REVIEW - PROJECT SILENCE
Project Silence bakal selalu diingat sebagai salah satu film final Lee Sun-kyun (Land of Happiness yang rilis di Korea Selatan pada 14 Agustus jadi kemunculan terakhirnya di layar lebar) sebelum ia meninggal akhir tahun lalu. Sebuah kehilangan besar bagi sinema dunia, tapi setidaknya, karya penyutradaraan Kim Tae-gon ini adalah blockbuster seru yang secara cerdik mencampur elemen film bencana dengan natural horror.
Lee Sun-kyun memerankan Cha Jung-won, ajudan dari Jung Hyun-baek (Kim Tae-woo), seorang capres yang paling dijagokan memenangkan pemilu. Bagaimana nantinya sang aktor menampilkan transformasi kepribadian karakternya bakal membuat penonton makin merindukan sosoknya.
Jung-won cuma mementingkan kemenangan Hyun-baek hingga menelantarkan banyak hal, dari sisi kemanusiaan miliknya, juga sang puteri, Cha Kyung-min (Kim Su-an), yang hendak berangkat bersekolah ke luar negeri. Sewaktu Jung-won mengantar puterinya, terjadilah kecelakaan berantai di jembatan yang menghubungkan bandara dan pusat kota Seoul. Semua diawali oleh tindak tak bertanggung jawab seorang streamer yang menyiarkan aksinya memacu mobil di jalan raya. Tidak sulit menebak bagaimana opini trio penulis naskahnya, Kim Tae-gon, Kim Yong-hwa, dan Park Joo-suk, terhadap kultur media sosial modern.
Doktor Yang (Kim Hee-won) termasuk salah satu yang terjebak kecelakaan. Bersama beberapa anggota militer, ia sedang mengantar kontainer berisi puluhan anjing yang dijadikan subjek eksperimen bernama "Project Silence" guna menciptakan senjata mematikan. Bisa ditebak, suatu kesalahan membuat anjing-anjing tersebut kabur dan mengancam nyawa semua orang yang berada di jembatan.
Situasinya makin buruk di saat: 1) Jembatan nyaris runtuh, 2) Muncul kabut tebal yang membatasi jarak pandang. Sebuah latar sempurna bagi sebuah tontonan menegangkan. Bayangkan kombinasi antara The Mist (2007), Cujo (1983), dan barisan film-film bencana buatan Roland Emmerich.
Ditunjang CGI kelas satu yang membuat berbagai ledakan serta serbuan para anjing terlihat cukup meyakinkan, Kim Tae-gon memamerkan kemampuannya menggerakkan blockbuster secara cepat, dinamis, sembari dengan apik menjaga intensitas. Apalagi naskahnya mampu menyediakan amunisi memadai supaya 96 menit durasinya tampil padat.
Beberapa poin di ceritanya mungkin terkesan konyol (termasuk soal alasan mengapa para anjing menyerang), pun selain Cha Jung-won dan puterinya, karakter lain seperti Yoo-ra (Park Ju-hyun) si atlet golf ternama beserta sang manajer, Mi-ran (Park Hee-von), maupun Joe Park (Ju Ji-hoon) si sopir truk derek yang berfungsi sebagai comic relief, tak mendapat eksplorasi mumpuni.
Tapi Project Silence adalah film Korea, yang tidak peduli sedangkal apa pun penokohannya, senantiasa piawai mengaduk-aduk emosi penonton. Di sini, momen emosional tersebut hadir kala salah satu karakternya berkorban bagi orang lain. Itu pula pesan utama yang film ini coba sampaikan.
Seiring waktu kita menyaksikan bagaimana pihak pemerintah tidak ragu untuk berbohong, menyuap, sampai mengorbankan masyarakat demi menjaga reputasi dan kekuasaan. Sebaliknya, rakyat jelata bersedia mempertaruhkan nyawa demi orang-orang tercinta. Bahkan anjing buas pun rela mati demi anak mereka. Mungkin para pemegang kuasa itu memang lebih rendah dari anjing.
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar