MUD (2012)
Mud merupakan salah satu contoh dari sebuah film kecil yang mengalami kesuksesan besar. Para kritikus memujanya dimana kita bisa melihat bukti pernyataan tersebut dari rating film ini di Rotten Tomatoes yang mencapai 98%. Tanggapan positif tersebut juga pada akhirnya berujung pada kesuksesan komersil film ini. Bukan rahasia lagi bahwa sebuah film drama mini seperti Mud akan kesulitan untuk meraup pundi-pundi uang. Sebagai contoh ambil saja film Jeff Nichols sebelumnya, Take Shelter yang hanya bisa mendapatkan total $3 juta dari bujetnya yang hanya $5 juta. Namun Mud diluar dugaan berhasil mendapat $26 juta dari bujet $10 jutanya. Bahkan film ini sempat beberapa minggu berada dalam daftar 10 besar Box Office. Sehebat itukah Mud hingga bisa menarik perhatian banyak penonton? Yang jelas ini adalah filmnya Jeff Nichols yang mempersembahkan Take Shelter yang luar biasa itu. Jajaran pemainnya sendiri cukup meyakinkan dimana ada Matthew McConaughey, Reese Witherspoon, aktor langganan Nichols, Michael Shannon hingga aktor cilik Tye Sheridan yang sempat bermain dalam The Tree of Life sebagai salah satu putera Brad Pitt.
Film ini berkisah mengenai dua orang sahabat, Ellis (Tye Sheridan) dan Neckbone (Jacob Lofland) yang suatu hari memutuskan pergi ke sebuah pulau terpencil dekat Sungai Mississippi untuk melihat sebuah kapal yang tersangkut di sebuah pohon. Tapi yang tidak mereka duga adalah disana mereka akan bertemu dengan seorang pria misterius bernama Mud (Matthew McConaughey) yang tinggal di kapal tersebut. Ellis yang merasa tertarik dengan sosok Mud memilih untuk bersedia membantunya. Neckbone sendiri bersedia membantu Mud dengan syarat Mud memberikan pistol yang ia miliki pada Neckbone. Mud sendiri ternyata sedang bersembunyi dari kejarang para bounty hunter yang mengejarnya karena Mud telah menembak seorang pria. Mud sendiri menembak pria tersebut karena pria itu telah menyakiti Juniper (Reese Witherspoon), wanita yang telah ia cintai sejak kecil. Dengan bantuan Ellis dan Neckbone, Mud mencoba untuk memperbaiki kapal tersebut supaya bisa melarikan diri bersama Juniper. Disisi lain, Ellis sendiri perlahan belajar mengenai makna cinta setelah melihat apa yang terjadi antara Mud dan Juniper, melihat hubungan kedua orang tuanya, hingga pengalaman cinta yang ia alami sendiri.
Filmnya memang berjudul Mud, poster filmnya memajang sosok McConaughey dan karakter Mud memang menjadi tokoh utama, namun yang paling menjadi sentral sesungguhnya adalah sosok Ellis. Saya yang tidak mengetahui apapun mengenai cerita film ini cukup terkejut setelah tahu bahwa Mud sesungguhnya adalah sebuah kisah coming-of-age. Ellis disini digambarkan sebagai remaja awal berusia 14 tahun yang masih mempunyai cara pandang yang begitu polos tentang hidup dan tentunya cinta. Sosoknya terlihat masih begitu naif dalam memandang cinta dan mengartikan cinta sejati. Disisi lain pengalaman yang dialami oleh Ellis juga akan menggiring penonton pada pertanyaan yang sama mengenai pemaknaan terhadap cinta. Apa yang dialami Ellis memang menggambarkan benar mengenai bagaimana seseorang dalam usia remaja awal mencoba memahami arti cinta. Konflik dalam batin Ellis tidak terasa sedikitpun dibuat-buat dan memang merupakan hal yang banyak terjadi pada seseorang pada usia tersebut. kapal yang tersangkut itu juga seolah menggambarkan bagaimana sosok Ellis yang harus menghadapi banyak hal terlebih dahulu sebelum akhirnya siap mengarungi kehidupan yang lus sebagai orang dewasa.
Ceritanya berjalan dengan begitu hangat dan menyenangkan. Petualangan kedua bocah ini adalah sebuah kisah yang terasa begitu heartwarming tanpa perlu sedikitpun mencoba untuk berdramatisasi secara berlebihan. Alurnya yang berjalan selama 2 jam selalu punya belokan yang dengan setia membuat kisahnya terus berjalan dengan menarik. Memang tidak pernah ada twist mengejutkan, tapi belokan-belokan dalam alurnya tersebut sudah cukup membuat saya terpaku mengikuti film ini. Dari petualangan dua orang bocah filmnya bisa tiba-tiba berubah menjadi sajian drama/thriller saat Ellis dan Neckbone mulai terjun lebih dalam di permasalahan yang dimiliki Mud. Lalu filmnya juga bisa bergerak dalam kisah coming-of-age termasuk balutan romantis yang ada di dalamnya hingga akhirnya masuk pada sebuah kilmaks menegangkan yang secara mengejutkan memasukkan unsur action/thriller kedalamnya. Mud tidak pernah bergerak dengan sangat cepat tapi selalu terasa dinamis. Membuat dua jam lebih durasinya tidak pernah terasa stagnan dan selalu menarik.
Ada masanya Matthew McConaughey tidak lebih dari aktor berawajah tampan yang hobi membuka bajunya dalam film-film berkualitas tidak terlalu baik. Tapi semenjak The Lincoln Lawyer di tahun 2011, sosoknya berubah menjadi aktor tampan yang gemar membuka baju dalam film dan memiliki kualitas akting bagus juga banyak bermain dalam film-film bagus. Semenjak The Lincoln Lawyer, film-film dengan kualitas memuaskan macam Bernie, Magic Mike hingga Killer Joe telah ia bintangi dan semuanya menyajikan akting gemilang sang aktor. Hal tersebut berhasil ia ulangi lagi disini. Mud adalah sosok karakter yang sebenarnya cukup complicated karena memiliki begitu banyak rahasia yang ia pendam. Disisi lain, Tye Sheridan diluar dugaan mampu memperlihatkan akting baik yang membuatnya tidak tenggelam oleh McCounaghey. Dengan sempurna ia membuat saya merasakan kembali bagaimana masa-masa remaja awal yang penuh dengan kepolosan dan mimpi indah akan cinta sejati tersebut. Secara keseluruhan Mud adalah sebuah coming-of-age yang bergerak di jalan yang unik serta memiliki begitu banyak momen yang mampu membuat perasaan penonton ikut terbawa olehnya. Jikalau ada kekecewaan itu adalah tersia-sianya kehebatan Michael Shannon yang hanya mendapatkan porsi sangat minimalis disini.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar