REVIEW - NIMONA

26 komentar

Nimona memperlihatkan sang protagonis, Ballister Boldheart (Riz Ahmed), nyaman menjalin romansa sebagai seorang gay, mantap menentukan jalan hidup menjadi kesatria, sedangkan publik yang awalnya menyerukan penolakan akibat dirinya adalah rakyat jelata mulai memberi dukungan. Hal-hal di atas kita temui di babak pertama, saat kebanyakan film bakal menjadikannya konklusi. Itulah mengapa ia spesial. 

Konflik utamanya baru nampak pasca twist tak terduga, yang mengubah hidup Ballister 180 derajat. Kini seisi kerajaan memusuhinya, termasuk sang kekasih, Ambrosius Goldenloin (Eugene Lee Yang). Ambrosius merupakan keturunan Gloreth (Karen Ryan), yang ribuan tahun lalu berjasa melindungi kerajaan dari serbuan monster. Di tengah pelariannya, Ballister bertemu Nimona (Chloë Grace Moretz), gadis yang mampu mengubah bentuknya menjadi apa pun. 

Tidak sulit menebak jati diri Nimona sesungguhnya, begitu pula dalang di balik tercorengnya nama Ballister. Tapi secara keseluruhan, naskah buatan Robert L. Baird dan Lloyd Taylor, yang mengadaptasi novel grafis berjudul sama karya ND Stevenson, sanggup merombak pakem penceritaan animasi arus utama, sambil menawarkan beberapa kejutan seiring perjalanannya. 

Bangunan latar Nimona (yang dihidupkan memakai perpaduan segar animasi 2D dan 3D), pun unik. Sebuah dunia medieval, dengan sistem kerajaan beserta kesatria berbaju zirah selaku pelindung, namun beraroma futuristik sarat teknologi canggih. 

Menyebutnya "revisionis" tidaklah keliru. Peleburan dua gaya berlawanan itu, ditambah berbagai modifikasi formula dalam penceritaan seperti telah disinggung sebelumnya, mewakili semangat Nimona untuk mendobrak norma tradisional, termasuk di alurnya. Pesan utamanya: Bagaimana jika nilai-nilai yang ditanamkan para pendahulu justru menutup kemungkinan-kemungkinan tanpa batas yang menghalangi kemajuan alih-alih melindungi? 

Ballister adalah rakyat jelata yang mampu menjadi kesatria. Nimona menyimpan kebaikan meski kekuatannya kerap menghadirkan cap "monster jahat". Semua soal membuka kemungkinan akan beragam perspektif baru. Sebuah pesan penting dengan relevansi tinggi, walau cara penuturannya kerap terlampau cerewet (selama 99 menit durasi, entah berapa kali kita dijejali petuah agar tidak menghakimi dan melempar "small-minded question"). 

Nimona sendiri adalah karakter utama yang amat menarik. "I'm not a girl", ucapnya merespon pernyataan Ballister yang lebih nyaman melihat Nimona dalam wujud gadis cilik. Karakternya mewakili fluiditas, entah terkait identitas gender, orientasi seksual, kasta sosial, dan lain-lain. Isian suara Chloë Grace Moretz makin menguatkan karakter Nimona yang penuh warna, dan seperti filmnya, enggan diikat oleh norma. 

Berkat pengarahan Nick Bruno dan Troy Quane (Spies in Disguise) di kursi sutradara, Nimona turut menawarkan keseimbangan. Dia tampil seru, penuh tenaga untuk dapat menghibur penonton semua umur, pula kuat memainkan rasa guna menyentuh hati orang dewasa. Klimaksnya merangkum keunggulan tersebut, ketika sekuen masif berupa serangan monster raksasa mereka tutup dengan indah. 

(Netflix) 

26 komentar :

Comment Page:
Anonim mengatakan...

what, netflix,,,again,,,please banget deh

Anonim mengatakan...

Film animasi/kartun yg pd umumnya ditujukan untuk anak2pun disisipi agenda lgbtq . Lgbtq lah sejak dini

Anonim mengatakan...

ingat lagu pelangi....

Anonim mengatakan...

wow review film homo...

Anonim mengatakan...

film yg ada lgbt nya skip aja lah... bikin rusak otak aja...

Anonim mengatakan...

Romansa gay, menormalkan hubungan sesama jenis mulai dari usia dini, sick

Anonim mengatakan...

review film lgbtq+ itu emang keren sehingga kita tahu bahwa itu film junk food

Anonim mengatakan...

skip

Anonim mengatakan...

mantap review homo film nya

Anonim mengatakan...

pendidikan gay sejak dini,,,,wkwkwkwkwk

vian mengatakan...

komen2 double standard bertaburan wkwkwkwk. Tapi g heran, ini memang negeri double standard sih

Anonim mengatakan...

Maksudnya ? Kamu homo gitu

Redo anggara mengatakan...

Aku juga sangat menyukai film animasi ini, ini salah satu animasi terbaik tahun ini

Anonim mengatakan...

asyik, komentator di kolom komentar para hombreng penyuka animasi

Anonim mengatakan...

film bokep animasi terkeren yang pernah ada

Anonim mengatakan...

Nimona, film gay terbaik animasi 2023

Anonim mengatakan...

perhomoan makin berkibar

Anonim mengatakan...

mengajak nonton ini film ya

Syaeful Basri mengatakan...

Ditunggu review Expend4bles sama Pocong Botak bang 😁

Anonim mengatakan...

ayo review film LGBTQ+ HOMO lainnya, seru dan menarik

Anonim mengatakan...

Salah satu film animasi terbaik Netflix cuma sayang minus adegan eLBiGiTi

Anonim mengatakan...

Ngeri banget.. apalagi reviewer terang2 mendukung gerakan ini

Anonim mengatakan...

homo ni ye

Anonim mengatakan...

skip homo homoan

Anonim mengatakan...

double standard

Hadi Alkatiri mengatakan...

Baru kali ini ada film generik yg disisipi LGBT.. tapi Bagus, hehe