REVIEW - TRIGGER WARNING

1 komentar

Merupakan kewajaran saat sineas dari luar Amerika mesti menyesuaikan gaya tatkala melakoni debut di Hollywood. Tidak jarang penyesuaian tersebut mengurangi, atau bahkan menghilangkan ciri mereka. Semua dilakukan atas nama "batu loncatan" dan "membuka jalan". Tapi di sisi lain, wajar pula menyayangkan sewaktu sutradara dengan karya-karya unik seperti Mouly Surya membuat b-movie generik seperti Trigger Warning. 

Berlawanan dengan Mouly, Jessica Alba menjadikan film yang turut memasang namanya sebagai produser eksekutif ini selaku penanda kembalinya ia ke dunia akting sejak Killers Anonymous empat tahun lalu. Alba yang nampak tangguh memang cocok memerankan anggota pasukan khusus yang telah berulang kali meringkus teroris. Tapi Trigger Warning lebih seperti proyek di penghujung karir ketimbang pemantik untuk membangkitkannya. 

Setelah kembali sukses meringkus teroris, Parker (Jessica Alba) mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal akibat tertimbun tambang yang runtuh. Parker yang berduka pun kembali ke kota kecil tempat kelahirannya, hanya untuk mendapati bahwa ada kemungkinan kematian ayahnya merupakan pembunuhan. 

Hampir seluruh departemen di film ini tidak bekerja maksimal, namun pangkal permasalahannya terletak pada naskah buatan Josh Olson, John Brancato, dan Michael Ferris. One-liner medioker serta celetukan-celetukan tak lucu menandai kegagalan tiga penulisnya menghasilkan naskah yang menggelitik secara cerdas. Perihal tersebut menunjukkan niat baik untuk membawa filmnya naik kelas dibanding suguhan aksi straight-to-video kebanyakan, namun niat baik bakal percuma tanpa kemampuan memadai. 

Kondisi serupa juga bisa ditemukan dalam cara naskahnya menanam subteks soal perlawanan terhadap paham konservatif para white supremacist, dengan membenturkan Parker dengan Ezekiel Swann (Anthony Michael Hall), seorang senator yang secara (agak) tersirat kerap menyampaikan ketidaksukaan pada ras selain kulit putih. Sayangnya poin itu hanya dijadikan tempelan oleh naskahnya tanpa meninggalkan dampak berarti. 

Usaha tampil beda lainnya terletak pada bagaimana penceritaan Trigger Warning disusun bak misteri thriller ketimbang aksi biasa. Tapi sekali lagi, misteri mengenai kematian ayah Parker terlalu klise guna memancing rasa penasaran, sedangkan adegan-adegan khas film thriller seperti saat Parker menyusup ke rumah Senator Ezekiel dikemas dengan pengadeganan minim intensitas oleh Mouly. 

Tidak ada yang bakal dipicu oleh Trigger Warning kecuali rasa kantuk. Membosankan. Bahkan momen saat Parker akhirnya mengungkap rahasia di balik kematian sang ayah pun dikemas dengan cara yang luar biasa membosankan sekaligus miskin kreativitas. Beberapa ide menarik yang berpotensi melahirkan aksi brutal gagal dimaksimalkan akibat lemahnya tata kamera, penyuntingan, serta penyutradaraan. Kekhasan Mouly lenyap tak berbekas. 

Pangkalan militer yang begitu mudah diterobos hingga memperbolehkan perempuan asing masuk hanya karena ia mengaku terluka parah, hingga anggota pasukan khusus yang tanpa pikir panjang meluncurkan roket di dalam tambang sempit, membuktikan bahwa Trigger Warning bukan cuma membosankan, tapi juga bodoh.

(Netflix)

1 komentar :

Comment Page:
dududu mengatakan...

waduhh..