JAILANGKUNG 2 (2018)
Rasyidharry
Juni 18, 2018
Amanda Rawles
,
Baskoro Adi Wuryanto
,
Gabriella Quinlyn
,
Hannah Al Rashid
,
horror
,
Indonesian Film
,
Jefri Nichol
,
Jose Purnomo
,
Kurang
,
Lukman Sardi
,
Naufal Samudra
,
REVIEW
,
Rizal Mantovani
,
Ve Handoyo
9 komentar
Jailangkung 2 diawali dengan meyakinkan, memberi
penyegaran dengan membawa kisahnya mundur jauh ke belakang, tepatnya pada 1947
untuk mengaitkan Matianak dengan legenda SS Ourang Medan, kapal yang konon karam
akibat kecelakaan misterius berbau mistis. Sekuen—yang sayangnya terlampau
singkat—itu bukan cuma menghadirkan suasana berbeda, pula berpotensi melebarkan
mitologi cerita, di mana Matianak dikurung dalam kargo SS Ourang Medan. Untuk
apa? Pertanyaan-pertanyaan logika serupa terulang berkali-kali, tapi tanya yang
lebih besar adalah “kenapa sekuel ini dibuat jika orang-orang yang terlibat
tampak setengah hati?”. Demi uang tentu saja. Bodohnya saya bertanya.
Padahal menengok konsepnya, Jailangkung 2 jelas sekuel ambisius. Lebih mahal, lebih besar,
punya lingkup lebih luas. Dimulai di tengah samudera, kisahnya berlanjut
menceritakan nasib tokoh-tokohnya pasca film pertama. Bella (Amanda Rawles) mendapati
keluarganya masih diteror Matianak. Ayahnya, Ferdi (Lukman Sardi) tetap
dihinggapi rasa tidak tenang, sementara sang kakak, Angel (Hannah Al Rashid) berada
di bawah pengaruh Matianak dalam wujud bayi yang ia lahirkan di film
sebelumnya. Kedua mata bayi itu berwarna putih, menyeramkan, tapi entah
bagaimana pihak rumah sakit seolah tak merasa ada kejanggalan.
Si puteri bungsu, Tasya (Gabriella Quinlyn), secara tak
sengaja menyaksikan video ayahnya bermain jailangkung, lalu terinspirasi
membuat jailangkung sendiri guna berkomunikasi dengan mendiang sang ibu.
Tindakan inilah awal segala teror yang memicu Bella, bersama Rama (Jefri
Nichol), melakukan perjalanan mencari jimat Kurungsukmo yang dipercaya bisa
membendung kekuatan Matianak, setelah memperoleh informasi dari Bram (Naufal
Samudra) si mahasiswa baru. Perjalanan ini diisi ragam tindakan karakter yang
terjadi semata sebagai pembuka jalan menyelipkan jump scare alih-alih didasari motivasi logis. Bella misalnya,
mendadak bergegas ke WC untuk cuci tangan. Bisa jadi dia menjunjung tinggi
kebersihan, meski saya yakin ini sekedar cara malas Ve Handoyo dan Baskoro Adi
Wuryanto (Gasing Tengkorak, Ruqyah: The
Exorcism) dari departemen penulisan naskah supaya Bella seorang diri di
ruangan gelap. Begitu lampu WC padam, daripada kabur, ia justru nekat
menyelidiki.
Di saat bersamaan Ferdi tinggal di rumah, berusaha mencari
Tasya yang hilang setelah bermain jailangkung. Selaras dengan tema kekeluargaan
yang diusung, Ferdi pun coba digambarkan sebagai seorang ayah dengan kepedulian
tinggi pada ketiga puterinya, walau tatkala Bella pamit ingin mencari jimat,—yang
jelas sebuah perjalanan berbahaya—Ferdi tak merasa perlu menanyakan
destinasinya. Benar saja, gangguan makhluk halus setia mengintai Bella dan
kawan-kawan. Bram berkata, bahwa semakin tinggi niat mereka menyingkirkan
Matianak, semakin banyak pula setan mengganggu demi menggagalkan usaha itu. Satu
momen singkat sempat memperlihatkan para hantu merangkak di depan Matianak
layaknya rakyat jelata memuja sang raja. Setidaknya poin itu cukup sebagai “rules”, penjabaran mengapa hantu-hantu
selain Matianak ikut meneror.
Samudera ganas baik di permukaan maupun kedalaman hingga Keraton
gaib Alas Ketonggo jadi contoh lokasi yang disinggahi petualangan Jailangkung 2. Cenderung nampak seperti
ajang unjuk gigi bujet besar ketimbang parade kengerian, untungnya variasi
lokasi serta cukup baiknya kualitas CGI menjadikan film ini tidak semelelahkan
mayoritas horor lokal buruk yang hanya bertahan di lokasi tunggal nan monoton. Petualangan
berskala besar ini sayangnya berakhir ala kadarnya, sewaktu jimat Kurungsukmo
yang telah tersembunyi selama puluhan tahun dalam reruntuhan kapal di dasar
laut jauh lebih mudah ditemukan ketimbang remote televisi yang hilang.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
9 komentar :
Comment Page:bagusan yang pertama atau ke2?
meski saya tahu dua-duanya nggak bagus wkwkwk
bagusan yang pertama atau ke2?
meski saya tahu dua-duanya nggak bagus wkwkwk
Pas "Metu metu" penonton di sini pada ketawa termasuk saya pak hehehe.
Kadang bingung jg,, film “sampah” begini pasarnya masih ada jg
Beruntunglah ada mas rasyid yg ngasi petunjuk dlm menyelamtkan isi kantong hehe
@mukhlis Sama aja dah, bikin pusing
@Albert yeah, that was cringe as hell
@chan horor lagi kenceng, dan pemainnya idola remaja. Dan nggak sampah juga kok, so far mayoritas film-film yang beneran layak disebut sampah sih nggak laku 😁
Bang mau tanya, dilihat dari trailer nya film sabrina & kafir gimana bang menurut ente? Bakalan melampaui pengabdi setan kah
@jefry Sabrina standard Hitmaker kayaknya. Jump scare sampe tengah, third act gore. Looks fun. Kafir sih yang berharap banyak. Tapi ragu bisa samain Pengabdi Setan. Horor lokal mana lagi yang naskahnya sekuat itu.
bang maaf di luar konteks. apa tanggapan abang ttg film tarantino yg ke 9 ? Cast nya sangat luar biasa bang....
@Kevin yeah, it's exciting. Lebih menarik lagi nunggu pendekatan ceritanya, secara ini based on a real tragedy, dan Tarantino biasanya ogah ngerem, potensi ofensif, tapi bisa jadi masterpiece
Posting Komentar