FAST & FURIOUS 6 (2013)
Jarang ada franchise film yang bertahan sampai film keenam tapi kualitasnya tetap terjaga bahkan meningkat. The Fast and the Furious adalah satu dari sedikit franchise tersebut. Disaat film ketiganya (Tokyo Drift) tidak terlalu berhasil baik secara kualitas ataupun komersial, saya mengira bahwa nyawa serial ini sudah hampir berakhir. Apalagi film keempatnya, Fast & Furious kualitasnya makin menurun meski para pemain di film pertamanya kembali dan pendapatannya meningkat dua kali dibanding Tokyo Drift. Namun siapa sangka akan muncul Fast Five yang tidak hanya memperpanjang namun juga memberikan nafas baru bagi franchise ini. Dengan pendapatan $626 juta di seluruh dunia serta tanggapan positif dari para kritikus, film ini dengan berani membawa franchise ini kearah baru yang tidak hanya menampilkan aksi balapan mobil tapi lebih kearah heist movie. Tentu saja post-credit scene di Fast Five yang menunjukkan bahwa karakter Letty (Michelle Rodrihguez) masih hidup setelah diceritakan tewas di film keempatnya memberikan misteri baru pada ceritanya dan membuat Fast & Furious 6 (punya judul lain Fast 6 dan Furious 6) makin dinanti. Khusus bagi penonton Indonesia, kehadiran Joe Taslim yang melakukan debut Hollywood-nya juga menjadi bonus.
Pasca keberhasilan di Rio, Dominic (Vin Diesel) dan para timnya kini hidup mewah meski tetap harus bersembunyi akibat status mereka yang masih dicari pihak kepolisian. Kejutan datang bagi Dom saat Luke Hobbs (Dwayne Johnson) muncul di tempat tinggalnya untuk meminta bantuan Dom dan timnya meringkus kelompok teroris yang dipimpin oleh Owen Shaw (Luke Evans). Makin terkejutlah Dom saat ia tahu bahwa salah satu anak buah Shaw ternyata adalah Letty yang ia kira sudah tewas. Setelah menyetujui tawaran tersebut, Dom kembali mengumpulkan rekan-rekannya yang terpisah di seluruh penjuru dunia, tidak hanya untuk menangkap Shaw tapi juga untuk membawa pulang kembali Letty. Hampir semua orang baik itu penonton biasa hingga kritikus yang menganggap bahwa Fast & Furious 6 masih sebuah hiburan yang sangat menyenangkan namun masih kalah jika dibandingkan Fast Five. Saya sendiri tidak menyangkal bahwa adegan klimaks di film kelimanya yang menampilkan penucrian brankas raksasa dan menghancurkan kota Rio memang super gila, memacu adrenaline dan sulit untuk ditandingi. Namun bagi saya pribadi film keenamnya ini punya kualitas diatas film kelimanya.
Ditinjau dari adegan aksinya, Fast & Furious 6 menunjukkan kegilaan seorang Justin Lin. Apa yang ia lakukan guna membuat film keenam ini melebihi Fast Five? Jawabannya adalah dengan menambah porsi adegan aksinya, membuat lingkupnya lebih luas serta membuatnya lebih sinting lagi. Sedari awal kita sudah disuguhkan adegan kejar-kejaran yang seru dan melibatkan balapan mobil berkecepatan tinggi yang tentunya dibalut banyak ledakan dan tabrakan. Lalu makin lama adegan aksinya makin gila lagi. Berikutnya kita disuguhi pertarungan antara regu Dom yang memakai mobil-mobil berkecepatan tinggi melawan kelompok Shaw yang memakai tank. Ya, sebuah kejar-kejaran dan pertarungan antara mobil-mobil melawan sebuah tank di jalan raya sungguh ada di film ini dan tentu saja adegan tersebut dibalut dengan bombastis. Kemuian ada sebuah kilmaks yang kali ini menampilkan lawan yang lebih gila daripada tank, yaitu sebuah pesawat super besar (mungkin pesawat militer). Jelas berbagai adegan tersebut sanagt tidak masuk akal dan begitu absurd. Namun penggarapan Justin Lin yang bagus mampu membuat saya melupakan semua akal sehat dan tidak peduli dengan ketidak masuk akalan adegan aksi yang ada. Sayapun pada akhirnya tidak peduli dan hanya bisa pasrah menyaksikan semua ketegangan dan keseruan yang ditembakkan oleh film ini.
