritas datang dari sikap Pauline yang penuh dialog sarkastik dan perilaku tidak terduga. Pauline sendiri diperankan dengan begitu baik oleh AnnaLynne McCord. Komedinya sendiri begitu efektif dalam membangun suasana film ini yang makin terasa gelap. Disisi lain drama yang ada juga berhasil menciptakan kegetiran dan kesedihan dalam keluarga tersebut. Sebuah adegan saat Pauline menangis mendengar perkataan sang ibu yang mengungapkan sulitnya mencintai sang anak itu benar-benar membuat terenyuh. Pada akhirnya memang ending yang ada sudah cukup bisa diprediksi, tapi saya tidak menyangka emosi dan impact yang muncul akan sejauh itu. Saya tidak merasa akan terasa setragis dan begitu menyedihkan. Semuanya berkat pembangunan suasana yang begitu baik dan seimbang antara drama keluarga, komedi hingga horror. Semuanya seimbang dan dipadukan dengan cerdas lewat dialog pintar serta unsur psikologis yang amat kuat di segala aspek. Begitu banyak kata "gila" yang saya tulis disini, tapi Excision memang segila itu.


2 komentar :

Comment Page:
Shabilla Fieldza mengatakan...

Well, thks saya baru tahu film ini sekarang, dan mau nonton, tpi dengan opening yg disgusting ya.. So kepoin film ini di google dan ini isi film trsebut... Trimakasih 👍

Nanda Saputra mengatakan...

Ini film yang keren... endingny juga mengejutkan karena tidak sesuai dengan prediksi...