REVIEW - 12.12: THE DAY
12.12: The Day melengkapi trilogi tidak resmi mengenai gejolak politik Korea Selatan pada tahun 1979. Selepas The Man Standing Next (2020) yang menyoroti detik-detik penembakan Presiden Park Chung-hee, kemudian Land of Happiness (2024) yang memotret proses persidangan bagi kasus tersebut, film garapan Kim Sung-su (Asura: The City of Madness, Musa, City of the Rising Sun) ini memang terasa seperti klimaks. Puncak dari kekacauan suatu negeri yang membawa penonton tepat ke pusat peperangan.
Pasca pembunuhan terhadap presiden dan diberlakukannya darurat militer, Mayor Jenderal Chun Doo-gwang (Hwang Jung-min) bersama para pengikutnya yang tergabung dalam organisasi militer tidak resmi bernama Hanahoe, berniat melakukan kudeta. Langkah awalnya adalah memfitnah lalu menculik Jenderal Jeong Sang-ho (Lee Sung-min) selaku pimpinan angkatan darat Korea Selatan pada 12 Desember 1979.
Berlawanan dengan Yoo Jae-myung di Land of Happiness yang minim kata-kata, interpretasi Hwang Jung-min terhadap Chun Doo-hwan cenderung banyak bicara. Bukan monster dingin yang diam-diam menyengat dari balik kegelapan, melainkan laki-laki tanpa hati yang rela melakukan apa saja agar tak menerima penghinaan. Alhasil, merebut tampuk kekuasaan pun jadi pilihan.
Di kutub berlawanan ada Mayor Jenderal Lee Tae-shin (Jung Woo-sung), yang terinspirasi dari Jang Tae-wan, komandan garnisun di Seoul yang menolak tunduk pada kudeta Hanahoe. Walau situasi menyudutkannya tatkala divisi lain berhasil dipukul mundur, atau memang enggan mengulurkan bantuan akibat tindak pengecut para petinggi, Tae-shin tetap berdiri tegak. Jung Woo-sung membawakan sisi heroik karakternya dengan baik.
Keberhasilan 12.12: The Day menjadi film Korea Selatan dengan jumlah penonton terbanyak keenam sepanjang sejarah (lebih dari 13 juta) salah satunya dipicu oleh tren media sosial, di mana penonton mengunggah angka denyut jantung mereka. Wajar saja. Filmnya memang efektif mengobrak-abrik perasaan.
Penonton dengan pemahaman mengenai peristiwa sejarah yang terjadi tentu tahu hasil akhir dari konflik ini, lalu menyadari bahwa mereka sedang menyaksikan proses menuju kehancuran. Tapi serupa sang protagonis, naskahnya enggan menyerah begitu saja. Berbekal sorotan terhadap taktik Lee Tae-shin dan segelintir prajurit yang berada di pihaknya, penonton dibuat tanpa sadar melupakan pemahaman mereka akan fakta sejarah, kemudian berharap bahwa mungkin saja ada hasil berbeda.
Di kursi sutradara, Kim Sung-su mampu membangun intensitas lewat beragam situasi, dari konflik bersifat fisik seperti baku tembak di lapangan, hingga adu taktik dan mental yang bertempat di balik layar. 12.12: The Day adalah perjalanan menggedor jantung selama 140 menit yang bakal menyadarkan kita tentang seberapa mengerikannya ketika kekuatan dan kekuasaan digenggam oleh sosok yang menutup mata pada kemanusiaan.
(Catchplay, Vidio)
Tidak ada komentar :
Comment Page:Posting Komentar