Kegilaan dan keseruan semua adegan aksi tersebut membuat saya menilai film ini lebih baik daripada Fast Five. Memang adegan brankas itu super gila, tapi Fast & Furious 6 punya banyak adegan yang kegilaan dan keseruannya hampir menyamai klimaks di film kelimanya. Satu hal lagi yang membuat saya lebih menyukai film keenam ini adalah karena kisahnya jauh lebih personal, bukan hanya menampilkan sebuah pencurian jutaan dollar ataupun pertarungan melawan teroris tapi lebih kepada menyelamatkan anggota keluarga yang berharga. Siapa yang tidak menahan nafas saat Toretto terbang menyelamatkan Letty yang terlemapr dari tank meskipun adegan tersebut terasa begitu tidak masuk akal? Klimaksnya sendiri karena beberapa hal yang tidak akan saya ungkapkan karena akan spoiler terasa lebih emosional. Film ini juga tidak lupa memberikan berbagai twist yang cukup mengejutkan dan makin menambah daya tarik ceritanya. Jika ada hal yang menjadi kekurangan besar dalam film ini adalah ceritanya yang punya banyak lubang menganga. Saya bisa melupakan adegan aksinya yang tidak mungkin, tapi untuk ceritanya memang harus diakui terlalu banyak keganjilan yang mengganggu. Sebagai contoh adalah mengenai fakta sesungguhnya yang terjadi pada Letty mengapa ia masih bertahan hidup. Singkatnya terlalu banyak lubang dan kebodohan pada alur cerita yang cukup mengganggu.
Beruntung lagi-lagi kebodohan ceritanya mampu ditambal dengan baik tidak hanya oleh kegilaan adegan aksinya tapi juga oleh selipan humor yang begitu menghibur. Karakter Roman yang dimainkan oleh Tyrese Gibson selalu punya celotehan-celotehan dan tingkah laku yang bisa membuat saya tertawa lepas. Bahkan disaat ia harus berbagi momen komedi dengan karakter lain misalkan Han (Sung Kang) ataupun Tej (Ludacris) mereka bisa ikut mengimbangi dengan humor segar yang mereka lontarkan. Fast & Furious 6 memang adalah film hiburan musim panas yang lengkap. Meskipun kualitas naskah tidak terlalu baik, namun semua hiburan yang ada baik dari adegan aksi bombastis sampai selipan humor segar berhasil dimaksimalkan dengan begitu baik oleh Justin Lin. Tentunya sebagai penonton dari Indonesia saya tidak akan lupa membahas penampilan Joe Taslim disini. Diluar dugaan sosoknya muncul sedari awal film hingga bagian akhir klimaksnya. Jika dibandingkan dengan anak buah Shaw yang lain, sosok Jah yang ia mainkan jelas paling menonjol. Bahkan jika dibandingkan dengan Owen Shaw sendiri yang terasa kurang menggigit, Jah terasa jauh lebih perkasa. Bertarung melawan Han dan Roman, hingga pada akhirnya mengendarai sebuah tank di jalan raya adalah highlight bagi Joe Taslim disini. Apakah ia akan muncul kembali di film ketujuh?
Saya jelas akan menunggu film ketujuhnya yang akan dirilis pada musim panas tahun depan. Meskipun sutradara Justin Lin tidak kembali dan ada kemungkinan Dwayne Johnson juga tidak karena bertabrakan dengan jadwal syuting Hercules, film ketujuhnya tetap akan menarik untuk ditunggu. James Wan (Insidious) akan menggantikan Lin, dan tentunya akan ada satu lagi aktor laga kelas satu yang muncul setelah di credit scene film ini ia sudah muncul sekilas. Siapa lagi kalau bukan Jason Statham! Rasa-rasanya The Fast and the Furious justru lebih pantas disebut sebagai all-star akto laga jika dibandingkan dengan The Expendables. Mungkin franchise ini akan bertahan setidaknya sampai angka delapan atau sembilan, dan saya akan tetap mengikutinya asalkan pengembangan ceritanya tidak dipaksakan dan tidak mengambil perlakuan seperti komik dimana tidak ada yang abadi termasuk kematian karakternya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar