REVIEW - RENTANG KISAH
Rentang Kisah diangkat dari novel non-fiksi berjudul sama mengenai
perjuangan YouTuber Gita Savitri Devi
kala berkuliah di Jerman. Dan tuturannya sendiri memang tampil seperti buku
harian nihil konsep, di mana kisah antara satu halaman dengan halaman lain
tidak saling berkaitan, alias tanpa fokus. Ditangani sutradara sekaligus
penulis naskah Danial Rifki (Haji
Backpacker, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, 99 Nama Cinta), filmnya tersusun
atas fragmen-fragmen konflik yang datang dan berlalu semaunya.
Alkisah, Gita (Beby Tsabina) yang
kebingungan menentukan arah masa depannya, memilih menerima anjuran sang ibu
(Cut Mini) untuk berkuliah di Jerman. Semua didasari nasihat ayahnya (Donny
Damara), agar Gita “pergi dan melihat dunia”. Tentu realitanya tidak mudah.
Gita menghadapi sekat bahasa, keraguan untuk tetap memakai jilbab, juga masalah
romansa tatkala kekasihnya (diperankan Junior Roberts? Entahlah. Penampilannya
kurang berkesan) berselingkuh dengan salah satu cara berselingkuh paling bodoh
yang pernah saya lihat.
Lupakan soal itu. Mari kembali ke
perjalanan Gita, yang sesekali diiringi musik-musik easy listening, khususnya saat nomor-nomor klasik macam Juwita Malam atau Manis dan Sayang diperdengarkan. Gita sempat amat terpukul.
Mengakhiri hidup pun sempat dipikirkannya. Beruntung, ia punya beberapa teman. Misalnya
Fina (Carmela van der Kruk), sesama mahasiswi asal Jakarta, yang saat diperkenalkan
pada kita, seolah bakal beperan besar, namun kemudian menghilang.
Begitu pula sekelompok mahasiswa
Indonesia yang mengajak Gita menjadi model video klip mereka. Apakah
remaja-remaja ini membentuk band? Nampaknya. Setidaknya itu yang terlihat saat
mereka tampil di sebuah bar, dengan Paul (Bio One), yang di kehidupan nyata
akhirnya jadi suami Gita, memegang posisi vokalis. Tapi setelahnya, tak
sekalipun kita menyaksikan lagi penampilan mereka di atas panggung, pun video
klip tersebut entah hasilnya seperti apa.
Begitulah Rentang Kisah. Sebuah buku harian tanpa arah, tanpa jembatan antara
masing-masing masalah. Mendadak Gita sudah resmi berkuliah, padahal beberapa
menit sebelumnya masih menjalani studienkolleg
(program persiapan sebelum menemuh studi di universitas). Mendadak dia
lulus, mendadak mulai membuat vlog,
lalu mendadak filmnya usai.
Penuturan berantakan turut terjadi
pada elemen drama keluarga. Gita dan orang tuanya hidup terpisah. Gita di
Jerman, ibu di Indonesia, ayah di Amerika. Naskahnya gagal melakukan
sinkronisasi terhadap ketiganya, guna menyampaikan pesan, bahwa meski terpisah,
mereka tetap satu keluarga yang utuh. Saya bahkan sempat mengira sang ayah
sudah meninggal.
Padahal film ini punya niat baik mengangkat
perihal religiusitas tanpa berceramah. Ada pesan toleransi di sini, contohnya saat
alih-alih memaksa Gita terus mengenakan jilbab, sang ibu menyerahkan keputusan
itu pada panggilan hati puterinya. Tapi membuat suguhan bernuansa religi yang
mengedepankan proses spiritual sungguhan memerlukan pendalaman lebih, yang mana
gagal Rentang Kisah lakukan. Para
tokoh, khususnya Gita dan Paul, melewati fase besar dalam hidup. Perubahan
terjadi, pilihan-pilihan penting diambil, namun perjalanan keduanya tak pernah
terasa bermakna, karena lagi-lagi, terkesan mendadak. Penonton tak diajak
menyelami lebih jauh ruang spiritial personal mereka, guna memahami pergolakan
batin beserta alasan-alasan di balik tiap keputusan.
Jajaran pemainnya tidak buruk. Beby Tsabina mampu memanggul beban membawa filmnya, Cut Mini seperti biasa tak kesulitan menghidupkan figur ibu penuh kasih yang “cair” kala berkomunikasi dengan anaknya, demikian pula Donny Damara dengan penampilan emosional yang bisa saja memancing air mata andai dibarengi penceritaan lebih baik dari naskah. Rentang Kisah bak kumpulan kisah-kisah yang saling merentang terlalu jauh, sampai terasa tak berkaitan.
Available on DISNEY+ HOTSTAR
2 komentar :
Comment Page:Saya setuju Mas, konflik yang ada itu kurang diperdalam. Yang paling fatal menurutku sih, yang konflik Paul pindah agama. Kayak selewat gitu, tiba-tiba dapat Hidayah, tiba-tiba bersyahadat. Kalau di bukunya diceritakan keraguan-keraguan dan perjuangan paul, . Setelah bersyahadat nggak ada ngefek apa-apa. Antara reaksi keluarganya, antara tantangan paul saat telah menjadi islam. Pada hal itu menarik untuk di perdalam. Setidaknya, perjuangan orang tua Si Gita, dapet sih ke saya. Apalagi di bagian si Ayah, walau terlalu dramatis, entah hati saya ikut tersentuh
Yaa kalo tersentuh soal ayah, itu ya karena Donny Damara bagus 😁
Posting Komentar